Kompasianer, udah gak asing lagi kan istilah beauty privilege? Alias kemudahan yang didapat seseorang tanpa usaha, atau hak istimewa yang didapatkan karena dianggap lebih cantik dan menarik berdasarkan standar kecantikan masyarakat. Nah, orang-orang yang memiliki keunggulan ini diyakini bahwa  akan diberi banyak kesempatan yang tidak dimiliki orang dengan fisik standar. Nggak adil ya? Yah, kenapa sih hidup ini nggak adil? Ketimbang kamu  berusaha mati-matian agar hidupmu menjadi adil, mending kamu jalanin aja sambil lemesin. Kita bahas lebih lanjut yuk, soal mengenal  beauty privilege dan pengaruhnya.Â
Berbagai penelitian dan survei ilmiah telah membuktikan bahwa penampilan sebenarnya berhubungan langsung dengan seberapa baik seseorang diterima oleh orang lain, baik dalam lingkungan sosial maupun lingkup pekerjaan. Selain seksisme, rasisme, dan usia yang dapat mempengaruhi kualitas hidup, daya tarik fisik juga dapat menentukan.Â
Terlepas dari kepribadian, keterampilan, dan bakat. Namun pemikiran seperti inilah yang dapat menimbulkan prasangka atau diskriminasi atas dasar penampilan seseorang. Nah, ini dapat terjadi dalam berbagai kondisi termasuk saat kencan, di lingkungan sosial, dan tempat kerja. Kenapa soal privilege menjadi masalah sosial yang bahkan sampai ke-blow up di media sih?Â
Karena itu sekarnag jadinya ada dua sudut pandang yang punya privilege untuk ngebandingin kesuksesan mereka dengan yang gak punya privilege. Sementara yang nggak punya privilege mengutuk kegagalan mereka karena ketiadaan privilege yang dimiliki. Apalagi soal beauty privilege, Itu lebih parahnya  lagi. Karena beauty privilege itu kan soal fisik dan perempuan bisa jadi cuma sebagai objektifikasi sebatas fisiknya doang.Â
Emang kamu mau dinilai berdasarkan fisik saja? Bukan berdasarkan skill dan kemampuanmu? Nggak mau kan? Makanya, kita harus ngelakuin sesuatu untuk menyikapi masalah satu ini. Sebenernya, drama kayak gini tuh gak perlu. Tetapi, kalau kemudian beauty privilege itu mengarah ke diskriminasi. Maka dari itu menurut Mipow baru kita boleh menyikapinya dengan tegas. Karena kalau sudah ada diskriminasi, itu artinya sudah ada pihak yang dirugikan, Apa aja sih contoh diskriminasi dari beauty privilege yang dicontohkan oleh Mipow.Â
Contoh Diskriminasi Karena Beauty PrivilegeÂ
1. Perlakuan Istimewa di Dunia Pendidikan
Di dunia pendidikan saja, yang seharusnya kita dapat pengarahan, pelatihan dan pemahaman tentang ilmu dan banyak hal. Nah disini kita malah kadang terpaksa harus menyikapi diskriminasi akibat Beauty Privilege. Sedih kan? Contohnya nih, ada guru yang memperlakukan istimewa ke beberapa murid hanya karena mereka kelihatan lebih menarik. Hal itu juga berbahaya, karena bisa memicu terjadinya pelecehan. Makannya, supaya tidak berkelanjutan, maka kita harus kompak sama-sama memerangi ketimpangan atau diskriminasi yang terjadi.Â
2. Promosi
Diskriminasi akibat beauty privilege itu bisa kita temui waktu atasan memberlakukan promosi. Lihat aja pasti  temen kantor kamu yang penampilannya lebih menarik, wajahnya lebih cantik dapat promosi.  Sementara temen kamu yang lebih kompeten malah nggak dapet. Sucks banget sih. Tapi memang begitu kenyataan yang bakal kita hadapi di dunia kerja.Â