Disabilitas adalah orang yang ada di lingkungan sekitar kita. Mereka hadir sebagai seorang pribadi, dengan situasi khusus. Tidak seperti biasanya. Karena situasi khusus dan tidak seperti biasanya, mereka harus diterima dalam lingkungan kita. Terima dalam arti bahwa dihormati, diberi kesempatan, dan ruang bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang sebagai seorang pribadi manusia. Untuk inilah, lingkungan perlu ramah terhadap mereka.
Apa maksudnya lingkungan yang ramah? Suatu kondisi dimana segala sesuatu yang hadir disekeliling kita, yang berpengaruh terhadap eksistensi dari kita, termasuk disabilitas yang bersangkutan. "Segala sesuatu yang hadir di sekeliling kita" ialah semua pribadi, tanpa terkecuali harus memperlakukan diri diri sendiri dan termasuk mereka yang disabilitas, secara manusiawi. Sama-sama manusia yang ada dan berada, saling memberikan arti tentang makna sebuah perjalanan. Mereka adalah teman seperjalanan dalam lorong-lorong hidup ini.
Lingkungan yang ramah yang menjadi kebutuhan pokok bagi mereka yang mengalami disabilitas meliputi empat hal ini.
Pertama, Disabilitas adalah teman seperjalanan kita bersama. Sebagai teman seperjalanan, kita saling memberi dan menerima arti sebuah kehidupan bersama. Saling memberi nilai dan memaknai hidup ini sebagai sebuah tugas. Tugas yang dijalankan untuk mencapai puncak kehidupan yang bermakna.
Kedua, Mendengar dan merasakan. Disabilitas membutuhkan orang lain termasuk kita untuk mendengarkan dan merasakan jeritan jiwa mereka. Disinilah, kita bersama mereka saling mendengarkan dan merasakan keberadaan satu sama lain. Dunia nilai, menanamkan makna saling mendengar, merasakan dan saling berbagi. Dengan begitu, nilai secuil kehidupan dilestarikan.
Ketiga, berbicara dan berdialog. Berbicara dan berdialog sangat dibutuhkan disabilitas. Mengapa? Karena berbicara dan berdialog, disabilitas merasa tidak ditinggalkan oleh dunia sekitarnya. Mereka selalu merasa diri ada dan dunia sekitarnya pun menyadari kehadiran mereka.Â
Berbicara dan berdialog cara kita membantu mereka menjawabi dan meneruskan jeritan hatinya, jeritan jiwanya yang tampak dalam verbal atau nonverbal. Berbicara dan berdialog melatih kita, memperjelas kehadirannya, merespons hati mereka untuk memaknai kebutuhan apa yang sedang mereka perlukan.
Keempat, memahami, bertanggungjawab dan sama-sama berpartisipasi memaknai dunia sekitar sebagai lingkungan hidup yang harmonis. Kehadiran disabilitas diperlukan sikap kita yang normal untuk memahami mereka. Kemahami keadaan mereka apa adanya. Dengan cara ini, kita dipanggil untuk bertanggungjawab atas kehadiran mereka.
Tanggungjawab kita ialah memberikan fasilitas ramah situasi mereka, berperilaku menghormati dan menerima mereka apa adanya, dan bahkan memberi ruang bagi mereka untuk bertumbuh dan mengembangkan bakat-bakat mereka. Diantara mereka, tentu memiliki kelebihan yang perlu dikembangkan.
Cara kita memberi kesempatan untuk mereka berkembang inilah yang boleh dikatakan bersama berpatisipasi dalam membangun lingkungan hidup yang harmoni.
Lingkungan yang ramah, menjadikan disabilitas nyaman, diterima, dan dihargai sebagai pribadi manusia. Mereka adalah bagian dari kita, teman sepejalanan yang harus selalu didengar, didialogkan, dipahami, dan lebih dari itu, sama-sama memberikan arti sebuah kehidupan ini.
Pangkalpinang, 5 Desember 2021 (10:20 wib)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H