Buah puasa dan pantang, tidak hanya untuk diri sendiri atau keluarga sendiri. Namun, buah puasa dan pantang itu harus bermakna juga bagi orang lain.Â
Gereja Katolik selalu mengajak umatnya, untuk memaknai puasa dan pantang itu lebih peduli dan solider kepada yang lemah, yang tak berdaya, lanzia, anak-anak kecil dan jalanan, orang-orang miskin, orang-orang sakit, dan orang-orang yang lebih membutuhkan.
Hal ini senada dengan nasihat Yesus, Tokoh sentral Kekristenan: "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Mat. 25:35-40). ***
Pangkalpinang, Jumat Agung, 15/4/2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI