Mohon tunggu...
Alfon Aoki Anwari
Alfon Aoki Anwari Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Indonesia? Ketimpangan Digital?

16 November 2024   21:00 Diperbarui: 16 November 2024   21:04 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketimpangan digital merupakan isu penting di Indonesia, terutama di beberapa wilayah seperti Papua. Di Papua, akses internet masih sangat terbatas, sehingga sulit bagi masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal. 

Sementara di kota-kota besar internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekolah di Papua yang masih belum memiliki akses internet dan sarana teknologi yang memadai. 

Hal ini tidak hanya menghambat proses belajar-mengajar, tetapi juga membuat siswa-siswi di Papua tidak memperoleh kesempatan pendidikan yang setara dengan anak-anak di daerah yang lebih maju.

Perbandingan antara Papua dan wilayah perkotaan seperti Jakarta atau Surabaya memperlihatkan jurang kesenjangan digital yang signifikan. Di kota besar, siswa terbiasa dengan fasilitas internet yang memadai untuk membantu pembelajaran daring, sementara di Papua, bahkan akses terhadap komputer dan internet masih menjadi barang langka. 

Ketimpangan ini tidak hanya dalam pendidikan, tetapi juga menyentuh sektor ekonomi dan sosial. Sementara para pelaku usaha di kota besar dengan mudah dapat mempromosikan produk mereka melalui platform digital, pelaku usaha di Papua sulit bersaing karena akses internet yang minim.

Bayangkan seorang siswa di sebuah desa terpencil di Papua. Saat pelajaran berlangsung, ia hanya memiliki buku dan papan tulis sebagai sarana belajar, tanpa akses ke informasi tambahan melalui internet. 

Sementara di kota-kota besar, anak-anak sebaya mereka dapat mengakses materi pelajaran, tutorial video, hingga sumber daya pendidikan yang berlimpah dengan satu klik saja. Ilustrasi ini menunjukkan bagaimana ketimpangan akses digital bisa memengaruhi kualitas pendidikan dan masa depan siswa-siswa di daerah tersebut.

Contoh lain yang memperlihatkan ketimpangan digital ini terlihat pada para pelaku UMKM di Papua. Banyak dari mereka yang hanya mengandalkan pemasaran lokal karena tidak memiliki akses untuk mempromosikan produk mereka secara daring. 

Di era di mana e-commerce dan media sosial sangat berperan dalam pemasaran, keterbatasan internet menghambat perkembangan usaha kecil di wilayah Papua. Akibatnya, produk-produk mereka jarang dikenal di luar wilayahnya, dan hal ini mempengaruhi daya saing mereka di pasar yang lebih luas.

Menurut pendapat saya, ketimpangan digital di Indonesia perlu segera diatasi agar tidak terus memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi antara wilayah yang lebih maju dan daerah tertinggal seperti Papua. Pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih serius untuk menyediakan akses internet dan infrastruktur digital di seluruh wilayah Indonesia. 

Program digitalisasi nasional sebaiknya mencakup pembangunan jaringan internet di daerah-daerah terpencil, agar semua warga negara mendapatkan akses yang sama terhadap informasi dan peluang ekonomi.

Ketimpangan digital ini bisa dianalogikan seperti jalan yang penuh hambatan. Di satu sisi, kota besar memiliki "jalan tol" digital dengan akses cepat dan lancar, sementara di sisi lain, daerah seperti Papua terjebak di jalan berbatu yang hampir tidak bisa dilalui. 

Ketimpangan dalam infrastruktur digital ini membuat masyarakat di wilayah-wilayah terpencil harus bersusah payah untuk sampai ke tujuan yang sama, baik dalam pendidikan, pekerjaan, maupun usaha, yang seharusnya bisa dicapai lebih mudah dengan akses yang memadai.

Papua adalah salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, namun sangat terbatas dalam hal infrastruktur teknologi. Jalanan yang masih sulit diakses, layanan internet yang lambat, hingga keterbatasan listrik membuat perkembangan teknologi di sana tertinggal jauh dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain.

 Pemandangan di beberapa kota besar dengan gedung pencakar langit dan layanan internet super cepat sangat kontras dengan pemandangan pedesaan di Papua yang masih bergantung pada sinyal seluler yang lemah atau bahkan tidak ada akses internet sama sekali.

Ketimpangan digital yang terjadi di wilayah Papua tidak hanya memperlebar kesenjangan dalam pendidikan, tetapi juga menghambat peluang ekonomi, mempersulit akses terhadap informasi, dan pada akhirnya memperparah ketidaksetaraan sosial. 

Pemerataan akses internet dan infrastruktur digital di seluruh Indonesia sangat penting untuk mendorong pembangunan yang inklusif. Tanpa adanya langkah nyata dari pemerintah untuk mengatasi kesenjangan digital ini, ketimpangan sosial dan ekonomi antarwilayah di Indonesia akan semakin melebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun