Mohon tunggu...
Alfonsina M. Tapotubun
Alfonsina M. Tapotubun Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FPIK Universitas Pattimura - Duta Kampus Merdeka

Menyukai dinamika... menghargai kerja cerdas

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Prospek Pengembangan Ikan Olahan di Maluku

21 Mei 2024   20:20 Diperbarui: 22 Mei 2024   13:13 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cakalang asar (Sumber: Tapotubun et al., 2024)

Kondisi geografi Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan dengan jumlah pulau 1.340 buah dengan persentase daratan sebesar 7,6 % dan lautan mencapai 92,4 %.

Sebagai wilayah dengan lautan yang sangat laus, Provinsi Maluku memiliki potensi sumber daya ikan yang melimpah dan tersebar di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) nasional, meliputi Laut Banda dan sekitarnya (714) dengan potensi total 1.033.979 ton, Laut Seram dan sekitarnya (715) dengan potensi total 715.293 ton, serta Laut Arafura dan sekitarnya (718) dengan potensi total 2.637.564 ton. Total keseluruhan potensi sumber daya ikan mencapai 4.386.836 ton (Teras Maluku.com). Hal ini memberi gambaran bahwa sektor perikanan merupakan ujung tombak pembangunan di Maluku

Kekayaan laut yang melimpah menjadikan sektor perikanan dan kelautan sebagai andalan pendapatan daerah Maluku. Namun, kenyataannya, Maluku lebih sering berperan sebagai penyedia bahan baku yang kemudian diolah dengan baik dan berkualitas oleh daerah atau negara lain.

Masih terdapat berbagai kelemahan dalam pengelolaan kekayaan laut Maluku, seperti banyaknya hasil tangkapan yang dibiarkan membusuk karena tidak terjual segar, dan kemiskinan nelayan serta masyarakat pesisir di pulau-pulau kecil.

Perhatian berbagai pihak pun seharusnya tidak hanya pada peningkatan produksi hasil tangkapan, tetapi juga pada pengolahan hasil tangkapan tersebut secara tepat sehingga peningkatan pendapatan nelayan dan masyarakat pesisir bukan sekedar retorika.

Dilihat dari kekayaan sumber daya alam, Maluku dikenal sebagai wilayah fishing ground dengan jumlah produksi ikan segar yang tinggi.

Namun, produk olahan ikan belum menjadi ikon daerah yang dikenal luas. Maluku lebih dikenal dengan hasil tanaman seperti minyak kayu putih, cengkih, dan pala kering dibandingkan produk hasil laut.

Ironi ini seharusnya menggugah semua pihak di Maluku untuk tidak hanya berperan sebagai produsen ikan segar tetapi juga mengolah hasil tangkapan ikan menjadi berbagai produk olahan yang berdaya saing.

Saat ini, prospek pengolahan ikan sangat cerah karena meningkatnya konsumsi ikan seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan pangan sehat. Ikan dan produk olahannya mengandung nutrien seperti asam amino dan asam lemak yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Produk olahan ikan yang berkualitas dan aman sangat diminati, yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, menyerap tenaga kerja, dan memberikan manfaat ekonomi lainnya.

Oleh karena itu, pengolahan ikan sebagai hilirisasi hasil tangkapan merupakan strategi pengelolaan perikanan yang bijak untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat secara berkelanjutan, serta mempromosikan Maluku bukan hanya sebagai penghasil ikan segar tetapi juga sebagai pusat produk ikan di Indonesia dan dunia.

Di Maluku, pengolahan ikan masih terbatas pada metode tradisional di daerah-daerah penangkapan ikan. Beberapa produk olahan yang dihasilkan antara lain ikan cakalang asar di Kota Ambon, julung kering di Seram Bagian Timur, cakalang banda dan bekasang di Banda, puri kering di Maluku Tenggara dan Kota Tual, ikan asin di Seram Bagian Barat, ina sua di Teon Nila Serua, serta gurita, cumi kering di Maluku Barat Daya, ikan balobo kering dan terasi udang rebon dari kepulauan Aru, dan lain-lain.

Secara umum hingga saat ini produk-produk olahan tersebut di atas hanya dijual di pasar tradisional untuk konsumsi masyarakat lokal di Maluku.

Julung kering (Sumber: Tapotubun et al., 2017)
Julung kering (Sumber: Tapotubun et al., 2017)

Mengonsumsi ikan sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan masyarakat, terutama dalam situasi darurat seperti pandemi COVID-19 yang pernah dialami pada tahun 2020.  Mengonsumsi ikan juga bertujuan meningkatkan ketahanan pangan keluarga melalui peningkatan daya beli masyarakat yang berasal dari penghasilan pengolahan produk ikan.

Di sisi lain, kondisi ekstrem akibat bencana alam maupun non alam dapat terjadi sewaktu-waktu dan berdampak pada kehidupan masyarakat. Misalnya, pandemi COVID-19 yang memengaruhi semua aspek kehidupan, di mana peningkatan imun dan kesehatan tubuh menjadi sangat penting untuk menghindarinya.

Tidak diragukan lagi, konsumsi ikan dapat meningkatkan pertumbuhan, kesehatan, dan kecerdasan masyarakat. Sejak abad ketujuh, masyarakat Jepang telah mengembangkan dan mengonsumsi produk olahan ikan berbasis surimi.

Makanan laut sangat terintegrasi dalam budaya pangan Jepang. Peningkatan kecerdasan, pertumbuhan, dan kesehatan masyarakat di Jepang dan Korea Selatan diasumsikan berasal dari budaya konsumsi seafood. Jepang adalah contoh masyarakat dengan budaya makanan yang selalu melibatkan hasil laut.

Sejalan dengan itu, kedua negara ini tercatat memiliki etos kerja yang mengagumkan dan sejumlah inovasi di berbagai bidang. Selain itu, selama pandemi COVID-19, kedua negara ini memiliki tingkat penyebaran yang relatif lambat, diduga terkait dengan kebiasaan mengonsumsi ikan bermutu dan aman.

Sejenak menoleh ke belakang: ketika WHO menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi pada 1 Maret 2020, kebijakan social distancing dan physical distancing diberlakukan di berbagai belahan dunia untuk memutus rantai penyebaran virus.

Kebijakan ini mengharuskan setiap daerah untuk hidup mandiri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinya demi mempertahankan kehidupan masyarakat. Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi ikan guna menjaga imunitas tubuh (DetikNews: 18 Maret 2020; SuaraJogya.com: 20 Maret 2020; SuaraJogya: 28 Maret 2020; iNews: 20 April 2020).

Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam DetikNews, mengedukasi masyarakat melalui kampanye makan ikan (Gemarikan) untuk menjaga imun tubuh selama pandemi COVID-19. Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DKI Jakarta, Doni Monardo, dalam siaran berita iNews pada Jumat, 20 April 2020, juga mendorong masyarakat untuk gemar makan ikan agar terhindar dari virus corona. Kampanye ini bertujuan mencegah penyebaran COVID-19 karena mengonsumsi ikan sangat baik untuk daya tahan tubuh atau imunitas.

Mencermati uraian di atas maka beberapa keunggulan yang dapat mendukung pengembangan industri pengolahan ikan di Maluku, antara lain:

1) Maluku telah dikenal memiliki sumber daya laut yang melimpah, sebagai salah satu daerah fishing ground yang produktif,  dengan kondisi laut yang baik yang menjadikannya sebagai salah satu wilayah dengan produksi ikan segar yang tinggi.

2) Saat ini produk ikan olahan yang bermutu dan aman sangat diminati oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan pendapatan UMKM pengolah ikan, menyerap tenaga kerja, dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.

3) Terjadi peningkatan konsumsi ikan sebagai respons kesadaran masyarakat terhadap manfaat ikan bagi kesehatan karena ikan dan hasil laut mengandung nutrisi yang penting seperti asam amino dan asam lemak yang sangat baik bagi tubuh.

4)  Pengolahan ikan sebagai hilirisasi hasil tangkapan merupakan merupakan strategi pengelolaan perikanan yang cerdas dan bijak untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir secara berkelanjutan.

5) Mendorong inovasi dan diversifikasi produk olahan ikan seperti cakalang asar, cakalang banda, puri kering, ikan asin, abon ikan, sambal ikan, dan lainnya sehingga jaringan pasar menjadi lebih luas dan meningkatkan nilai tambah produk.

6) Pengembangan teknologi untuk meningkatkan teknologi pengolahan ikan sehingga Maluku dapat menghasilkan produk olahan berkualitas tinggi dan memiliki daya saing di pasar lokal maupun global.

7) Turut menyukseskan program pemerintah, misalnya dengan kampanye gemar ikan yang mendorong masyarakat untuk mengonsumsi ikan untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh dan meningkatkan permintaan ikan olahan. 

Laut Maluku yang luas dengan kekayaan hayati yang melimpah sesungguhnya memiliki prospek pengolahan ikan yang sangat menjanjikan bagi peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat. 

Sudah saatnya industri-industri perikanan khususnya industri pengolahan hasil perikanan di tingkat rumah tangga masyarakat yang umumnya pada skala usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) dirangsang pertumbuhannya sehingga hasil laut yang melimpah dapat diubah menjadi berbagai produk olahan yang berdaya saing.

Pemanfaatan berbagai hasil laut dengan konsep hulu-hilir dilakukan dengan asumsi sebagian hasil tangkapan diolah menjadi berbagai produk olahan.

Sejalan dengan hal tersebut maka sudah saatnya pemasaran ikan dari Maluku ke luar daerah selayaknya harus didominasi oleh produk olahan sehingga Maluku akan dikenal juga sebagai center of fish product bukan hanya sebagai penyedia ikan segar. 

#Maluku Lumbung Ikan Nasional

#Maluku Center of Fish Product

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun