Banyak orang Indonesia mengimpikan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, misalnya Taiwan atau China. Selain beberapa faktor seperti ilmu, reputasi, keamanan, bahasa Mandarin di kehidupan nyata, tak jarang orang yang ingin tahu, "Apa sih rasanya sekolah di Taiwan/China?"
Orang Indonesia yang berencana melanjutkan sekolah ke negara manapun tentu mengimpikan akan terjadi pertukaran budaya dengan penduduk lokal. Tapi cukup disayangkan tidak semua yang memimpikan itu berani mewujudkannya. Teman-teman kita yang sehari-hari hanya berbaur dengan teman Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang berbaur dengan orang lokal saat mereka sekolah di sana. Jika dua atau lebih orang Indonesia tiap hari bersama-sama, tak mungkin mereka bisa bicara bahasa Mandarin di Taiwan/China -ini tujuan awal kita semua yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri selain faktor-faktor lain.
Makin sering kita berbaur dengan warga lokal, makin besar peluang budaya dan bahasa mereka kita serap. Jika kita berencana tidak terlalu lama untuk sekolah ke Taiwan/China, berikut ada beberapa cara yang bisa membuat pengalaman kita sekolah di Taiwan/China menjadi tak terlupakan.
1. Miliki minimal 1 teman baik orang lokal di sana.
Mempunyai teman lokal tentu berbeda saat di Taiwan/China. Dari pengalaman saya, banyak informasi penting yang saya peroleh dari orang lokal. Mereka yang dekat dengan kita juga akan menjadi orang pertama yang bisa membantu kita jika kita membutuhkan mereka dalam hal-hal spesifik, seperti menjadi penjamin kita di sana.
2. Pernah mengunjungi keluarga teman lokal.
Dari keluarga teman lokallah, saya diperkenalkan ke keluarganya yang lain. Jaringan menyebar. Kita makan bersama, dan tahu budaya makan Chinese food yang otentik dengan orang Taiwan/China. Dan jangan lupa untuk membawa oleh-oleh saat berkunjung ke rumah teman. Tapi, di beberapa negara budayanya berbeda. Jadi Anda harus tahu tata cara berkunjung ke rumah orang dan tahu cara pamitnya juga!
3. Belajar memasak setidaknya 1 masakan lokal.
Walau di Indonesia, saya jarang memasak, setidaknya saya bisa mencoba bertanya ke teman lokal cara memasak makanan favoritnya dan mencoba memasaknya. Dengan menunjukkan perhatian seperti itu, teman kita juga senang. Mereka siap menjadi teman baik Anda.
4. Kunjungi festival-festival besar di sana.
Tiap negara mempunyai festival-festival budaya sendiri. Contohnya di Taiwan, tiap tahun sekitar bulan Juni selalu diadakan festival lomba Perahu Naga (Dragon Boat). Saya pernah diajak beberapa teman lokal di Taiwan untuk menghadiri dan pernah mengikuti lomba tersebut langsung. Menjadi orang asing yang berpartisipasi di dalam perahu di festival tersebut membuat cerita tersendiri hingga tua.
5. Nonton di bioskop dan karaoke dengan orang lokal.
Jika berada di negara-negara berbahasa Mandarin, bioskop mereka sudah tentu memasang teks dalam Mandarin juga. Dan di Taiwan/China, sistem cara mencari lagu di karaoke pun berbeda. Tidak ada teks Latin dalam layar karaoke mereka. Dan belajarlah menyanyikan lagu-lagu baru yang sedang populer di negeri tersebut.
6. Pernah tamasya dengan teman lokal.
Tempat wisata yang penuh dengan turis-turis asing? Itu kuno. Dengan orang lokal, kita bisa tamasya ke tempat-tempat yang pengunjungnya mayoritas orang lokal -jarang ada wisatawan asingnya. Saya sering ke permandian air panas 溫泉 wenquan (onsen), wisata padang rumput dan sapi perahnya, kebun buah/bunga, pembuatan nastar, anggur, atau bihun lokal, bahkan bermain salju di puncak gunung saat musim dingin. Saat kita pergi wisata dengan teman lokal, otomatis kita makan dan -mungkin- tinggal dengan warga lokal lainnya. Pengalaman yang menarik, bukan?
7. Belajar beberapa peribahasa lokal.
Apa yang Anda pikirkan jika melihat bule di Indonesia berkata, "Sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau terlampau". Wow, luar biasa si bule. Bisa mengucapkan peribahasa Indonesia. Saat Barack Obama pidato di Universitas Indonesia, dia mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia saja langsung menjadi headline koran nasional. Ini normal. Jadi, saat di Taiwan/China, jika kita sudah lancar berbicara Mandarin, sisipkan peribahasa di sana. Saya pribadi juga suka menyelipkan sedikit bahasa daerah orang sana. Anda akan diingat.
8. Coba makanan lokal.
Tak jarang orang Indonesia yang berada di Taiwan/China takut untuk mencoba makanan lokal, apalagi yang ekstrim. Orang Taiwan pasti memesan kuah saat makan. Mereka tidak minum teh atau air. Jadi saat keluar makan dengan mereka, minumlah kuah -walaupun di Indonesia adalah hal yang tidak lazim. Contoh gampangnya begini, tidak semua orang asing berani makan durian. Jika teman orang asing kita suka makan durian dengan kita, tentu dia bisa masuk ke pergaulan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H