Pembelajaran inkuiri adalah proses pembelajaran di mana siswa menggunakan kemampuan mereka untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara kritis, logis, dan analitis. Model pembelajaran inkuiri ini dikembangkan oleh Donald Oliver dan James P. Shaver dengan keyakinan bahwa anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tujuannya adalah mengajarkan siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis terhadap isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri, antara lain menekankan aktivitas siswa, siswa berperan dalam menemukan inti materi pelajaran, dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Tujuan pembelajaran ini adalah mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, logis, dan kritis. Dalam pendidikan, inkuiri adalah strategi pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah melalui proses berpikir kritis dan analitis. Ini juga dikenal sebagai pembelajaran konstruktif. Dalam kurikulum 2013, strategi pembelajaran inkuiri mengharuskan siswa aktif dalam proses pembelajaran dan menekankan pada proses pencarian dan penemuan oleh siswa.
Tipe-tipe Pembelajaran Inkuiri adalah serangkaian kegiatan yang menekankan pemikiran kritis dan analitis siswa untuk mencari jawaban dari masalah tertentu. Guru sebagai pengarah dan siswa sebagai obyek belajar. Ada delapan tipe pembelajaran inkuiri, antara lain
1. Guide Inquiry
Guide Inquiry adalah pembelajaran inkuiri terbimbing, di mana guru memberikan bimbingan dan petunjuk kepada siswa.
2. Modified Inquiry
Modified Inquiry adalah ketika guru memberikan permasalahan dan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
3. Free Inquiry
Free Inquiry meminta siswa untuk mengenali dan menyelesaikan berbagai masalah.
4. Inquiry Role Approach
Inquiry Role Approach membagi siswa dalam tim dengan peran berbeda.
5. Invitation Into Inquiry
Invitation Into Inquiry melibatkan siswa dalam memecahkan masalah seperti ilmuan.
6. Pictorial Riddle
Pictorial Riddle menggunakan gambar untuk meningkatkan pemikiran kritis siswa.
7. Synectics Lesson
Synectics Lesson mendorong kreativitas siswa dengan membuat bentuk kiasan.
8. Value Clarification
 Value Clarification fokus pada kejelasan tata aturan dan nilai-nilai dalam pembelajaran.
Model Pembelajaran Inkuiri adalah pembelajaran yang memiliki langkah-langkah tertentu.
Langkah pertama adalah orientasi, di mana guru mempersiapkan proses pembelajaran, memberikan penjelasan tentang topik, tujuan, dan langkah-langkah inkuiri-infusi. Guru juga merangsang siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Langkah kedua adalah merumuskan masalah, di mana guru membawa siswa untuk memecahkan sebuah teka-teki yang menantang. Siswa diminta untuk membuat rumusan masalah secara mandiri dan masalah tersebut berhubungan dengan pemahaman konsep sebelumnya.
Langkah ketiga adalah mengajukan hipotesis, di mana siswa membuat hipotesis dalam menghadapi masalah. Guru membantu dengan memberikan pertanyaan yang mendorong siswa membuat perkiraan jawaban sementara.
Langkah keempat adalah mengumpulkan data, di mana guru berperan sebagai penanya dan memotivasi siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Langkah kelima adalah menguji hipotesis,di mana siswa mengevaluasi kebenaran jawaban mereka dan membuat argumen yang didukung oleh data.
Langkah terakhir adalah merumuskan kesimpulan, di mana siswa memberikan penjelasan atau mendeskripsikan hasil yang ditemukan.
Pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan, antara lain mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar mereka, dan sesuai dengan perkembangan belajar modern. Namun, pembelajaran inkuiri juga memiliki kekurangan, seperti sulit untuk diterapkan pada siswa yang kurang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
Pada kesimpulannya, pembelajaran inkuiri memiliki langkah-langkah tertentu dan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sesuai dengan gaya belajar siswa, dan sesuai dengan perkembangan belajar modern. Namun, kekurangannya adalah sulit untuk diterapkan pada siswa kurang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
Dalam penerapan model ini, peran pendidik sangat penting karena mereka membantu dan memotivasi siswa serta mencegah kekacauan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga membantu siswa mengembangkan pola pikir ilmiah dan kreativitas. Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku setelah pembelajaran dan dapat diukur dengan angka, ulangan, ujian, atau tes. Faktor internal dan eksternal mempengaruhi hasil belajar, termasuk motivasi, lingkungan, dan faktor personal. Penting untuk memahami faktor-faktor ini agar dapat memberikan dukungan yang tepat kepada siswa dalam proses belajar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H