Mohon tunggu...
Alfina Vania Ashuri
Alfina Vania Ashuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

hobi: berenang makanan favorit: bakso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hikmah di Balik Teknologi

26 Maret 2024   21:10 Diperbarui: 26 Maret 2024   21:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini, di sebuah kota kecil yang tersembunyi di antara pegunungan hijau, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Amir. Amir adalah anak yang cerdas dan penuh semangat, tetapi ia tinggal di desa yang terpencil, jauh dari kemajuan teknologi. Di desa itu, sumber media dan teknologi seperti internet atau telepon seluler bukanlah hal yang umum.
Amir selalu penasaran dengan dunia luar yang dipenuhi dengan teknologi. Ia bercita-cita menjadi seorang insinyur komputer yang handal, tetapi ia menyadari bahwa cita-citanya sulit diwujudkan di desa tempat tinggalnya.
Suatu hari, seorang wisatawan mampir ke desa Amir. Wisatawan itu membawa sebuah laptop kecil dan canggih. Amir yang melihatnya langsung terkesima. Ia mendekati wisatawan tersebut dengan penuh antusiasme dan bertanya tentang laptop tersebut.
Wisatawan itu, yang bernama Maya, Setiap hari setelah pulang sekolah, Amir suka duduk di bawah pohon mangga di halaman belakang rumahnya. Di sana, ia bercerita pada pohon mangga tentang impian dan keinginannya untuk menjelajahi dunia teknologi. Pohon mangga itu, yang sudah berusia puluhan tahun, sering menjadi pendengar setia Amir.
tersenyum ramah. Ia lalu menjelaskan kepada Amir tentang teknologi modern, internet, dan segala manfaatnya. Amir begitu terpesona dengan pengetahuan baru yang didapatinya. Maya juga memberi tahu Amir bahwa ia bisa belajar banyak hal tentang teknologi melalui internet. Amir mulai bersemangat untuk mengejar mimpinya.
Setelah Maya pergi, Amir merasa terinspirasi. Ia mulai mengumpulkan buku-buku lama tentang komputer dan internet yang ada di desanya. Dengan tekun, Amir belajar setiap hari meskipun tidak memiliki akses internet. Ia menggunakan buku-buku tersebut sebagai sumber ilmu dan panduan.
Beberapa tahun kemudian, desa Amir mulai mendapatkan akses internet. Amir, yang sudah menjadi remaja yang cerdas dan tekun, menjadi orang pertama yang memanfaatkan internet untuk belajar lebih banyak tentang teknologi. Ia bahkan mulai membuat aplikasi sederhana yang membantu warga desanya dalam kehidupan sehari-hari. Pohon mangga di halaman belakang rumahnya, yang selalu menjadi teman setia Amir, menjadi saksi atas perjuangannya. Dari bawah pohon mangga itu pula, Amir memulai perjalanan menuju mimpinya sebagai seorang insinyur komputer yang sukses.
Dari kisah Amir, kita belajar bahwa sumber media dan teknologi bukanlah halangan untuk mencapai impian. Bahkan dalam keterbatasan, semangat dan keinginan untuk belajar dapat membawa kita menuju kesuksesan. Dan terkadang, inspirasi datang dari tempat yang paling tidak terduga, seperti bawah pohon mangga yang seolah-olah menjadi sumber kebijaksanaan bagi Amir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun