Saya mencoba mengambil satu sikap bukan berarti saya sok tahu tetapi satu sikap untuk menerjemahkan mimpi dan harapan anak-anak desa dengan melihat aktifitas mereka sore itu.Â
Saya melihat mereka umur-umur sekolah kecuali Raini yang masih umur 4 tahun dan masih satu tahun lagi untuk masuk TK. Saya mencoba memikirkan kira-kira apa yang harus saya lakukan untuk memperlengkapi anak-anak Desa ini menjadi anak-anak yang mampu bersaing diluar sana kelak mereka dewasa, memang terlalu jauh untuk dipikirkan tetapi jika tidak dari sekarang maka rasanya akan sulit diwaktu yang akan datang untuk memperlengkapi mereka.Â
Saya akhirnya terinspirasi dengan apa yang ditunjukan oleh anak kecil yang umur 4 tahun tadi, ia cukup serius memperhatikan gambar di buku itu lalu mengatakan itu adalah saya, lalu mengambil selembar koran yang sobek dimana koran itu ada gambar seorang anak perempuan kira-kira umuran anak SD kelas 3-4 sedang membaca buku berhadapan dengan lemari rak buku.Â
Disitu saya melihat lewat anak ini tanpa sengaja Tuhan membukakan satu Visi bagi saya untuk menjadi penghubung mereka dengan ilmu pengetahuan, seolah-olah gambar dalam buku pertama yang si anak kecil itu tunjukan ke saya menandakan saya harus menolong anak ini untuk menjadi seperti anak yang ada dalam gambar di koran itu yang ia anggap sebagai dirinya sedang membaca buku.
Maka dari itu makin menguatkan tekad dan semangat saya, yang sedang saya juga impikan untuk terus bergerak bergandengan tangan bersama teman-teman yang sevisi dengan saya untuk memfasilitasi anak-anak desa menghadirkan Taman Baca Anak Desa dimana ditaman-taman baca yang ada di desa nanti akan membantu anak-anak desa mewujudkan segala harapan dan impian mereka melihat dunia lebih dekat lewat membaca buku ilmu pengetahuan.Â
Ditaman-taman baca ini mereka bukan hanya sekedar datang untuk baca tetapi bisa selajar sambil bermain, bisa bekerja sambil belajar tentang ketrampilan-ketrampilan yang akan dibantu oleh pendamping untuk mendampingi mereka.Â
Mereka juga akan mendapatkan pelajaran-pelajaran penguatan karakter agar mereka bukan hanya menjadi anak-anak yang pintar secara intelektual tetapi karakter serta pembawaan diri mereka juga harus baik.Â
Ini adalah sebuah mimpi besar yang sedang kita gagas bersama lewat Gerakan Literasi Haharu diamana target saya minimal 50% desa di kecamatan Haharu tahun 2020 sudah memiliki taman baca anak.
Kehadiran taman baca anak Desa, saya sangat berharap dapat membantu anak-anak di Desa untuk mengembangkan dirinya sendiri lewat kegiatan-kegiatan ditaman baca serta untuk mendukung para guru juga agar tidak kerja keras mengajari anak-anak di Desa karena lewat taman baca anak ini mereka akan diperkuat terkait Literasi dan Numerasi serta penguatan Pendidikan karakter sehingga sangat mendukung dari program Bapak Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Merdeka Belajar dimana ditekankan tentang, Literasi ( kemampuan bernalar tentang dan menggunakan Bahasa ), Numerasi ( kemampuan bernalar menggunakan matematika ), Karakter ( Misalnya pembelajaran, gotong royong, kebhinekaan, dan perundungan ) sekiranya ini kita bisa lakukan secara sederhana di taman baca anak sambil mereka bermain.
Gerakan Literasi Haharu adalah Gerakan Sosial . Gerakan ini lahir atas mimpi besar serta rasa cinta akan kampung halaman untuk mempersiapkan dan memperkuat Sumber Daya Manusia sejak dini lewat kelompok-kelompok taman baca anak dan masyarakat di desa sekecamatan Haharu.Â
Di taman baca inilah sedikit tidaknya kita dapat berkontribusi nyata untuk meningkatkan kapasitas anak-anak di desa lewat Literasi. Karena saya meyakini bahwa untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan unggul tidak hanya lewat Pendidikan Formal tetapi juga perlu Pendidikan non formal salah satunya lewat gerakan literasi yang sedang kita mulai kerjakan ditahun ini.Â