Hai kompasianer, siapa disini yang suka menonton Stand Up Comedy? Pasti tidak asing dengan istilah "roasting.". Beberapa komika, atau sebutan bagi orang yang melawak tunggal, kerap melakukan roasting saat membawakan materi untuk bisa memancing tawa penonton. Lantas, apa yang dimaksud dengan me-roasting? Roasting bukan teknik yang baru dalam dunia Stand Up Comedy. Dilansir dari Liveabout, komedi roasting pertama kali muncul di sebuah klub bernama New York Friars Club pada tahun 1920-an.
Kemudian pada 1949, pertama kali teknik ini dilakukan secara publik oleh Maurice Chevalier. Semenjak itulah, popularitas teknik ini semakin meningkat di kota New York. Roasting menjadi semakin mendapatkan nama setelah pada 1970-an, banyak komikan me-roasting bintang terkenal, seperti Muhammad Ali, Frank Sinatra, dan lainnya.
Di Indonesia sendiri penggunaan metode ini dalam pertunjukan stand up comedy sering dilakukan untuk menyerang komedian lain dalam sebuah kompetisi stand up comedy atau tamu undangan yang secara khusus diundang untuk di roasting yang tentunya dengan kesepakatan sebelumnya agar tidak ada pihak yang merasa sakit hati atas perkataan yang ditujukan kepada dirinya. Beberapa stand up komedian kawakan seperti Raditya dika, Ernest Prakasa, Pandji Pragiwaksono, Kiky Saputri dan lainnya adalah contoh beberapa komedian yang pernah melakukan roasting dalam materi stand up comedynya. Roasting secara harfiah diartikan sebagai “memanggang” adalah bentuk humor di mana seseorang mengeluarkan lelucon yang dimaksudkan untuk menghibur khalayak yang lebih luas.
Dalam praktiknya, teknik Stand Up Comedy ini dilakukan dengan mengolok-olok atau mengejek seseorang, namun dengan cara yang unik. Biasanya, komika akan mengeluarkan lelucon dengan tujuan “menyerang” seseorang. Walaupun begitu, lelucon yang ditujukan tidak bersifat kasar atau merendahkan orang lain. Roasting digunakan sebagai wadah para komedian, namun sekaligus untuk menyampaikan kritik politik yang dilakukannya kepada penonton.
Sebagai contoh, di Indonesia terdapat komika Kiky Saputri yang kerap menyindir dalam balutan komedi terhadap pemerintah dan pejabat yang menjadi bintang tamu di acara Stand Up Comedy. Meskipun roasting adalah bagian dari komedi, tetapi tetap ada aturan dan etika saat melakukan di atas panggung.
Pasalnya,ketika kita sembarangan me-roasting dapat membuat seseorang tersinggung dan memicu konflik. Di antaranya, aturan seseorang adalah dengan memastikan bahwa orang yang akan di-roasting setuju bahwa dirinya akan diolok-olok di depan umum. Komika juga harus tahu batasan sampai mana ia bisa me-roasting orang tersebut.
Sebelumnya, komika bisa berkonsultasi dulu kepada tamu kehormatan dan berdiskusi hal apa saja yang tidak boleh di-roasting. Sebagai contoh, komedi yang dilontarkan tidak menyinggung masa lalu atau keluarganya. Perlu diperhatikan, meski tujuannya mengejek, tapi roasting dilakukan dengan tetap menghormati tamu dengan baik atau orang yang diperolok.
Terkadang, komika atau orang yang me-roasting bisa menampilkan sisi seperti prestasi atau kebaikan dari tamu yang di-roasting dan meminta maaf se usai acara agar materinya berimbang, ya! demikian ulasan singkat mengenai istilah roasting dalam pertunjukan Stand Up Comedy semoga dapat memberikan kita pengetahuan tambahan mengenai berbagai teknik dan batasan-batasan yang perlu diingat dalam melakukan sebuah roasting terhadap siapapun baik sesama komedian, tamu undangan, maupun penonton, agar acara roasting tidak hanya sekedar acara olok-olokan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H