Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pangeran Bulan dan Permaisuri Bintang

21 September 2020   23:39 Diperbarui: 22 September 2020   00:35 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terlalu sibuk dengan misteri yang transenden membuat kealpaan pada benak bahwa sesungguhnya jalinan terindah sebagai sesama ciptaan adalah menjadi sahabat satu sama lain. Aku tersanjung pada ucapan seorang anak penyakit kangker  menjelang akhir hidupnya, dia masih berkata bahwa kelak aku ingin bersama dengan seluruh warna dan hamparan benda di halaman rumahku. 

Adakalanya itu merupakan sebuah doa, tetapi anak kecil tersebut memberiku daya bahwa dia menyapa sebagian elemen ciptaan di dunia ini yang serta merta menyadarkanku bahwa itu ungkapan agar segera menyadari bahwa seluruh ciptaan ini bersifat untuk saling melengkapi dan membubuhi persahabatan, guna dapat berpijak agar berdiri sebagai ciptaan dengan bertanggung jawab memelihara hidup.

Apa yang dimaksud memelihara hidup? Tak kumengerti, jelasnya bahwa menggunakan seluruh indera diri ini untuk bercengkrama dengan pengalaman dan seluruh kekuatan di dalam diri, guna membantu bukan hanya manusia tetapi juga seluruh alam semesta menjadi keluarga di dalam bumi ini.  

Untuk itu hal terpenting memang adakalanya dari usaha kita akan selalu mengorbankan sebagian dari alam akibat seleksi dari alam itu sendiri mengharuskan demikian. Tetapi ingat seluruh seleksi alam di muka bumi ini walaupun tetap diteliti masih mempunyai potensi di luar dirinya yang membuat siapapun tak dapat menebaknya melalui algoritma di zaman now.

Cara yang tepat adalah berusahalah memandang seobjektif mungkin siapa dan apa dari seluruh yang pernah dijumpai ini. Dengan cara apa? tentu tanpa memaksa atau menjadikan ciptaan itu tidak lagi murni menjadi dirinya. Syukur yang tepat memang adalah doa, tetapi permata dari doa adalah persahabatan dengan seluruh ciptaan tanpa pernah harus berurusan dengan misterinya.

Tak perlu tanyakan misteri apa yang akan kita dapat, tetapi berharaplah dapatkah aku melihat Pangeran bulan dan Permaisurui bintang untuk menemani aku bercerita sambil mencelupkan kantong teh pada segelas air hangat. Selamat untuk berbenah diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun