Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Masa Kuliah, Ingat Buku-buku Perpustakaan

19 Mei 2022   22:07 Diperbarui: 19 Mei 2022   22:13 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perpustakaan STFTK Ledalero Maumere Flores

Perpustakaan, masa kualiah sering disebut rumah buku. Disebut rumah buku karena orang membangun sebuah gedung khusus untuk mengoleksi semua buku dan majalah, baik buku-buku dan majalah-majalah lokal, nasional maupun internasional. Saya secara pribadi, hingga sekarang masih merasa bangga atas masa-masa kuliah dulu.

Di kampus ada perpustakaan yang sangat bagus dan lengkap. Perpustakaan Sekolah Tinggi Filsafat -- Teologi St. Paulus Ledalero Maumere. Dikatakan bagus dan lengkap karena buku-buku atau majalah-majalah yang kita cari, ada dan tersedia. 

Apalagi buku-buku itu banyak yang ditulis dalam bahasa-bahasa asing. Sangat pembantu saya ketika mau menyusun dan menulis skripsi dan tulisan-tulisan artikel di kolom-kolom majalah kampus.

Sementara ketika berada di rumah, tempat tinggal, ada juga perpustakaan yang tidak kalah pentingnya dengan perpustakaan kampus. Perpustakaan itu ialah Perpustakaan Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret Maumere. 

Artinya, informasi-informasi yang dicari di kampus, hampir pasti ada juga di rumah tinggal, Ritapiret. Ini yang sangat membanggakan saya hingga saat ini.

Perpustakaan STFT-Ledalero dan Ritapiret-Maumere Flores

Di kedua perpustakaan ini setiap orang yang mau meminjam buku, harus menjadi anggota perpustakaan. Menjadi anggota kita tinggal mendaftarkan diri dan mendapat kartu perpustaan.

Masa saya, mendapat kartu cukup membayar 1500 rupiah. Sangat murah. Selama pendidikan kartu ini selalu dibawa ketika mau meminjam buku. Meminjam buku tidak banyak. Sekali pinjam hanya diberi isin 3-4 buku dengan jangka waktu 2-3 minggu.

Meminjam buku dengan keperluaan khusus menyusun dan menulis skripsi, jangka waktu sebulan dan hanya sampai 5 buku. Jika buku-buku yang dibutuhkan masih dipakai, kita akan kembali ke perpustakaan dan memperpanjang waktu pinjam buku. Buku-buku itu harus dibawa. Ini salah satu aturan di kedua perpusataan ini.

Jika kita membutuhkan buku lebih dari target jumlah yang dipinjam, kita hanya diberi buku oleh pegawai perpustakaan untuk membaca dan meringkas buku tersebut di meja baca perpustakaan, lalu dipulangkan kembali.

Menariknya bahwa selama proses pendidikan lebih kurang empat tahun, ada banyak jumlah buku yang saya pinjam. Yang pasti, yang saya ingat bahwa saking banyak buku yang dipinjamkan di kedua perpustakaan, kartu perpustakaan saya sampai empat kali diperbaharui karena halaman-halaman kartu peminjaman sudah full.

Di Kedua Perpustakaan ini, Buku Filsafat dan Teologi Mendominasi

Dinding-dinding rumah buku, tertata rapih, dengan kode-kode dan penomoran yang rapih juga. Ada katolog perpustakaan berdasarkan disiplin ilmu. Ketika kita memasuki ruang perpustakaan, kita disuguhkan katalog perpustakaan.

Dari katalog kita memilih judul buku dengan kodenya kemudian menulisnya di kartu perpustakaan. Kartu peprustakaan kita serahkan kepada pegawai perpustakaan untuk mencari dan mengambilnya.

Kita tunggu di lobi perpustakaan sambil membaca majalah-majalah. Tidak lama kemudian, kita mendapat informasi bukunya sudah ada atau sudah dipinjamkan oleh orang lain.

Jika bukunya ada, kita dipastikan oleh pegawai soal kepastian untuk meminjam. Kalau pasti, pegawai perpustakaan akan menulis tanggal meminjam dan memberikan paraf, sambil mengingatkan kita, buku ini akan dikembalikan pada tanggal sekian. Begitulah proses peminjam buku di kedua perpustakaan yang lumayan terkenal di Flores ini.

Rata-rata di kedua perpustakaan yang besar dan lengkap ini, buku-buku filsafat dan teologi. Karena disiplin pendidikan di sekolah itu ialah ilmu filsafat dan teologi. Buku-buku disiplin ilmu lain juga ada, hanya jumlahnya eksemplarnya tidak terlalu banyak.

Ilustrasi Perpustakaan St. Petrus Ritapiret Maumere Flores
Ilustrasi Perpustakaan St. Petrus Ritapiret Maumere Flores

Buku-Buku Lokal Terbaik di Perpustakaan ini

 Perpustakaan STFT Ledalero, tidak hanya mengoleksi buku-buku dari luar dan berbahasa asing. Namun, juga buku-buku hasil goresan para filsuf dan teolog dari STFT Ledalero sendiri.

Bahkan ada beberapa dosen yang benar-benar menguasai beberapa disiplin ilmu, sehingga memiliki kemampuan untuk menulis kedua disiplin ilmu utama, filsafat dan teologi sekaligus ilmu-ilmu sosial lainnya.

Lebih menarik lagi, ada dosen tua yang menulis hasil penelitian dan membukukannya, sehingga hasil penelitiannya dapat dicari oleh banyak kalangan dari luar negeri.

Salah satu rak koleksi buku tingkat ke4 Keluarga (pribadi), 12 Mei 2022 (foto:dokpri)
Salah satu rak koleksi buku tingkat ke4 Keluarga (pribadi), 12 Mei 2022 (foto:dokpri)

Perpustakaan Keluarga

Pengalaman menikmati proses pendidikan di kedua lembaga pendidikan ini, menggugat saya untuk selalu berjuang memiliki buku sendiri. Karena itu, prinsip pribadi yang selalu tertanam di hati saya bahwa setiap kali ada kesempatan keluar daerah, melihat tokoh buku, berjuang untuk mengunjungi dan membeli buku yang saya minat. 

Hingga sekarang, buku-buku yang terkumpulkan sudah memiliki tiga rak buku dengan tiga-empat tingkat. Saking kebanyakkan buku yang saya koleksi, isteri pun sering omel karena tidak ada tempat lagi di rumah ini untuk menyimpan buku-buku. 

Bagi saya, mengoleksi buku-buku, sama dengan mengeleksi ilmu. Kapan mau dipakai tinggal ingat judulnya dan dimabil dan dibaca. Membaca adalah hobi. Hobi inilah yang mendorong saya untuk diwariskan kepada anak saya. 

Bersyukur, bahwa anak saya pun memiliki hobi yang sama dan sekarang sudah mulai pintar koleksi buku-buku ketika hampir sebulan sekali diajak mengunjungi tokoh buku Gramedia.

Ayo... Kunjungi ke Maumere Flores

Maumere Flores, ibu kota Kabupaten Sikka, NTT. Kota yang melahirkan lagu dan musik "Gemu Famire", yang telah menjadi viral hingga saat ini. Dari Maumere ke dua sekolah dan perpustakaan ini, ditempu lebih kurang 30-40 menit. 

Kedua sekolah ini terbuka, dan bisa menerima tamu untuk datang berkunjung dan melihat panorama di kompleks ini. Bisa melihat perpustakaan dan mungkin tidak diijinkan untuk meminjam buku-bukunya. Melihat saja boleh! Ha...... Salam sehat!

Pangkalpinang, 19 Mei 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun