Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menalar "Dunia" Menurut Popper dan Konsekuensi Logis bagi Situasi Kita Kini

20 April 2020   10:33 Diperbarui: 20 April 2020   10:37 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, dalam problem-problem yang kita hadapi, didalamnya kita belajar. Mungkin tidak hanya dengan belajar, tetapi menghidupinya sendiri. Hidup akhirnya berujung pada penyelesaian problem-problem. 

Maka dalam proses itu, akan tumbuh yang namanya nilai-nilai. Nilai kebersamaan dan keselamatan akan diterima oleh segenap manusia, jika ada ahli viriologi yang menemukan antibodi virus corona. 

Mungkin tidak hanya nilai-nilai itu, nilai ekonomis dan nilai permintaan dan penawaran akan muncul dengan sendirinya. Begitu juga akan nilai-nilai lain yang tersembunyi didalamnya, akan muncul dengan tak terduga.

Ketiga, nilai-nilai hidup yang lahir dari proses pemecahan problem menjadi dasar yang mendorong seseorang untuk proses penyelesaian situasi problem berikutnya. 

Disinilah pengalaman menjadi soko guru yang berpengaruh-karena itu pengalaman obyektif melahirkan pengetahuan yang obyektif dan selanjutnya akan menjadi pertalian pengetahuan ilmiah. 

Sangat keliru jika corona muncul di Wuhan karena orang Wuhan makan daging-daging yang dijual bebas di pasar Wuhan, tetapi ketika diteliti hewan-hewan yang menjadi pusat penularan virus corona, tidak ditemukan penyebab utamanya. 

Lalu dari mana virus corona? Apakah ini sebagai sesuatu yang misterius atau sesuatu problematika? Ingat bahwa sesuatu yang misterius, misalnya corona, tak akan ditemukan seluruhnya, sebagian tetap dalam misteri. Tetapi sesuatu itu, misalnya corona sebagai sebuah problematika, pasti akan ditemukan penyelesaiannya, dengan penemuan antibodi virus corona. 

Hanya waktu dan ruang yang belum menjawab kepastian penemuan penyelesaian problem itu. Karena itu, penyelesaian masalah corona hemat saya mengikuti epistemology Popper dengan masuk dalam dunia ketiga dengan pendekatan pengetahuan obyektif, bukan pengetahuan subyektif.

Keempat, manusia menjadi pusat nilai-nilai. Karena berpengalaman dalam pemecahan problematika, bukan misteri. Pengalaman pemecahan problem, manusia menjadi pribadi manusia itu sendiri. Akar kepribadian manusia dibentuk oleh dunia ketiga Popper. Karena ketika manusia bertindak dan mampu mendeskripsikan dirinya dengan argumentatif, manusia akan mengetahui dirinya dan mengetahui kepribadian sesamanya.**

Selamat bermenung di tengah hamparan pencegahan virus Corona. Semoga badai corona cepat berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun