Mohon tunggu...
Alfiyah Rizzy Afdiquni
Alfiyah Rizzy Afdiquni Mohon Tunggu... Freelancer - Research Enthusiast

this girl loves coffee, books, discuss and you

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Remedi Benar-benar Solusi Ampuh Bagi Kesulitan Belajar Siswa?

6 November 2018   06:18 Diperbarui: 6 November 2018   07:02 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapatnya suatu program pembelajaran akan menuntut transparansi nilai yang diberikan guru bersangkutan. Dari transparansi nilai, dapat diketahui dua klasifikasi nilai. Yakni, ketuntasan minimal dan kegagalan pencapaian minimal. Ketuntasan minimal adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik berhasil menuntaskan pembelajaran. 

Sedangkan kegagalan pencapaian minimal adalah tidak terpenuhinya standar minimum ketuntasan minimal pembelajaran. Untuk menindak lanjuti atas gagalnya pencapaian nilai, maka dihadirkanlah remedi. 

Remedi sendiri adalah proses untuk memperbaiki hasil pembelajaran yang tidak memenuhi kompetensi dasar minimal. Dengan remidi, diharapkan siswa yang mengalami kegagalan, dapat memperbaiki hasil pembelajarannya yang telah ia tekuni.

Lalu, apa esensi dari remedi? Apa sekedar mengejar target lembaga untuk meluluskan anak didiknya? Apakah dengan seperti itu akan menjamin kualitas akademik anak didik? Sebelum menjawab beberapa pertanyaan yang telah penulis tampilkan, perlu diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.  Apa saja faktor tersebut?

Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa terbagi menjadi dua, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari:

1. Kelemahan fisik, meliputi pancaindera, syaraf, dan lain-lain.
2. Kelemahan mental, meliputi inteligensi dan bakat.
3. Gangguan-gangguan emosional.
4. Sikap yang salah dalam mencerna materi pelajaran.
5. Belum mempunyai pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk mencerna materi secara lanjut.

Kemudian, faktor eksternal yaitu:
Situasi pembelajaran pasif.
1. Kurikulum kurang fleksibel.
2. Beban studi terlampau berat.
3. Metode pengajaran tidak menarik perhatian siswa.
4. Alat dan sumber media pembelajaran belum memadai.
5. Situasi rumah untuk me-review pelajaran tidak kondusif.

Usai mengetahui faktor-faktor yang menjadi latar belakang kesulitan belajar siswa sehingga menyebabkan kegagalan untuk meraih ketuntasan minimal, guru melaksanakan program remedi sesuai prosedur yang berlaku.

Langkah-langkah proseduralnya yakni:
1. Menelaah secara mendalam untuk memahami secara pasti masalah, kesulitan, kelemahan, letak kelemahan dan sebab utama kelemahan untuk mempertimbangkan perlunya ahli lain.
2. Memberikan alternatif tindakan: Siswa perlu mengulang bahan yang telah diberikan, diberikan bahan pengayaan atau direfer ke ahli lain.
3. Evaluasi: Untuk mengetahui seberapa prestasi belajar meningkat setelah diberi pengajaran remedial, yang diharapkan sebesar 75%. Jika belum mencapai harapan, perlu dilakukan diagnosis kembali, prognosa dan remedial lagi, sampai beberapa siklus hingga berhasil.

Jadi, keberhasilan mewujudkan program remedi bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, haruslah memperhatikan keunikan entitas individu dan prosedural yang berlaku. 

Tidak dibenarkan jikalau lembaga hanya mengejar target meluluskan siswa dan mengenyampingkan faktor-faktor dan regulasi yang sudah ditetapkan, karena dengan keadaan seperti itu, akan menyebabkan keadaan fatal, yakni siswa makin merasa berat untuk menghadapi materi selanjutnya yang sudah pasti jauh lebih tinggi dari yang sebelumnya dimana notabene pada materi sebelumnya sebenarnya masih tertatih-tatih dan dipaksa untuk lulus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun