Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan kebijakan pemerintah yang sudah diterapkan di Indonesia dalam mengupayakan pemutusan rantai penularan Covid19 di ranah sekolah, kampus, dan lembaga pendidikan lainnya.
Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan besar yang dialami oleh sektor pendidikan, karena sistem pembelajaran tersebut harus melibatkan seluruh aspek pendukung keefektifan kegiatan belajar yang menempatkan jarak panjang di tengah posisi antara pembelajar dan pelajar, sehingga tidak ada interaksi langsung antara guru dengan siswa dalam memberi dan menerima ilmu pengetahuan.
Aspek pendukung untuk keefektifan Pembelajaran Jarak Jauh tersebut mencakup fasilitas media pembelajaran seperti gawai atau laptop, jaringan internet, kemudian perlu keterlibatan peran orang tua, motivasi, suasana dan tempat belajar.
Namun disebabkan oleh keragaman latar belakang yang berbeda-beda dari pihak pelajar maupun pengajar menyebabkan aspek-aspek pendukung tersebut justru tidak mendukung efektivitas kegiatan belajar. Adapun problematika yang timbul pada kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh ini, yaitu:
1. Fasilitas Media Pembelajaran Kurang Memadai
Bagi sebagian orang tua yang memiliki latar belakang ekonomi yang rendah, mereka tidak mampu memfasilitasi gawai atau laptop yang memadai. Ada yang dalam  satu keluarga hanya memiliki satu gawai, sehingga satu gawai tersebut harus difungsikan secara bergantian antara keperluan pekerjaan orang tua dengan keperluan pembelajaran sang anak.
Belum lagi jika gawai atau laptop tersebut memiliki kapasitas penyimpanan yang kecil akan sangat menyulitkan kelancaran dalam kegiatan belajar. Dilansir dalam keterangan tertulis yang diterima kompas.com Satriwan mengatakan "banyak siswa punya gawai hanya satu, itupun dipegang orang tua. Alhasil tak bisa ikut pembelajaran daring bersama temannya di siang hari."
2. Kendala Jaringan Internet
Jaringan internet menjadi sesuatu yang esensial dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh. Biasanya untuk kegiatan PJJ menggunakan aplikasi WhatsApp, Google Meeting, Zoom, Google Classroom, dll. Seluruh aplikasi pembelajaran tersebut tidak dapat diakses tanpa jaringan internet.Â
Kendala yang biasa dialami bagi sebagian guru ataupun siswa yaitu sulit menjangkau sinyal internet yang stabil disebabkan faktor daerah tempat tinggal dan  ada pula yang terkendala dengan ketidakmampuan secara finansial untuk membeli kuota internet. Dengan segala kendala yang ada menyebabkan penyampaian materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan maksimal.
3. Ketidaksesuaian Gaya Belajar
Dalam metode pembelajaran jarak jauh, siswa diberikan materi dengan salah satu cara yakni melalui teks di WhatsApp, penyampaian materi melalui aplikasi Google Meeting atau Zoom, atau melalui tontonan video dari kanal Youtube.
Menurut Bobbi De Potter dan Mike Hernacki secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar. yaitu Visual, yakni cenderung memahami pelajaran dengan melihatnya secara langsung. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar visual akan kesulitan memahami materi yang hanya diberikan dengan diperdengarkan melalui suara pada gawai dari pengajar.
Auditorial, yakni memahami sesuatu dengan mendengarkan. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar auditorial akan kesulitan memahami materi yang hanya diberikan tertulis melalui pesan teks.