Mohon tunggu...
Alfius Sabon
Alfius Sabon Mohon Tunggu... Editor - Editor

Alfius Sabon

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

"Back to Nature", Mengubah Bahan Lokal Menjadi Karya Seni

30 Januari 2019   19:02 Diperbarui: 30 Januari 2019   23:29 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer, apa yang terpikirkan di benak mu saat melihat limbah kayu sisa? Pasti langsung membuangnya kan? Sayang sekali, padahal jika diolah dengan sedikit kreatifitas, limbah kayu itu bisa menjadi sumber penghasilan, lho.

Seperti yang dilakukan oleh seorang pria bernama Pius Payong Apa. Ia merupakan pekerja seni yang saat ini tinggal di kampung Kolimasang, Pulau Adonara Kabupaten Flores Timur. Awalnya ia bekerja serabutan. Memiliki keterampilan di segala bidang, ia pernah bekerja sebagai tukang bangunan, tukang kayu, tukang las besi dan saat ini menggeluti kerja seni.

Dokpri
Dokpri
Darah seni yang dibawahnya sejak lahir membuat kreatifitasnya mampu menghasilkan berbagai karya seni. Karya seni ini lahir dari pikirannya ketika melihat banyak sekali bahan lokal dikampungnya seperti kayu, buah kelapa, bambu, yang ketika tidak digunakan lalu dibuang. Ia kemudian mendapat ide membuat sisa limbah kayu tersebut menjadi suatu barang yang bernilai jual di pasaran.

Baca Juga : Destinasi Wisata Pulau Adonara Yang Belum Diketahui Orang

Menurut pria yang akrab disapa ama Aron, ia termotivasi dengan Istilah back to nature untuk menciptakan berbagai produk lokal. Menurutnya tanah air Indonesia (Nusantara) khususnya pulau Adonara telah dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tropika yang unik, kelimpahan ragam jenis pangan lokal (khas daerah) serta budaya masyarakat yang menghormati alam. maka kita memiliki modal dasar yang luar biasa besarnya untuk mengembangkan produk-produk lokal.

Dokpri
Dokpri
Adanya pencemaran alam pada air, tanah dan polusi udara, berdampak pada makanan dan hasil bumi. Penggunaan alat-alat produksi modern mengakibatkan terjadinya pencemaran unsur-unsur radikal yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Hal inilah yang kemudian mempengaruhi tatanan kehidupan manusia untuk mengubah pola pemahaman kita tentang kesehatan dan sakit.

Baca Juga : Cita Rasa Alami Kuliner Lokal Adonara Yang Wajib Anda Ketahui

Atas dasar inilah, ama Aron lalu mengembangkan produk-produk alat makan berbahan dasar lokal. Seperti sendok dari batok kelapa, piring dari kayu, teko dari bambu/batok kelapa, dan gelas dari bambu. Semuanya berbahan dasar lokal.

Dokpri
Dokpri
Selain bernilai estetika namun juga sangat higienis dan aman digunakan. Belum terkontaminasi dengan bahan kimia. Alat-alat makan seperti inilah yang digunakan nenek moyang kita dahulu sebelum mengenal tembaga, besi, keramik, melamin atau plastik, ujar ama Aron kala itu.
Dokpri
Dokpri
Sudah banyak orang yang mengapresiasi dengan membeli hasil karya seninya. Tidak hanya masyarakat seputar pulau Adonara, tapi sudah berkembang sampai ke pulau sekitarnya.

Ada pembeli dari Kota Larantuka, Maumere dan Ende. Biasanya, alasan utama orang-orang memilih peralatan makan kayu adalah karena sisi estetika, yaitu kelihatan Instagramable. Warna dan desainnya memang unik.

Dokpri
Dokpri

Ada sebuah Cafe di kota Maumere yang semua aksesoris terbuat dari bahan lokal yang dikerjakannya. Mulai dari bangunan yang terbuat dari bambu, aksesoris seperti lampu dari bambu, hiasan patung kayu sampai alat-alat makan dan minum yang terbuat dari kayu dan bambu. Unik dan estetik.

Dokpri
Dokpri
Selain membuat alat makan berbahan dasar lokal, ia juga piawai dalam seni memahat. Karya hasil pahatan berupa patung, ukir-ukiran dan pernak-pernik lainnya pun laris terjual. Semuanya dari bahan lokal yang didapatnya dari lingkungan sekitar.
Dokpri
Dokpri

Baca Juga : Padang Olais, Perbukitan Yang Diselimuti Kabut

Melalui karya-karya ini sebenarnya ia ingin mengajak orang-orang muda agar mampu berkarya. Menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi orang dan diri sendiri. Ini dapat menambah penghasilan dari barang bekas yang banyak berseliweran di lingkungan sekitar, imbuhnya.

Selain menjual produk, ama Pius ternyata memiliki tujuan memperkenalkan ke orang banyak jika peralatan menggunakan kayu lebih baik dibanding menggunakan plastik. Ama Pius berharap semua orang bisa turut menyelamatkan lingkungan tuk generasi masa depan dengan cara 3R yaitu Recycle, Reuse dan Reduce.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun