Mohon tunggu...
Alfonsus Jimmy Hutabarat
Alfonsus Jimmy Hutabarat Mohon Tunggu... Freelancer - Masih mahasiswa.

Seorang pria yang bercita-cita menjadi nabi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lagu Sayur Kol, Alarm Keramahtamahan Orang Indonesia

3 Mei 2019   17:55 Diperbarui: 3 Mei 2019   18:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"....Makan Daging Anjing dengan sayur kooooll"

Begitulah penggalan lirik lagu yang beberapa bulan lalu sempat viral di jagat media sosial. Tak hanya dunia maya, di dunia nyata pun orang ramai-ramai menyanyikannya atau sekedar bersenandung kecil.

 Liriknya yang terkesan nyentrik dan iramanya yang khas irama "londo" membuat siapapun yang mendengar pasti akan terbiasa dan perlahan mengikutinya, sadar maupun tidak. Lagu tersebut merupakan sebuah lagu yang dirilis pada tahun 2017 oleh Band Punxgoaran asal PematangSiantar, Band dengan ciri khas lagu-lagunya yang menggabungkan unsur lagu daerah dengan musik aliran keras seperti Punk ataupun Rock.

Sebagian orang beranggapan lagu tersebut sudah ada jauh sebelum Grup Band Punxgoaran eksis dan dipopulerkan oleh anggota pelawak Warkop Prambros,Nanu Mulyono dan kemudian di-remake oleh band tersebut. Terlepas dari hal tersebut, lagu tersebut justru menjadi viral setelah seorang anak dengan gayanya yang polos merekam dirinya sambil bernyanyi lagu tersebut, kemudian meng-uploadnya ke media sosial. Belakangan anak itu diketahui bernama Avika Siahaan, bocah 7 tahun yang berasal dari Dolok Maraja, Dusun Meranti Timur, Kecamatan Pintu Pohan Maranti, Kabupaten Toba Samosir.

Selain Viral karena enak didengar, lagu ini juga dirasa cukup kontroversial mengingat penggunaan kata "makan daging anjing" dalam kalimat tersebut kurang familiar ditelinga orang Indonesia. Pada umumnya masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi daging Ayam, Sapi, Bebek, bukan Anjing atau hewan ekstrem lainnya.

Selain itu beberapa agama juga ada yang mengharamkan mengkonsumsi hewan bertaring tersebut. Terlepas dari kontroversi dan fatwa agama yang mengikutinya, tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan kata tersebutlah yang justru membuat orang tertarik dan ingin tahu tentang lagu tersebut, seperti halnya kecenderungan manusia pada umumnya yaitu tertarik dengan sesuatu yang unik dan berbeda.

Penggunaan kata makan daging anjing ini juga mendapat kritikan dari beberapa kalangan pecinta hewan yang menganggap bahwa Anjing seperti halnya kucing bukanlah hewan ternak melainkan peliharaan manusia. Anjing yang terkenal sebagai sahabat terbaik manusia itu dianggap tidak layak untuk dimakan. Walaupun masih menjadi perdebatan pro dan kontra, namun satu yang pasti bahwa kita tak akan membahas mengenai layakkah mengkonsumsi daging anjing atau tidak, tetapi lebih jauh daripada itu yaitu tentang keramahtamahan orang Indonesia.

Abang dalam lirik lagu ini merupakan sebutan khas pria sumatera yang berasal dari bahasa melayu dan lazim digunakan oleh masyarakat batak pada saat ini. Lirik dalam lagu ini menceritakan tentang "abang" yang tak diketahui namanya tersebut sedang berkunjung ke sebuah daerah bernama Siborong-borong, sebuah daerah di Sumatera Utara.

 Abang tersebut sebelumnya belum pernah berkunjung ke daerah tersebut dan diawal kunjungannya ia disambut dengan hujan yang sangat deras. Ini mengingatkan kita akan kebiasan orang Indonesia yang sering memberanikan diri mengadu nasib ketika merantau dan juga mencerminkan hobi sebagian orang Indonesia yaitu travelling. Kebiasan-kebiasan tersebut selain menyiratkan keberserahdirian serta keberanian juga secara tidak langsung merupakan bentuk pengakuan bahwa dimanapun mereka melangkah, mereka akan selalu diterima di negeri ini.

"Namboru Panjaitan" dalam lirik tersebut mencoba menghadirkan keramahtamahan orang Indonesia. Bagaimana tidak, seseorang yang baru pertama kali ditemui di jalan yang setelah berbincang dan saling martarombo (berkenalan dalam budaya Batak, biasanya dengan saling bertanya marga) langsung mengajak makan ke rumahnya, walaupun dalam konteks ini makanan yang dimakan adalah daging anjing yang merupakan menu biasa didaerah tersebut namun aneh bagi sebagian orang, tetapi tetap saja membuktikan bahwa keterbukaan orang Indonesia terhadap orang asing tetap menjadi kearifannya tersendiri, khususnya bagi masyarakat Batak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun