Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buruh Keburu Buruk...

1 Mei 2020   22:26 Diperbarui: 1 Mei 2020   23:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui cara berpikir demikian, kerja dan buruh, tidak hanya semata-mata upah. Upah adalah efek suatu pekerjaan. Karena bekerja memerlukan tenaga, waktu, keselamatan, pengorbanan, kesetiaan, dan dedikasi yang tulus ikhlas.

Ketiga, hari ulang tahun anakku. Masuk tahun keenam, masuk ke sekolah dasar. Walaupun selama covid-19, sekolah dari rumah. Merayakan hari ulang tahun keenam, dalam benak saya ialah kerja keras para guru TK-nya. 

Bagaimana mereka berjuang, anak kecil itu bisa duduk tenang dan mendengarkan mereka. Anak kecil itu suka bermain, usil, dan masa bodoh, apalagi bukan orang dekatnya. 

Guru TK memang pekerja, tetapi pekerja yang benar-benar memanusiakan manusia. Anak yang masih kecil dapat mengenal huruf, anggka, dan bahkan bisa menulis dan mengeja huruf dan angka. 

Pekerja yang disebut pahlawan tanpa tanda jasa, memang benar. Ketika sukses yang diingat ialah orangtua dan guru-guru SD, SMP dan SMA. Ingatkah kita akan guru-guru TK? Mungkin selevel saya dulu belum ada TK atau PAUD. Namun, yang namanya bekerja, pasti orang akan berjuang. Orang akan mempertaruhkan banyak hal, walau mungkin yang didapat tidak seberapa. 

Bekerja, memang buruh. Bekerja, memang prakrasis. Walau demikian, seluruh diri dihadirkan saat bekerja. Karena ia tahu, bekerja adalah tanggungjawab untuk meretas nilai-nilai kemanusiaan. Karena bekerja yaitu menghadirkan potensi diri dan berjumpa dengan potensi-potensi lain, sehingga menghasilkan potensi-potensi baru yang dirasakan oleh banyak pihak.

Akhirnya, saya pun boleh berbangga hati, bahwa selama libur karena pandemi covid-19, pada tanggal 1 Mei, hari ini saya hadir di kebun sebagai pekerja, buruh serentak menghadirkan potensi diri untuk memaknai alam sebagai 'Rumah Bersama" yang saling berkorelasi satu sama lain. 

Kami saling memberikan manfaat sambil menegasikan bahwa bekerja itu bukan buruh, bukan juga karena upah, bukan juga karena emosional temperamen, namun jauh dari itu, bekerja ialah mengasah pikiran, merajut hati, menenun jiwa yang lara karena covid-19, serentak menghadirkan potensi diri untuk memaknai dunia sekitar, sebagai sahabat yang saling berbagi.Selamat bekerja keras. Sukses selalu untuk kita semua yang rajin bekerja dengan tekun dan ulet.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun