Mohon tunggu...
Alfiyatul Ilmiyah
Alfiyatul Ilmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

apa saja yang penting seru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kata "Tidak" dalam Mendidik Anak

28 November 2022   21:40 Diperbarui: 28 November 2022   22:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak bukanlah versi kecil dari orang dewasa. Mereka perlu tahu dasar untuk tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Jika anak sudah tahu dasar, dari sana anda bisa memakai kata "tidak", untuk menghadapi mereka atau mendidik mereka.

Pada saat anak berumur 3-4 tahun dimana dia rasa keingintahuannya sedang tinggi-tingginya, dan anda mengatakan kata "tidak" pada mereka, anak akan menunjukkan respon sesuai dengan apa yang dia amati dari lingkungan di sekitarnya. 

Jika orang disekitar anak tadi, sering mengacuhkan atau menilai suatu larangan, atau kata "TIDAK" hanya sebagai kata-kata biasa saja, maka anak akan menunjukkan respon ingin tahu, kenapa perbuatan itu dikategorikan ke dalam kelompok yang kadang benar-benar tidak dilakukan atau tetap dilakukan oleh orang disekitar dia, lalu dia akan melakukan perbuatan tadi.

Jika ingin melarang suatu perbuatan kepada anak-anak maka beri dia pengertian kenapa tidak boleh, kenapa tidak bisa, dan kenapa tidak boleh ditiru dengan baik. Jika masih tetap tidak bisa beri contoh atau alihkan perhatian anak dari benda tadi. Setelah anda, memberi pengertian jauhkan benda-benda yang berhubungan dengan hal yang dilarang tadi, atau lakukan hal-hal lain yang bisa mengalihkan perhatian anak, seperti ajak dan temani dia bermain. 

Ingat anak itu orang, dan orang itu tidak ada yang mau untuk dilarang-larang. Tapi dengan anak anda bisa memakai metode "IYA...BOLEH, TAPI..." buat perjanjian dimana dengan dia melakukan larangan tadi maka dia akan kehilangan kesempatan untuk melakukan hal-hal favorit dia atau dikurangi jatah jajan dia. Disini dia akan berpikir dua kali untuk melakukan hal yang dilarang tadi. Jika dia tetap melakukan hal yang dilarang tadi, maka benar-benar lakukan kesepakatan anda dengan anak tadi, dan jangan lupa untuk mengatakan bahwa jika dia melakukan hal dilarang tadi untuk kedua kalinya, maka kesepakatannya akan lebih berat lagi. Ingat, hal yang dilarang disini jangan hal-hal yang membahayakan, tapi jika dilakukan secara terus-menerus akan berdampak buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun