Mertua, merayakan imlek setiap tahun. Sebelum perayaan jatuh pada hari H, sehari sebelumnya keluarga berkumpul dan berdoa untuk para leluhur. Penghormatan kepada para leluhur dilakukan oleh semua anggota keluarga yang berkumpul.
Tetapi juga ada keluarga yang tidak sempat berkumpul karena alasan lain, seperti saat ini alasan masa pandemi. Kakak adik mertua yang jauh, mereka tidak hadir, namun mereka menitipkan sembayang melalui persembahan-persembahan kepada leluhur.
Hal menarik yang biasa dilakukan dalam perayaan imlek, selain berkumpul bersama untuk berdoa, juga berkumpul bersama untuk saling sharing pengalaman hidup selama setahun, selama hidup yang jauh dari anggota keluarga. Juga kehadiran bersama anggota keluarga untuk saling menyatukan rasa persaudaraan satu sama lain sekaligus menyambung rasa dan mengolah diri untuk melihat masa depan, tahun yang akan datang.
Kehadiran anggota keluarga dalam membangun persaudaraan dalam wujudnyata makan bersama. Saling berkisah gembira dan sedih. Saling berbagi pengalaman suka dan duka, saling menyatukan asah melihat hidup dengan rasa penuh syukur sehingga pada tahun berikutnya dapat berkumpul kembali.
Hal menarik lain yang mendukung persaudaraan ialah anggota keluarga saling berbagi kasih. Yang kakak dan yang sudah bekerja berbagi angpou kepada adik dan anak-anak kecil. Mendapat amplop merah, hati keluarga yang menerima begitu gembira. Bukan isi amplop tetapi mendapat dan menerima amplop merah, yang menandakan sebagai pendorong, pemotivasi untuk yang menerima, sehingga ke depan dia mampu berbagi juga kepada yang lain.
Cara Mendidik Anak Merayakan Imlek
Pagi tadi (31/1), saya bekerja seperti biasa. Sementara anak dan isteri libur. Karena libur, maka kesempatan sehari hari ini berada di rumah mertua. Berada di rumah mertua, bagi anak saya merupakan kebanggaan. Walaupun ke rumah Apho (nenek)nya hampir setiap hari. Anak saya merasa bangga karena dia merasa bahwa kehadirannya dapat ikut serta dalam berdoa, sembayang kepada Akung dan leluhurnya.
Karena kebanggaannya ini ketika saya pulang kerja ke rumah mertua, cepat-cepat anak mengisahkan aktivitasnya selama beberapa jam di rumah Apho-nya. Dia bercerita sudah berdoa, sudah sembayang untuk Akung dan leluhurnya. Dia merasa bangga karena bisa ikut sembayang bersama Apho dan Akeuh-nya.
Kebanggaannya tidak hanya itu, tetapi dia pun merasakan gembira karena bisa berjumpa dengan anggota keluarga yang lain. Katanya, enak loh bisa makan bersama, bisa minum dan bisa main bersama.
Dan diluar dugaan saya, dia menceritakan bahwa besok (1/2), dia diminta oleh keluarga untuk Kong Hiu, memberikan salam hormat kepada Apho dan Akeuh-akeuh-nya serta anggota keluarga yang lain. "Pa, katanya kalau Kong Hiu, Hiero akan dapat Angpou loh...", ceritanya.