Makalah:
Perencanaan Peliputan Berita Pada Media Cetak
Oleh Kelompok 3:
Syakira Alfi Zahri (2204010340)
Siti Fidella Hauri (220401106)
Zulkhairi (220401022)
Rizkiansyah Malaw (220401079)
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA A 2024
A. Peliputan Media Cetak
   Menurut Jani Yosef (2009; 13) Jurnalistik cetak (printed Journalism) ialah proses mencari, mengumpulkan, menyeleksi, menulis, dan menyebarluaskan informasi pada khalayak melalui media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, dan tabloid. Penyebaran media cetak ini di terbitkan sangat banyak, karena dilakukan secara periodik pada waktu tertentu, yaitu harian, mingguan, dwimingguan, atau bulanan.
   Peliputan dalam media cetak dapat dipahami bahwa surat kabar, majalah, dan tabloid berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Proses penerbitannya dilakukan secara berkala, tergantung pada jenis media cetaknya. Penting untuk memperhatikan susunan kalimat agar penyajian berita menjadi efektif dan komunikatif. Selain itu, perhatian terhadap penataan dan desain penempatan berita juga diperlukan untuk menciptakan tata letak berita yang menarik dan meningkatkan minat pembaca
B. Perencanaan Peliputan Berita Pada Media Cetak
   Redaksi media massa, juga portal berita, mutlak memiliki perencanaan liputan, karena rencana liputan adalah panduan bagi wartawan untuk memudahkan pekerjaan putan yang sedang atau akan dikerjakannya. Perencanaan liputan juga berfungsi sebagai penunjuk arah (guide line), sehingga wartawan bisa sampai pada titik akhir liputan, termasuk di dalamnya. apakah liputan. akan dihentikan atau diteruskan, tentu dengan syarat ketercukupan bahan dan fakta-fakta terkesan terbaru, sehingga tidak mengulang fakta sebelumnya
    Menurut AS Haris Sumadiria (2006: 94), berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik. Kita harus bisa mencari dan menciptakan berita. Berikut ini ialah bagaimana berita diduga melalui meeting: proses pencarian dan penciptaan berita sering dimulai dari ruang redaksi melalui forum rapat proyeksi. Rapat tersebut bisa berupa rapat perencanaan berita, rapat peliputan, atau rapat rutin wartawan yang dipimpin oleh koordinator liputan. Dalam rapat tersebut, wartawan mengajukan usulan liputan yang kemudian dibahas dan dipilih untuk. dijadikan berita. Rapat ini biasanya dihadiri oleh redaktur dan memiliki tujuan untuk mengkoordinasikan liputan dan menyusun agenda berita.
    Namun, untuk berita yang sifatnya tak diduga atau tiba-tiba, AS Haris Sumadiria (2006;96) menyatakan Untuk berita yang sifatnya tiba-tiba atau tak terduga, reporter atau wartawan harus pandai-pandai berburu/hunting. Sebagai pemburu, wartawan harus memiliki beberapa kemampuan dasar, yaitu memiliki kepekaan berita yang tajam (sense of news), daya pendengaran berita yang baik (hear of news), mengembangkan daya penciuman berita yang tajam (niose of news), mempunyai tatapan penglihatan berita yang jauh dan jelas (news seeing). piawai dalam melatih indra perasa berita (news filling), dan senantiasa diperkaya dengan berbagai pengalaman berita yang dipetik dan digali langsung dari lapangan (news experience).
    Terdapat tiga teknik peliputan berita, diantaranya:
1. Reportase
   Kegiatan jurnalistik yang meliput langsung ke lapangan atau ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian, lalu memulai proses meliput, mengumpulkan data dan fakta seputar peritiwa tersebut. Data dan fakta tersebut harus memenuhi unsur SW+ IH, yaitu "what", "who", "when", "where", "why" dan "how".
2. Wawancara
   Semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan sumber berita/narasumber. Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data mengenai suatu masalah/ kejadian dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Ada 2 perencanaan dalam wawancara, pertama Siapkan alat tulis dan rekam, kedua siapkan pertanyaan
3. Riset Kepustakaan
   Riset kepustakaan (studi literatur) adalah tehnik peliputan/pengumpulan data dengan mencari kliping koran, makalah-makalah, atau artikel koran, menyimak brosur brosur, membaca buku, atau menggunakan fasilitas internet.
    Hikmat dan Purnama Kusumaningrat (2007: 72-75), alur pembentukan berita melalui beberapa tahapan. Diantara mereka:
a. Rapat Desk/Bidang
b. Rapat Proyeksi
c. Penugasan/ Peliputan
D. Rapat penganggaran
e. Penulisan naskah berita
f. Editing/Penyuntingan naskah berita
g. Produksi
h. Percetakan
i. Pembaca
Kesimpulan
     Penulis dapat menyimpulkan bahwa berita yang sudah sampai di khalayak pembaca merupakan berita yang terbaik. Maksudnya, setiap berita yang ada di surat kabar ialah bukan berita sembarangan. Melainkan berita yang dari awalnya melalui seleksi, yaitu mulai dari rapat redaksi, hingga penyuntingan naskah berita yang kemudian di cetak dan disebarluaskan. Ini merupakan alur berita dari surat kabar.
Referensi
Hamson, Z. (2021). Perencanaan Liputan sebagai Indikator Ukur Kinerja Redaksi Portal Berita. Humas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 20.
Karunia, V. (2020). Media Cetak: Pengertian dan Jenisnya. Kompas.com, 1.
Mordekhay. (2009). Teknik Peliputan, Penulisan dan Penyuntingan Berita Perkotaan pada Harian Umum Berita Kota. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Esa Unggul, 1-29.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H