Taliban, Mujahidin, Osama Bin Laden, militer Amerika Serikat, Uni Soviet yang sekarang dikenal Rusia. Bahkan steriotib "teroris" pun hadir dalam benak kita.
Afganistan, menjadi viral akhir-akhir ini. Menyebut Afganistan langsung terpatri dalam pikiran kita mengenaiMenyebut Afganistan, rasanya konflik disana tak pernah surut. Tentu, yang namanya konflik, tidak hanya di Afganistan. Setiap negara, tentu memiliki konflik. Baik itu konflik internal maupun konflik eksternal.Â
Dan ketika konflik internal ini tidak dikelola dengan baik maka cepat atau lambat, akan menjadi konflik eksternal. Konflik eksternal inilah yang memperkeruh konflik internal sendiri sehingga akan berdampak pada keruwetan sebuah konflik yang dialami.
Konflik Afganistan
Benarkah konflik di Afganistan adalah konflik politik dan agama? Seberapa besar konflik ini hadir disana? Konflik politik hampir semua negara ada. Karena konflik ini bertautan erat dengan mutan kepentingan.Â
Ketika kepentingan suatu golongan tidak terakomodir, unsur perlawanan pasti ada. Ini sangat bergantung pada konsep berpikir dan rasa yang yang bergejolak didalam dada. Konflik agama pun muncul di Afganistan?Â
Bagi saya ini tidak mungkin. Kalau mungkin ada, tidak mungkin menghabiskan waktu begitu lama untuk menyelesaikan dengan cara kekerasan. Padahal, semua agama diajarkan anti kekerasan. Maka bagi saya, konflik ini runtuh! Artinya tidak muncul disana!
Lalu, apa sebenarnya konflik di Afganistan? Banyak pendapat yang sering muncul di media-media bahwa konflik di Afganistan adalah campur tangan kepentingan Amerika Serikat dan Rusia atau campur tangan pihak luar.Â
Rasanya ini hanya dilihat karena muncul berbagai pertarungan senjata di Afganistan. Padahal, perang AS-sekutunya melawan Taliban telah berakhir, melalui perjanjian Doha (2020).Â
Dampak dari perjanjian itu, sudah ditarik kekuatan militer AS dan sekutu. Kok masih ada konflik peperangan lanjut internal, merebut Ibu Kota Afganistan, Kabul (15/8/2021)?
Wah, inilah yang sulit dianalisa. Dan sekali lagi, pendapat banyak orang di media-media, sebenarnya tersungkur dan menjadi tidak relevan. Berpendapat dengan dasar tidak kuat, akan menjadi kesulitan dalam soal kebenaran.Â