Kekuatan ini macam-macam. Kekuatan dalam mengenyam ilmu, kekuatan dalam memberikan keyakinan antara kenyataan hidup dan teori, kekuatan dalam berdiplomasi dengan kekuatan lain seperti kekuatan militer AS dan pemerintah yang sah, dan lain sebagainya. Kekuatan-kekuatan inilah yang membawa "murid" tadi mampu menguasai wilayah per wilayah.Â
Dan terakhir yang mereka kumandankan kekuatan adalah merebut Ibu Kota Afganistan, Kabul. Begitu cepat Taliban (santri) tadi menduduki ibu kota Afganistan.Â
Dunia internasional menjadi heboh. Media massa pun memviralkan kemenangan Taliban ini. Muncullah berbagai opini dan analisa dari berbagai penjuru dunia. Ada apa dengan Taliban?
Apa dampak kemenangan Taliban bagi Indonesia?
Wah, ini pertanyaan yang agak lucu. Masa sih, yang menang Taliban, kok Indonesia mendapat persikkan kemenangan mereka. Ah, aneh sekali.
Walau terdengar aneh, tetapi para Kompasianer harus belajar dan menyikap kemenangan Taliban disatu pihak dan dipihak lain kita pun harus belajar dari sikap-sikap pemerintah yang sah Afganistan.
Pertama, kekuatan masyarakat lokal, jangan pernah dianggap remeh. Walau sehari-hari mereka berjuang dengan kehidupan riil, tetapi nalar dan perasaan mereka adalah naluri pejuang. Apalagi semangat kesadaran akan hidup layak menjadi alat promosi.Â
Karena itu, sikap pemerintah atau pemimpin harus masuk dalam masyarakat lokal. Merangkul dan menerima serta berjuang bersama dalam satu visi dan misi, Republik Indonesia yang jaya dan terus bertumbuh ini, sembari memperhatikan dan membangun di daerah-daerah.
Kedua, Kesatuan dan persatuan yang telah dibangun dan menjadi jiwa dalam kemanusiaan Indonesia harus dijaga dan dipupuk. Dijaga dengan semangat kekeluargaan dan dirawat dengan konsep berpikir yang benar tentang entitas bangsa dan negara Indonesia. Dalam hal ini semangat Pancasila menjadi dasar pijaknya. Karena sejarah negeri kita ini telah membuktikannya sehingga hidup rukun hingga saat ini.
Jika konsep kesatuan dan persatuan ini yang terus dijaga dan dipupuk oleh rakyat Indonesia, maka sangat jauh dari situasi masyarakat lokal dan pemerintah yang sah Afganistan.Â
Sekali lagi, jiwa persatuan adalah hal yang mendasar dari keanekaragaman berbangsa dan bernegara. Kesatuan dan persatuan tak bisa dibayar dengan modal alam yang kaya. Namun, darah para pejuang NKRI telah membuktikan fakta kesatuan dan persatuan dari berbagai etnis, suku, dan bahasa Indonesia ini.