Anak pertama itu adalah anak yang paling didambakan oleh setiap orang tua. Mereka adalah bukti dari penyatuan pernikahan mereka. Bukti cinta, buah dari pernikahan mereka. Yang pasti anak pertama, akan menjadi anak yang paling disayang dan tentunya mereka juga akan merasa disayang.
Dengan pengalaman yang bisa dikatakan nol untuk hampir sebagian besar orang tua, dalam mengasuh anak. Mereka punya kecenderungan untuk mengiyakan hampir semua keinginan anak pertama mereka. Sehingga anak akan merasa apa saja yang ia inginkan akan dituruti. Ada juga anak pertama yang tidak dapat memiliki kesempatan seperti ini.Â
Dimana mereka tidak bisa memiliki apa yang mereka inginkan karena keadaan ekonomi keluarga yang masih belum stabil.
Lalu munculah anak kedua, dimana orang tua butuh untuk memberi perhatian lebih mereka kepada anak yang masih kecil ini. Anak pertama akan merasa kasih sayang yang seharusnya milik mereka diambil oleh adik mereka.Â
Entah seberapa bijak apapun orang tua membagi waktu dan perhatian mereka. Anak pertama tetap akan merasa kasih sayang mereka terbagi. Apalagi ekonomi keluarga yang sudah stabil, sehingga orang tua bisa memberikan keinginan anak. Anak pertama yang tidak terbiasa meminta dalam meminta sesuatu, akan merasa tidak adil, karena keinginan adiknya dituruti, sedangkan dulu, saat sebelum punya adik, dia tidak diperlukan seperti itu.
Disini bukan salah anak pertama ketika mereka tidak memahami situasi. Bukan salah  mereka juga, jika mereka merasa tidak adil. Karena mereka bukanlah orang dewasa yang akan tahu bahkan tanpa diberi tahu. Mereka bukan orang dewasa yang akan mengerti hanya dengan melihat situasi. Mereka bukan orang dewasa yang akan mengalah untuk orang yang lebih muda daripada dia.
Mereka butuh pengertian. Mereka tidak akan tahu jika orang tua diam. Jika penjelasan masih kurang beri mereka bukti dengan perilaku. Buktikan kepada mereka bahwa mereka tidak diabaikan, mereka bukan tidak disayang, mereka bukanlah anak yang tidak diinginkan. Buktikan kepada mereka bahwa mereka itu penting bagi orang tua.
Anak pertama yang tidak diberi penjelasan yang baik, di hati mereka akan tertanam bahwa mereka itu nomer dua. Disini dia akan melampiaskan kekesalan mereka kepada adik mereka, yang merupakan penyebab terbaginya kasih sayang orang tua.Â
Apa yang dilakukan adik mereka akan terlihat atau bernilai 'buruk' di mata mereka. Dia selalu akan memasangkan perbuatan baik adik mereka dengan mencuri perhatian orang tua.
Apalagi dengan ajaran orang tua dimana mereka selalu berkata mengalah, mengalah, dan mengalah kepada adik, menambahkan rasa ke-nomer-duaan diri mereka di dalam hati mereka.Â
Konflik kecil ini bisa bertahan hingga mereka tumbuh dewasa, jika antar kedua belah pihak (adik dan kakak) ada yang merasa bersalah atau mengalah atau orang tua tidak menengahi. Sampai-sampai ada rasa canggung ketika mereka bertemu atau ketika mereka berbicara, meskipun mereka berdua adalah saudara, saat mereka dewasa nanti.
Oleh karena itu, bagi orang tua entah seberapa sibuk anda nanti setelah memiliki anak kedua, jangan lupa dengan anak pertama kalian, dengan alasan mereka akan tahu situasi anda.Â
Sedangkan untuk saudara yang masih saja sampai sekarang ada rasa canggung diantara kalian karena pertengkaran masa kecil yang terjadi berulang kali dan orang tua tidak tahu atau mengira situasi kalian baik-baik saja, mungkin kalian butuh untuk berbicara baik-baik empat mata, mulai hubungan baru, lupakan apa yang terjadi di masa lalu, lalu jika masih saja terbiasa untuk bertengkar, maka mulai dari sana anda harus mulai terbiasakan untuk berbicara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI