Mohon tunggu...
Alfiyatur Rohmah
Alfiyatur Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya ALFIYATURROHMAH hobi memasak dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Geopolitik Indonesia dan ASEAN

6 Desember 2023   23:01 Diperbarui: 12 Desember 2023   14:55 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geopolitik adalah konsep yang mengaitkan geografi dengan politik zaman sekarang. Meskipun berfokus pada geografi dan terlihat objektif, penggunaannya sebenarnya sangat dipengaruhi oleh cara pandang sosial. Artikel ini menggunakan metode kualitatif untuk menunjukkan bahwa konsep "Indo-Pasifik" yang tengah ramai dibicarakan saat ini sebenarnya merupakan hasil dari pandangan geopolitik yang dibuat oleh negara-negara tertentu yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut. 

Persaingan untuk mengontrol wilayah ini terjadi antara beberapa negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, India, Australia, dan Jepang. Indonesia, sebagai bagian yang strategis di wilayah Indo-Pasifik, berusaha menciptakan konsep geopolitik yang mendorong kerjasama dan harmoni, bukan sekadar persaingan seperti yang terjadi di Asia-Pasifik. Melalui ASEAN, Indonesia berupaya mempromosikan gagasan tentang Indo-Pasifik yang terbuka, bebas, dan inklusif dalam forum-forum internasional.

Setelah Barack Obama tidak lagi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, terjadi perubahan dalam kebijakan luar negeri AS di bawah kepemimpinan Donald Trump dari fokus "Asia-Pasifik" menjadi "Indo-Pasifik". Kebijakan Trump ini sebenarnya merupakan pengembangan dan perubahan dari strategi "Asia-Pacific rebalancing" yang diterapkan sebelumnya. 

Dilihat dari segi geopolitik, perubahan ini dari fokus "Asia-Pasifik" saat Obama (Glosserman, 2016) ke "Indo-Pasifik" saat Trump terjadi karena AS merasa adanya tantangan yang semakin besar dari Tiongkok. 

AS bertekad untuk mempertahankan dominasi global dengan meningkatkan kehadiran militer di wilayah Indo-Pasifik dan meningkatkan kerjasama strategis dengan mitra-mitra kuncinya: Jepang, Australia, dan India (Saeed, 2017). Fokus AS terhadap India juga dipengaruhi oleh kenyataan bahwa India dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi pemimpin di antara negara-negara berkembang (Chen, 2018).

Indonesia menyadari dampak pentingnya pergeseran pusat perhatian ekonomi dan geopolitik global. Secara strategis, negara ini berada pada posisi yang vital dalam geopolitik global serta merupakan jalur utama perdagangan dan energi di wilayahnya. 

Dengan menguasai empat wilayah maritim strategis seperti Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Sunda, dan Selat Ombai, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi elemen kunci dalam strategi Indo-Pasifik karena sebagai negara kepulauan, Indonesia dapat memberikan akses yang lebih luas.

Negara-negara dari Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik disarankan untuk bekerja sama dalam memonitor jalur pelayaran di wilayah tersebut. Hal ini terutama penting mengingat peningkatan aktivitas agresif Angkatan Laut Tiongkok dalam dekade terakhir. 

Indonesia percaya bahwa penting untuk mengembangkan konsep Indo-Pasifik melalui ASEAN guna mempertahankan peran sentral ASEAN serta menjadikan wilayah tersebut sebagai lingkungan yang kooperatif, inklusif, terbuka, transparan, dan sesuai dengan hukum internasional. Hal ini sangat relevan bagi Indonesia dalam mempertahankan peran sentral dan relevansi ASEAN sebagai poros Indo-Pasifik.

Mateusz Ambrozek (2017) menyatakan bahwa geopolitik tak berjalan dalam hampa, melainkan dipengaruhi oleh penambahan atau pengurangan faktor-faktor yang relevan bagi negara tertentu. 

Dengan demikian, dinamika geopolitik di suatu wilayah merupakan hasil dari konstruksi yang dilakukan oleh negara-negara di wilayah tersebut. Contohnya, dalam tulisan berjudul "The North Natuna Sea Renamed as Geopolitics of Indonesia in Natuna," Yugolastarob Komeini dkk menunjukkan bagaimana Indonesia menggunakan perubahan nama wilayah laut di sebelah utara Kepulauan Natuna sebagai langkah dalam menanggapi klaim yang dibuat oleh Tiongkok terhadap Laut Tiongkok Selatan Kawasan tersebut (Situmeang & Fadra., 2018) mencoba untuk menerapkan kembali strategi ini, yang Indonesia juga terlibat di dalamnya untuk membentuk struktur geopolitik di kawasan. Hal ini dilakukan melalui upaya membangun dan memperluas gagasan Indo-Pasifik yang sesuai dengan kebutuhan nasional, sekaligus menjunjung tinggi nilai dan norma yang telah diterapkan oleh ASEAN dalam wilayah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun