Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teguran kepada Patriark Rusia, Itulah Suara Profetis Paus Fransiskus

7 Mei 2022   15:39 Diperbarui: 7 Mei 2022   15:45 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: AP PHOTO/GREGORIO BORGIA

Hidup ini, pro dan kontra, adalah hal yang biasa. Menjadi sesuatu hal yang biasa jika hidup yang dialami dan dijalani dalam dunia ini bersama yang lain, mengutamakan keseimbangan, keselarasan. Dalam mengutamakan keseimbangan dan keselarasan, hidup menjadi bermakna jika yang tidak seimbang dan tidak selaras, diperjuangkan dengan berbagai cara yang baik dan bijak.

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik melihat bahwa perang dengan segala dampak yang buruk bagi manusia dan lingkungan hidupnya, mencari jalan keluar terbaik untuk membuka dialog dengan siapa saja, termasuk Patrick Rusia, supaya perang dihindari. 

Cara Paus Fransiskus membuka dialog: mendengarkan apa yang disampaikan Patrick dengan berargumen mendukung perang Rusia ke Ukraina, dinilai tidak mencerminkan panggilan hidup Kristiani yang pro-life. Teguran keras Paus Fransiskus, adalah jeritan hati nuraninya yang cinta akan nilai-nilai kemanusiaan. Bukan malahan mendukung perang yang membawa dampak pada buruknya lingkungan dan situasi kemanusiaan yang kelabu.

Jeritan hati nurani kemanusiaan Paus Fransiskus, ternyata masih banyak juga yang melihatnya sebagai hal yang jelek. Bahkan membuat komentar yang kurang etis, dengan berbagai celaan bahwa Paus Fransiskus tidak melihat secara jeli, tidak penuh menentang Rusia, ikut perang bawa pasukan berkuda, beda dengan Ali Khamenei, dan lain sebagainya.

Komentar-komentar seperti ini, jauh dari rasa kemanusiaan didalam hatinya. Sentimental primodial atas salah kaprah tentang nilai-nilai kemanusiaan, dapat dibaca dari komentar-komentar ini. 

Secara pribadi, merasa heran saja bahwa masih ada kelompok manusia yang tidak mau hidup sejahtera, tidak adil, tidak damai, tidak tentram, dan tidak nyaman. Seakan menentang hati nuraninya sendiri. Seakan komentar-komentar yang ditulisnya itu, sedang ditulisnya dengan "kepala terbalik" ke bawah. Cinta akan kehidupan (pro-life) itu untuk semua orang dalam hidup bersama.

Sementara yang menulis komentar dengan mengutamakan rasa kemanusiaan, merupakan perilaku etis. Mereka mencinta kehidupan. Hidup sejahtera, damai, adil, tentram. dan nyaman. Mereka pro kehidupan, kontra akan kehancuran, seperti perang misalnya. Karena itu, pupuklah hati nuraninya dengan tetap melakukan kebaikan, bangunlah cara hidup yang mengedepankan cinta damai dan pro-life.

Pangkalpinang, 7 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun