Mohon tunggu...
Alfiyah Rizzy Afdiquni
Alfiyah Rizzy Afdiquni Mohon Tunggu... Freelancer - Research Enthusiast

this girl loves coffee, books, discuss and you

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komparasi Islamisasi Ilmu antara Sayyid Naquib dan Ismail Raji Al-Faruqi

25 Februari 2019   19:58 Diperbarui: 25 Februari 2019   20:55 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Mengecilkan dan melimitasi fungsi ilmuwan-ilmuwan muslim tradisional dan keseluruhan tradisi Islam yang notabene menjadi langkah awal Islamisasi.

2. Kajian tradisi Islam kurang mendalam.

3. Generasi muda islam dan mahasiswa terkagum-kagum terhadap progresif Barat yang kemudian dijustifikasi dengan ayat Al-Qur'an.

Analyse:

Yang telah dilakukan Isma'il Raji Al-Faruqi mengakibatkan hilangnya identitas keilmuan islam dan menonjolkan disiplin Barat untuk kemudian direlasikan dengan keilmuan Islam. 

Saya rasa ini bertolak belakang dengan judul besar Islamisasi itu sendiri. Nabi Muhammad SAW bersabda mengenai pentingnya mempertahankan sebuah identitas agar tak menyerupai kaum lain, yang berbunyi:

"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia masuk ke bagian mereka"

Keysentences: Proyek Islamisasi Isma'il Raji Al-Faruqi VS Islamisasi Sayyidi Naquib

  1. Islamisasi yang diusung Isma'il Raji Al-Faruqi dapat diringkas menjadi beberapa poin, diantaranya:
  2. Al-Faruqi menelantarkan ilmuwan Islam yang berpendidikan tradisional.
  3. Al-Faruqi mengabaikan fakta bahwa paradigma Islam alternatif dan rekonstruksi disiplin-disiplin Islam tradisional dikuasai dengan mendalam oleh para ilmuwan tradisional.
  4. Tradisi Islam harus sesuai dengan disiplin modern.

Islamisasi yang diusung Sayyidi Naquib telah diringkas menjadi beberapa poin oleh Ismail Fajrie Alatas diantaranya:

  1. Memulai proyek islamisasi ilmu yang konkrit dengan diawali tradisi islam dan berlanjut ke disiplin modern.
  2. Penegasan pentingnya atas pengenalan kembali ilmu-ilmu fardhu'ain.
  3. Antara Ilmuwan dan Ulama tradisional muslim dan Ulama kontemporer menjadi bagian integral dalam proyek tersebut.
  4. Mendirikan International Institute of Islamic Thoughts (ISTAC) yang bermarkas di Kuala Lumpur, Malaysia.

Analyse: 

Perbedaan sudut pandang  dalam istilah yang sama akan melahirkan dua konsep tak serupa. Sah-sah saja, jikalau seseorang memiliki argument yang berseberangan satu sama lain. Sah-sah juga jika pembaca cenderung kepada satu argument dan menolak argument yang lain. Dalam hal ini, saya menyatakan pendapat mendukung proyek Islamisasi Sayyidi Naquib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun