Mohon tunggu...
Alfiyatul Ilmiyah
Alfiyatul Ilmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis cerpen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengenalan Tadris Matematika kepada Mahasiswa Baru pada

27 Agustus 2022   12:31 Diperbarui: 27 Agustus 2022   12:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala prodi tadris matematika UIN Maulana Malik Ibrahim, mengatakan bahwa tujuan beliau sebelum menutup karirnya sebagai seorang yang bertanggung jawab atas prodi tadris matematika, yaitu untuk menjadikan akreditasi dari program studi Tadris Matematika menjadi akreditasi program studi yang 'unggul'. "Setelah dicek, semua hal sudah memenuhi kriteria (untuk menuju akreditasi unggul), tapi kecuali satu kriteria, yaitu kerjasama dengan universitas di luar negeri", ujar bapak kepala program studi pendidikan matematika, bapak Dr. Wahyu Henky Kurniawan. "saya sudah ia berhasil menghubungi salah satu universitas di Brunei dengan bantuan salah satu relasi saya, dan ini sedang proses untuk mendapatkan akses dengan salah satu universitas di taiwan", lanjutnya. Selain itu, upaya lain yang dilakukan oleh kepala program studi Tadris Matematika ini untuk memenuhi tujuan beliau, yaitu dengan pertukaran dosen dengan salah satu dosen di bali, dimana pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran secara offline (luring) dan secara online (daring).

Beliau juga memberikan beberapa tips dan pengalaman beliau sebelum menjadi sukses. Berikut ini beberapa tips sukses dari beliau, yaitu jangan pernah merasa terpaksa ketika belajar di sini tapi tetap bersyukur karena bukti bahwa kalian diterima di program studi ini adalah bukti bahwa ini merupakan rezeki kalian. Punya prinsip fotosintesis, maksudnya kamu memiliki potensi untuk membuat makanan sendiri, menghasilkan sesuatu.

Beliau juga menyampaikan bahwa matematika itu bertumpu pada kesepakatan, semua abstrak tidak ada yang konkret, matematikawan itu memiliki pola pikir deduktif, matematika itu tidak bisa disimpulkan, matematika itu konsisten, dan matematika itu simbolnya konstan.

Selain itu, ibu Dr. Marhayati Mp. Mat, sekertaris program studi Tadris Matematika, juga ambil bicara dalam 'Alpha meet and greet' 26 Agustus kemarin. Beliau menjelaskan tentang fitur-fitur yang ada dalam website siakad. Dari mulai KHS, Riwayat akademik, statistik akademik,KRS, Jadwal kuliah, SKPI, pengajuan tugas akhir, dan pengajuan SKL. Selain itu beliau juga berpesan bahwa seorang mahasiswa jika suatu waktu tidak mengikuti kuis atau nilai dibawah rata-rata, maka mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk memperbaiki nilai dan menyusul kuis yang tidak diikuti; tugas tidak akan diminta oleh para dosen, jika dosen tidak meminta tugas di hari pengumpulan kita harus mengumpulkan tugas sendiri sesuai dengan deadline yang telah ditentukan sebelumnya; jika ingin mengikuti lomba atau suatu kompetisi maka para dosen akan dengan senang hati untuk menjadi pendamping anda, dengan catatan anda mengkonfirmasi ke pihak yang bertanggung jawab agar diarahkan ke dosen dengan bidang yang kita butuhkan. Jika ingin berkonsultasi kepada dosen wali hendaknya membawa buku kepenasihatan sebagai rekap konsultasi. Pada dosen wali kita juga bisa berkonsultasi tentang MBKS apa yang akan kita ambil. Kita bisa mengambil apa yang disiapkan oleh kampus atau kita bisa mengambil proyek pemerintah, yaitu asistensi mengajar, yang memungkinkan kita akan dikirim ke tempat-tempat pelosok atau luar provinsi, namun dengan catatan mahasiswa akan mendapatkan bayaran atas asistensi mereka dalam proyek pemerintah ini.  Beliau juga menjelaskan poin-poin yang ada dalam buku kepenasihatan akademik.

Mahasiswa tadris matematika memiliki kewajiban untuk menghafal juz 30 dan ayat-ayat tentang pendidikan yang harus dihafal oleh mahasiswa fakultas Tarbiyah dan keguruan. Cara pasti untuk menghafal ini adalah dengan menghafalnya. Selain itu beliau juga menjelaskan tentang cara menghitung IPK. Lalu beliau berpesan bahwa, "untuk sukses, setengahnya kita harus pintar dalam merencanakan sesuatu dan setengah yang lain yaitu di dalam kelas (penerapannya)".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun