Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perundungan Tempat Kerja, Nampak "Dunning-Kruger Effect"?

4 September 2021   15:45 Diperbarui: 5 September 2021   07:35 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 photo dari Dean Drobot/Shutterstock

Mungkin di tempat kerja saya terlalu aman. Dan hampir tidak pernah baik dalam perjumpaan atau diskusi, tak pernah ada gejala seperti ini, perundungan di tempat kerja. 

Kompasiana memilih topik pilihan ini, mengisyaratkan bahwa fenomena ini ada dan terjadi. Ini sangat baik sekali, sehingga mengajak Kompasianer untuk membuat metaplan, melihat dirinya dan situasi di tempat kerja bahkan dalam lingkungan hidup yang lebih luas. 

Ketika Kompasiana menampilkan topik pilihan ini, jujur saya mengingat kembali apa yang pernah saya dengar ketika di bangku kuliah, teori psikologi dari David Dunning dan Justin Kruger.

Perundungan tempat kerja adalah cara yang tidak tepat dalam diri seseorang atau berjemaah melihat kenyataan yang ada baik dalam diri sesamanya maupun lingkungan. 

Semestinya, sebagai sesama yang bermartabat, perundungan perlu disingkirkan. Harusnya mengambil sikap positip seperti memberi support dan bekerja sama satu sama lain untuk maju bersama pula.

Kalau memang terjadi perundungan tempat kerja, mungkin baik juga jika Kompasianer memahami satu teori psikologis yang dikemukakan oleh David Dunning (DD) dan Justin Kruger (JK) yang dikenal dengan sebutan teori "Dunning-Kruger Effect".

Teori Dunning-Kruger Effect, bukan membicarakan tentang seseorang itu bodoh atau tidak. Tetapi lebih pada bias kognitif yang dimiliki oleh seseorang. Seakan seseorang mengetahui segala-galanya ketika topik apapun dibahas atau didiskusikan. 

Bahkan sekalipun topik itu mungkin belum pernah didengarnya. Seseorang yang tahu topik itu, lebih sedikit berbicara ketimbang orang yang mungkin sedang berlagak berkognitif. Dengan kata lain, Dunning-Kruger Effect membicarakan semua hal yang mungkin tidak terlalu dalam kita kuasai atau tidak didalami dengan lebih baik.

Almahrum Tobi Kraeng, svd, dosen psikologi saya pernah mengingatkan kami mahasiswa begini. "Belajar filsafat, orang cenderung berargumen logis, tetapi sebenarnya tidak pernah menguasai keilmuan lain." 

Kalimatnya ini kemudian beliau menjelaskan lanjutan dengan teori Dunning-Kruger Effect. Bahwa dalam teori David Dunning-Justin Kruger ini, hal yang paling nampak sebagai efek teori kedua profesor psikologi ini ialah bias kognitif. Bias kognitif ditandai dengan orang yang sok paham. Orang sok pinter. Padahal, yang dipahami itu, secuil ujung jari. 

Bahkan, efek Dunning-Kruger ini jika sekarang melekat dalam diri, toh masih ada waktu untuk memperbaiki diri. Bagaimana cara memperbaiki diri?

Almahrum menjelaskan bahwa seseorang harus membangkitkan dalam dirinya sikap rendah hati. Rendah hati dengan hidup saling menerima dan menghargai keutuhan pribadi lain. Karena hal ini soal martabat manusia.

Jika tidak diperbaharui dari sekarang, akan terbawa dalam hidup bersama bahkan di tempat kerja dan di tempat strategis lain dimana anda menjadi saksi akan efek ini. 

Lanjut almarhum, dalam hidup bersama seperti bekerja dan dalam ruang publik seperti diskusi dan lain-lain, efek Dunning-Kruger, muncul dalam berbagai gelaja tanpa orang menyadari. 

Orang tidak menyadari karena hal itu telah lama dipeliharanya dalam tubuhnya yang rapuh, tetapi jiwa yang suka berkelana itu sering merendahkan orang lain.

Efek Dunning-Kruger, nampak dalam hidup bersama dan ruang publik seperti sok pinter. Dari sok pinter seseorang sebenarnya meminta publik mengakui dirinya. Bahwa dirinya tahu segala-galanya. 

Dari sok pinter, sebenarnya akan terbaca bahwa seseorang tidak menghargai orang lain. Orang lain harus berada dibawah kendalinya. Orang lain tidak boleh lebih dari dirinya. Dan orang lain ditekan secara halu untuk mengakui dirinya.

Selain nampak yang telah disebutkan tadi, efek Dunning-Kruger juga tampil dalam wujud yang lain, seperti seseorang tidak pernah merasa dirinya salah. Dia harus benar, yang salah ialah orang lain yang kurang paham akan sesuatu.

Dari apa yang dimaksudkan dengan efek Dunning-Kruger tadi, apakah perundungan tempat kerja adalah salah satu fenomena bias dari kognitif dalam teori psikologi David dunning-Justin Kruger?

Hemat saya, ada efek dari bias kognitif jika ada perundungan di tempat kerja. Perundungan di tempat kerja, adalah salah satu dari gejala efek Dunning-Kruger. Orang merasa lebih hebat dari orang lain. Orang merasa lebih lama bekerja di tempat itu dan karena itu diperlukan pengakuan dari orang lain, misalnya orang yang baru bekerja, dll.

Dan bahaya yang paling ditakuti jika efek Dunning-Kruger telah menjadi fenomena hidup berjemaah. Maka orang lain yang tidak sejalan atau orang yang ada di sekitar kelompoknya yang tidak searah dengan jemaah yang terkena efek Dunning-Kruger, bisa-bisa akan terjadi "perang terselubung". Hanya tunggu waktu bom persoalan internal akan meledak.

Untuk mengola efek Dunning-Kruger yang hidup dalam diri pribadi atau kelompok berjemaah tadi, mungkin baik jika sikap rendah hati dengan berprinsip bahwa sama-sama memiliki martabat yang mulia, hanya kompetensi yang harus selalu diasah-asuh lagi, dikedepankan. Sikap rendah hati mungkin tidak cukup. Sikap rendah hati harus selalu disertai pengakuan diri satu sama lain dalam setiap bidang kerja.

Jika ini sikap rendah hati dan saling mengakui diri tidak diambil sebagai jalan tengah mengatasi efek Dunning-Kruger yang berdampak dalam perundungan di tempat kerja, lama-lama "persaingan" tidak sehat yang selalu diternak dalam tempat kerja. Perundungan tempat kerja, menjadi petaka pada sebuah lembaga atau diri sendiri.

Bangkitkan semangat kerendahan hati dan saling menerima diri satu sama lain. Jalan terbaik untuk bersikap jauh dari perundungan tempat kerja.

Pangkalpinang, 4 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun