Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fiat Voluntas Tua

11 April 2020   05:49 Diperbarui: 11 April 2020   06:47 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"The Daughter of The Son" itu telah terpahat dalam Pieta Michaelangelo. "Anak dari Putra" itu terjelma dalam penderitaan Pieta. Dan dalam penderitaan bahkan kematian inilah Michaelangelo melukiskan dialog antara ibu dan anaknya. 

Dialog sungyi, diam tanpa kata, dialog antara yang hidup dan yang mati. Pieta memaparkan apakah nilai dan arti dari sebuah dialog yang sunyi.

Mata Maria terpejam. Tapi seluruh wajahnya berbicara. Kesunyian dan ke-diam-an ini memampukan dia untuk meraba kedalaman tersembunyi, hakikat terdalam pribadi putranya. 

Pribadi seseorang tak dapat diraba lewat kata atau pernyataan, ia tersembunyi sangat dalam, ia adalah keintiman diri orang itu sendiri. Kata-kata hanya mendangkalkan kepribadian yang penuh rahasia itu. 

Hanya dengan "diam", "dialog" tanpa kata, yang dapat meraba kepribadian itu, karena di sinilah terjadi penyerahan diri kepada pribadi yang tak ia mengerti. Dan hal inilah yang dipahat secara dramatis oleh Michaelangelo dalam Pieta: dialog itu bisa terjadi, bahkan dialog ini dialog sejati, ketika Maria, kaya dengan seribu pengertian tapi terdiam dalam kata, memandang putranya di pangkuannya, yang sudah mati.

Pieta adalah potret dari sebuah perjalanan panjang nan berat yang bernama ketaatan. Maria memulai perjalanan itu, tatkala ia bertekad di hadapan malaikat sang pembawa berita tentang kehamilannya yang adalah buah pekerjaan Roh Kudus, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Lukas 1:38). 

Dan sejak saat itu, Maria pun menapaki perjalanan penuh ujian dan godaan. Ia harus menghadapi cemoohan penduduk Nazareth berkenaan dengan kehamilannya "di luar nikah". 

Maria harus melahirkan di kandang yang kotor dan bau. Bersama-sama dengan Yusuf dan Sang Bayi, ia harus mengungsi ke Mesir guna menghindari kebengisan para prajurit Herodes. Dan, ujian terberatnya adalah menyaksikan anaknya sendiri, dieksekusi mati!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun