Mohon tunggu...
NOVA SYAID AL ZUBAYR
NOVA SYAID AL ZUBAYR Mohon Tunggu... Penulis - Pujangga

Jika Kamu Ingin Namamu Tetap Abadi, Maka Mulai Saat Ini Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Wajib" Ditinggalkan

9 Februari 2023   13:11 Diperbarui: 9 Februari 2023   14:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan rajab sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita, bulan yang penuh dengan keutamaan dan keberkahan, bulan dimana setiap amal yang kita lakukan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT. dan segala perbuatan dosa yang kita kerjakan pun akan lebih besar dosanya dari bulan-bulan lain selain bulan rajab.

Sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Radhiallahu Anhu :

"Pebuatan Maksiat yang dilakukan di waktu atau tempat yang mulia, maka hukuman dan dosanya pun akan dilipat gandakan, sesuai dengan kemuliaan tempat dan waktu tersebut"

Ada banyak sekali dalil yang memperkuat kaidah ini, salah satunya adalah firman Allah SWT didalam Q.S Al-Hajj yang artinya :

"Barang siapa bermaksud didalamnya (kota Mekkah) untuk berbuat kejahatan secara dzalim, Maka akan kami rasakan kepadanya siksaan yang sangat pedih"

Bisa kita runungi bersama, walaupun hanya sebatas memiliki niat atau keinginan berbuat dzalim ditanah haram Mekkah saja, Allah SWT sudah memberikan peringatan bahkan memberikan ancaman kepada orang yang memiliki niat buruk tersebutdengan siksaan yang sangat menyakitkan. Berbeda halnya jika hal tersebut kita lakukan diluar tanah haram, maka kita tidak akan mendapatkan hukuman sampai kedzaliman tersebut sudah kita lakukan. Begitu pula ketika kita bermaksiat, ketentuan hukum jika kita melakukan hal tersebut di bulan mulia (Rajab) tentu akan berbeda dengan ketika kita melakukannya diluar bulan tersebut.

Ada 2 hal yang akan kita langgar jika kita melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dibulan rajab :

Pertama, Melanggar larangan Allah SWT

Kedua, Menodai kehormatan bulan rajab dengan perbuatan maksiat yang kita kerjakan

Namun sayangnya, hingga pertengahan bulan rajab ini masih banyak sekali keteledoran-keteledoran yang kita lakukan, khususnya didalam beribadah. Entah karena ketidaktahuan ataupun karena terlalu bersemangat didalam menjalankannya, sehingga seringkali kita temukan orang yang rela mengorbankan ibadah yang wajib hanya demi bisa menjalankan yang sunnah.

Bahkan hingga detik ini masih banyak kita temukan, orang-orang yang sangat bersemangat untuk bangun sahur demi bisa ikut berpuasa bulan rajab dan mendapatkan segala kemuliaannya, tetapi setelah sahur ia malah kembali tidur dan akhirnya lalai tidak mengerjakan sholat subuh, naudzubillahi min dzalik.

Sesungguhnya banyak sekali ayat Al-Qur'an maupun Hadits Nabi yang membahas tentang keutamaan menjalankan shalat tepat waktu sebagaimana telah Allah firmankan didalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 103 yang artinya : "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". 

Selain itu, shalat juga menjadi hal pertama yang akan dihisab dari seorang hamba ketika berada di akhirat kelak. sebagaimana Rasulullah SAW bersabda "Yang pertama kali dihisab dari diri seorang hamba pada hari kiamat adalah amalan shalatnya, jika ibadah shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya, dan jika ibadah sholatnya buruk, maka buruk pula seluruh amalnya"

Adapun hadits-hadits yang membahas mengenai perkara ini adalah :

Pertama, Rasulullah SAW bersabda "Shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian (munfarid)"

Kedua, Abu Hurairah RA berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa pergi (berangkat) ke masjid baik di waktu pagi ataupun sore hari, maka Allah akan menyediakan baginya hidangan di surga"

Ketiga, Sahabat Anas bin Malik RA mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa shalat berjamaah di masjid dengan ikhlas karena Allah, dan selama 40 hari itu tidak pernah ketinggalan takbiratul ihram (takbir pertama), maka ia akan terbebas dari dua perkara, yaitu terbebas dari siksa api neraka dan dibebaskan dari kemunafikan"

Berkaitan dengan hal-hal yang menjadi kewajiban kita ataupun hal-hal yang telah di syariatkan kepada kita, terdapat sebuah hadits qudsi dari Rasulullah SAW yang berbunyi "Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku Cintai daripada hal-hal yang telah Aku wajibkan baginya, dan tidaklah hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amanal Sunnah hingga Aku mencintainya"

Hadits ini menekankan bahwa tidak akan amalan yang lebih mulia dibandingkan apa yang Telah Allah wajibkan terhadap hamba-Nya. Sehingga tidak masuk akal jika ada hamba yang berniat ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan Sunnah saja, namun diwaktu bersamaan ia justru meremehkan amalan-amalan yang wajib. Sedangkan amalan-amalan Sunnah itu hanyalah sebagai pelengkap dan penyempurna ketaatan kepada hal-hal yang wajib dan sebagai bukti kecintaan kita kepada Allah SWT.

Dalil lain yang menunjukkan tentang pentingnya mendahulukan yang wajib daripada yang Sunnah adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA yang berkata "Dikatakan kepada Rasulullah SAW, wahai Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah itu adalah seorang wanita yang sangat rajin beribadah Sunnah pada malam hari, berpuasa pada siang hari, suka mengerjakan berbagai kebaikan dan terbiasa bersedekah, akan tetapi ia suka mengganggu para tetangganya dengan lisannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Tidak ada satupun kebaikan darinya, dia termasuk penghuni neraka, kemudian mereka bertanya lagi, sesungguhnya si Fulanah (yang lain) hanya mengerjakan shalat wajib dan bersedekah dengan sepotong keju, namun dia tidak pernah mengganggu seorang pun, kemudia Rasuluullah SAW bersabda : Dia termasuk penghuni surga"

Dari hadits diatas kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa serajin apapun kita melaksanakan amalan-amalan Sunnah, ternyata hal tersebut tidak akan mampu menyelamatkan diri kita dari panasnya api neraka, karena di waktu yang bersamaan kita abai dan lalai dengan hak-hak dari tetangga kita.

Wallahu A'lam...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun