Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengendus Eksotisme Wisata Mandalika-Lombok, Tegak Berdiri Wisata Indonesia

20 November 2021   12:09 Diperbarui: 20 November 2021   12:15 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pariwisata alam, salah satu cara mendapatkan income bagi sebuah negara yang sedang maju. Sementara negara yang sudah maju, akan keluar dari negaranya untuk berlibur ke negara yang sedang berkembang. Negara maju akan membangun destinasi wisata bukan lagi alam, tetapi destinasi wisata sejarah, ilmu pengetahuan, wisata fenotik bahasa, dan wisata luar angkasa. Semuanya diwujudkan dalam bentuk bangunan museum. 

Negara-negara sedang berkembang, mengembangkan dunia wisata alam, kuliner rasa alami, dan wisata sosial budaya. Suguhan-suguhan negara-negara berkembang semacam ini, tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi akan disatu sisi dimanfaatkan oleh para pengunjung negara-negara maju untuk melakukan berbagai aktivitas termasuk aktivitas penelitian, lukisan, penyuntingan film, drama, dan lain-lain. Naluri bisnisnya tak mau kalah, dia mau mendapatkan income juga dari kunjungannya.

Dan disisi lain, negara-negara yang sedang berkembang memberikan ruang terbuka bagi para pengunjung negara-negara maju mempromosikan destinasi-destinasi wisatanya itu kepada negara-negara maju lainnya. Naluri pengharapan menunggu kunjungan. Ini yang terkadang tidak selalu disadari oleh masyarakat negara-negara berkembang.

Indonesia, Negara Berkembang, Pariwisata perlu mendapat tempat 

Indonesia, sebuah negara yang sedang berkembang baik sosial ekonomi maupun beradaban lainnya. Indonesia sedang giat membangun pariwisata alam. Destinasi Bali, menjadi contoh sebagai sebuah tempat yang terkenal di dunia. Bahkan nama Indonesia hampir redup di mancanegara, hanya Bali yang dikenal. Saking dikenal Pulau Dewata oleh pengungjung laur negeri. 

Mengapa Pulau Dewata ini selalu diminati oleh para pengunjung mancanegara? Apakah alamnya yang eksotik? Apakah karena kuliner dan suasana alaminya? Hemat saya tidak hanya itu. Hal yang disebut tadi boleh dibilang "cashing" saja. Tetapi jauh dari itu ialah budaya yang ditampilkan masyarakat Bali, cara mengolah alam, cara hidup keseharian, cara membangun relasi internal dan eksternal, budaya menerima dan menghargai, budaya penjagaan keamanan, dan fenotik bahasa yang khas, yang memberikan citarasa nyaman dan aman tersendiri. 

Soal alam yang eksotik dengan berbagai tawaran kepesonaannya, Indonesia tempat yang cocok untuk pembangunan wisata alam, sosial budaya, dan fenotik bahasa yang beragam. Disinilah, media yang kita cinta, Kompasiana mau mengundang para Kompasianer untuk mengeksplorasi beragam tulisan tentang Eksotisme Wisata Mandalika-Lombok, sebuah pulau yang terbilang kecil di Indonesia.

Eksotisme Wisata Mandalika-Lombok, mau tegak berdiri dalam sejarah pariwisata Indonesia seperti Bali maka ada beberapa tips yang perlu sinergisitas dengan berbagai elemen baik masyarakat, pemerintah, maupun dunia usaha kuliner alami. 

Pertama, masyarakat secara umum terkhusus di Pulau Lombok harus diberi penyadaran, disosialisasi dan diberi pelajaran seputar pariwisata, lingkungan hidup, kekhasan sosial budaya, penjagaan keamanan lokal, dan kuliner lokal. Masyarakat diharapkan untuk memberikan kontribusi dan terlibat langsung dalam pengembangan pariwisata alam. Disinilah pemerintah memfasilitasi masyarakat untuk dilatih oleh orang-orang yang selama ini berada dalam dunia usaha. Trainning skill bagi masyarakat lokal.

Kedua, pemerintah bersama masyarakat lokal mendukung kerja masyarakat lokal berupa eksplorasi budaya-budaya lokal, kekayaan alam lokal, dan hasil karya masyarakat lokal untuk menjadi sarana nontonan yang menarik. Sehingga pengembangan wisata alam tidak hanya destinasi alam pantai, namun ada unsur budaya dan sosial masyarakat yang disuguhkan untuk para wisatawan yang datang ke Mandalika-Lombok. Selling value of natural wealth and socio-cultural, menjadi hal pokok penunjang wisata alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun