Sejajar dengan nabi Yeremia dan Paulus, (mohon maaf sebelumnya), Joko Widodo, Presiden RI sekarang ini pun mirip memiliki karakter hidup yang demikian. Kebenaran yang dilakukannya, selalu saja menuai kritik dan curiga macam-macam.
Pelayananya kepada masyarakat luas pun, dipandang dari berbagai sudut yang akhirnya menjatuhkanya. Berbuat sesuatu untuk umum, dianggap ada kebangkitan baru PKI. Mengantar sumbangan untuk orang-orang yang tidak mampu pun dilihat sebagai pencitraan. Berbicara dengan lemah, dianggap tidak tegas. Padahal itulah sosoknya yang dihayatinya sebagai karakter hidup, dan mungkin masih banyak lagi.
Pendek kata, bukan kebaikan dan kebenaran yang dilihat yang harus diapresiasi, melainkan sikap curiga dan dendam kusumat yang dipertontonkan ke publik. Sikap ingin menjatuhkan seolah-olah, kebenaran dan kebaikan hanya menjadi miliki diri sendiri atau kelompoknya sendiri.
Sebagai akhir dari refleksi ini, secara pribadi ingin menyampaikan kepada Presiden RI sekarang, Bapak Joko Widodo, selamat ulang tahun ke-59. Sehat dan tetap semangat melayani masyarakat Indonesia. Salam dan doaku menyertaimu. **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H