Di kehidupan ini, membaca adalah hal yang wajib dilakukan agar kamu tidak tersiksa oleh pahitnya kebodohan. Sebelum mengarah pada pembahasan, kalian tau ga sih apa yang dimaksud dengan kegiatan membaca? Yuk! Simak artikel ini sampai tuntas, supaya rasa malas membacanya terberantas.
Menurut Gillet dan Temple (1986) membaca merupakan sebuah aktivitas memperoleh dan menciptakan gagasan, informasi, ide dan mental dari segala sesuatu yang dibaca. Maka, dengan kegiatan membaca sebenarnya banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh, namun seringkali kita merasa malas untuk melakukannya, alasan umumnya karena kegiatan ini terbilang membosankan.
Tapi Jangan salah! Sebelum kita berkenalan dengan buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro haram hukumnya bagi anak sastra mengucapkan kata "malas". Dalam bukunya, Burhan menyatakan bahwa seni membaca itu  melibatkan kemampuan daya pikir seperti mengamati, memahami, berimajinasi dll. Jika kamu berpikir kalau membaca itu membosankan, mungkin saja kamu belum melibatkan salah satu dari seni membaca tersebut, terutama melibatkan imajinasi.
Apa Sih Teks Fiksi Itu?
Berimajinasi atau berfantasi merupakan suatu hal yang mudah dilakukan bukan? Meski mudah dilakukan, kemampuan berimajinasi juga perlu dilatih, salah satunya dengan cara membaca teks fiksi. Fiksi menurut Alternbernd dan Lewis (1966:14) ialah prosa naratif yang bersifat imajinatif namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia. Setelah mengetahui arti dari teks fiksi, jangan mengira kalau teks fiksi itu hanya sebuah cerita khayalan semata! Karena meski unsur-unsur yang terdapat dalam narasi, yakni berupa alur, latar, tokoh cerita dll. Diciptakan dari kekuatan imajinasi, tetapi isi dan kandungan teks fiksi mengandung pengajaran pengalaman yang dapat diterapkan di dalam kehidupan nyata.
Kenali Jenis-jenis Teks Fiksi agar Pengetahuanmu TerisiÂ
Apakah kamu pernah mengunjungi toko buku, kemudian menjumpai sebuah buku yang berisi karya dongeng, novel, cerpen ataupun roman?  Nah, karya-karya tersebut merupakan suatu wujud dari teks fiksi. Menariknya, teks fiksi yang identik dengan cerita fantasi atau cerita khayalan, terdapat juga loh karya fiksi yang mendasarkan diri pada fakta. Seperti jenis fiksi historis, yang didalamnya menjadikan fakta sejarah sebagai dasar penulisan, contohnya, novel karya Buya Hamka yang sangat terkenal berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Ada pula jenis fiksi biografis, yang dasar penulisannya menggunakan fakta biografis, dan juga ada jenis fiksi sains, yang dasar penulisannya menggunakan fakta sains. Maka, pembaca tidak hanya larut mengkhayalkan kehidupan yang fiksi, tetapi juga bisa mempelajari fakta-fakta  ilmu pengetahuan berdasarkan dasar penulisan yang digunakan dalam karya teks fiksi. Gimana? Tertarik untuk membaca salah satu jenis teks fiksi tersebut?
Mau Kegiatan yang Menyenangkan? Ayo Membaca Teks Fiksi!
Siapa sih yang tidak suka menciptakan kehidupan di dalam khayalan? Semua orang pasti menyukainya, karena para peneliti menemukan bahwa dengan berkhayal, kita menciptakan angan-angan yang kita senangi dan itu dapat menimbulkan perasaan ceria. Seperti di masa kecil kita pernah melakukan kegiatan yang satu ini dengan penuh kegembiraan. Misalnya, berkhayal menjadi seorang putri yang sangat cantik, atau menjadi superhero dengan kekuatan yang hebat. Sama halnya dalam membaca teks fiksi, kegiatan ini sangat menyenangkan karena pembaca dipuaskan oleh keindahan alur kehidupan yang dapat menggerakkan emosi. Kegiatan ini juga mudah dilakukan, karena dalam aturan membacanya, seorang pembaca hanya perlu menerima efek yang ditimbulkan oleh teks literatur imajinatif dalam diri, tanpa perlu mengkritik dengan standar kebenaran dan konsistensi yang berlaku dalam komunikasi ilmiah. (Teori Pengkajian Fiksi, Burhan Nurgiyantoro).
Kenapa Sih Kita Harus Membaca Teks Fiksi?
Membaca teks fiksi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan daya imajinasi, imajinasi dapat disebut juga dengan berpikir kreatif karena dapat menciptakan sesuatu hal yang tidak bisa ditebak oleh dugaan. Kemudian, tahukah kalian bahwa berpikir kreatif sangat mempengaruhi seseorang menjadi berpikir kritis, karena menurut Burhan Nurgiyantoro, dengan berimajinasi seseorang aktif berpikir memahami, mengritisi, menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi untuk menghasilkan pemikiran.Â
Pemikiran yang bagus sangat penting untuk landasan setiap tindakan, bukan begitu teman-teman? Jadi, mulai sekarang tarik sis buku-buku fiksinya, Semongko!
Seulas Manfaat dari Membaca Teks Fiksi
Sebagai kegiatan yang menyenangkan, bukan berarti kegiatan ini menjadi hal yang sia-sia untuk dilakukan, membaca teks fiksi  sangat memberikan manfaat yang dapat dirasakan baik dalam menyikapi diri sendiri maupun orang lain. Dalam menyikapi diri sendiri, membaca teks fiksi paling efektif mengatasi stres, sebagai contoh, hal ini sering dirasakan oleh para remaja yang sedang dilanda kegalauan baik disebabkan oleh patah hati, ketidakcapaian cita-cita, konflik dengan orang tua dsb. Biasanya setelah mereka membaca karya fiksi, suasana hatinya akan terasa lebih baik dan mulai membuka lembaran baru pada setiap trauma yang dirasakan.
Adapun dalam menyikapi orang lain, membaca teks fiksi dapat meningkatkan rasa empati. Sebagai makhluk sosial, rasa empati sangat diperlukan untuk menjalin hubungan baik terhadap antar sesama, kamu bisa memulai untuk  menumbuhkan rasa empati tersebut dengan cara membaca teks fiksi, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa membayangkan cerita membantu mengaktifkan wilayah otak untuk lebih memahami orang lain dan melihat dunia dari perspektif baru.
Mulailah Membaca Teks Fiksi  Â
"jika engkau ingin mengenal dunia, maka membacalah! " --Pramoedya Ananta Toer.Â
Dengan membaca  kita akan mengenal segala aspek yang ada di dalam cakupan dunia ini. Namun dalam memahami itu semua diperlukan imajinasi untuk menghasilkan sebuah pemikiran, kemampuan imajinasi dapat dilatih melalui kegiatan membaca teks fiksi. Ada banyak jenis teks fiksi yang bisa kamu pilih untuk dijadikan santapan bacaan. Tapi, jangan sampai salah dalam memilih bacaan, ya! Pengetahuan memang berasal dari bacaan, namun tidak semua bacaan mengandung pengetahuan. Salam hangat dan tetap semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H