Fenomena Bahasa, perlukah taku dengan Bahasa Indonesia?
Bahasa Indonesia, alat komunikasi negara kita. Resmi menjadi Bahasa Negara Indonesia. Tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi lebih jauh dari itu adalah alat mempersatukan semua bahasa ibu dari setiap daerah dan budaya di Indonesia. Inilah kekhasan Bangsa kita.
Karena kekhasan ini, maka Bahasa Indonesia menempatkan posisi sebagai alat utama berkomunikasi dalam konteks Indonesia. Konsekuensinya peran kita dalam hidup sehari-hari penting disini. Apakah kita dalam berkomunikasi baik dengan anggota keluarga maupun dengan tetangga dengan menggunakan bahasa Indonesia atau campuran bahasa? Masihkah di sekolah-sekolah Bahasa Indonesia ditempatkan menjadi pembejalaran utama atau bahasa lain yang menggantikan Bahasa Indonesia?
Hari-hari ini, kita meragukan Bahasa Indonesia, adalah suatu gejala yang wajar. Kewajaran ini bagi saya merupakan sesuatu yang harus kita check dengan diri sendiri. Kita check juga dengan orang-orang yang ada disekitar kita. Kita check di tempat dimana anak-anak kita belajar dan bergaul.
Pemakaian bahasa yang campur beberapa bahasa pun, terkadang kita temukan dimana-mana. Kita lebih cenderung memakai bahasa asing, sehingga kedengarannya lebih oke. Pemakaian semacam ini, banyak terjadi hampir disetiap forum diskusi dan ruang pendidikan. Ini suatu pembelajaran bagi kita. Bahwa hal-hal semacam ini tanpa sadar memiliki dampak, walaupun dampak itu kecil sekalipun.
Hal-hal semacam ini pun mau menandakan bahwa Bahasa Indonesia kini berkembang dan bertumbuh dengan berbagai kata-kata serapan dari luar. Bahasa Indonesia, menjadi simbol dalam berkomunikasi yang masih memliki horizon yang luas untuk menerima dan menciptakan aneka ragam kosa kata.
Toh, dalam berbagai sejarah beradaban, Bahasa itu masih dipakai atau tidak, terletak pada masyarakat yang menggunakannya. Dalam hal inilah, hemat saya Bahasa masih berkembang sesuai dengan peradaban masyarakat suatu negara atau daerah itu sendiri. ***
Pangkalpinang, 17 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H