Cinta Segitiga Sama Kaki loh, Bukan Sama Sisi

Menasaran sisi B. Sisi B mengkonfirmasikan ke sisi C, dan jawaban jujur dari sisi C. Sisi B pun merespon dengan jujur, o...ooo sisi A dan sisi B bersama-sama merebut perhatian sisi C. Sisi C bukan bersemangat, melainkan takut. Rasa takut muncul bukan karena nanti kehilangan sisi A dan sisi B, tetapi takut karena sisi A dan sisi B berkelahi hanya gara-gara sisi C. 

Entah kapan sisi A marah dan berdiam diri, tak ingat lagi. Sisi A benar-benar marah pada sisi B. Satu rumah, satu keluarga tetapi karena tinggal berjauhan, tetapi sama-sama jatuh cinta pada sisi C. Sisi B benar-benar dekat dengan sisi C. Pacaranlah mereka. Dampak dari ini, sisi A dan sisi B tak ada komunikasi. Benteng permusuhan menyelimuti keduanya. 

Dalam situasi itu, tampil sisi lain yang mau membentuk poros baru. Poros baru ini untuk menyingkirkan sisi C. Sisi C tahu strategi ini. Sisi C pun mengalah. Mengalah bukan berarti berakhir. Mengalah bukan juga tidak berani. Tetapi mengalah adalah menarik diri, merenungkan diri, melihat sisi-sisi dan berani mengambil resolusi yang tetap. Disinilah, letak makna cinta segitiga sama sisi. Sisi C harus mengalah, demi membangun kembali komunikasi baik sisi A dan sisi B. 

Mengalah tetap diambil oleh sisi C. Giat membangun komunikasi sisi A dan sisi B. Jaket merah di sisi A akhirnya diberi ke sisi C. Komunikasi sisi A dan sisi C terkoneksi kembali, walau terkadang sinyalnya putus-putus. Jaket merah didapat kembali. Koneksi ke sisi B terbangun seperti biasa. 

Dalam koneksi dengan sisi B, walaupun piluh dan perih rasanya, sinyalpun lama-lama terputuskan. Terputuskan dengan harapan agar sinyalnya terkoneksi dengan sisi A. Dan melalui sisi A, antena sinyal sisi B dan sisi C mengarah pada bangunan jaringan yang berbeda-beda. Cinta segitiga sama sisi, berakhir dengan perlahan-lahan rasa sakit dan perih namun koneksitas tetap berjalan hingga saat ini. 

Cinta segitiga sama sisi adalah cinta dalam suasana kebersamaan. Kebersamaan adalah situasi yang memberikan pilihan bebas. Bebas melihat, bebas merasakan, bebas membuat pilihan dan akhirnya bebas harus bertanggungjawab kepada diri sendiri. Bahwa hanya dalam diri sendirilah cinta itu bersemi dan melahirkan tanggungjawab untuk melihat panorama sekeliling dengan masa depan yang hijau dan harapan untuk bertumbuh serta menghidupkan. 

Pangkalpinang, 5 Agustus 2021