Mohon tunggu...
Alfitiana Dyah Novitasari
Alfitiana Dyah Novitasari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer/ Wiraswasta

Masalah Pasti Berlalu, Berlalu Lalang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nyamuk Hasil Rekayasa, Wolbachia, Berbahaya?

30 November 2023   07:43 Diperbarui: 30 November 2023   09:31 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyamuk hasil rekayasa, Wolbachia, mulai dilepas di lima wilayah Indonesia. Dalam keterangan resmi di laman Sehat Negeriku, dijelaskan lima wilayah yang masuk dalam pilot project adalah Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang.

Uji coba penyebaran nyamuk ini dilakukan untuk mencegah penyebaran demam berdarah.

Nyamuk hasil uji coba lab itu disebut mampu melumpuhkan virus dengue yang ada dalam nyamuk aedes aegypti. Dengan begitu diharapkan tidak menularkan penyakit lagi ke dalam tubuh manusia.

Bill Gates melalui Bill & Melinda Gates Foundation menjadi salah satu sponsor penelitian nyamuk Wolbachia ini.

Nyamuk Wolbachia memang bisa menurunkan tingkat penularan demam berdarah pada manusia. Wolbachia sebenarnya bukanlah jenis nyamuk. Wolbachia adalah bakteri yang sengaja disuntikkan ke nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah.

Tapi mungkin tak banyak yang tahu, ada ilmuwan Indonesia di balik penelitian nyamuk Wolbachia. Dia adalah Prof. dr. Adi Utarini, pengajar dan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM).

Adi Utarini pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia versi TIME di tahun 2021. Namanya berkibar mengharumkan Indonesia berkat penelitiannya tentang nyamuk.

Utarini yang bekerja sama dengan peneliti World Mosquito Program dianggap berjasa dalam menekan perkembangan demam berdarah di Yogyakarta.

Bahkan pebisnis sekaligus filantropis Melinda Gates mengagumi sosoknya. Melinda menyampaikan kekagumannya secara khusus lewat sebuah postingan di akun Instagram pribadinya @melindafrenchgates. Dalam postingan tersebut, Melinda membanggakan Adi Utarini.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan senang dengan gigitan nyamuk. Lalu saya bertemu dengan Dr. Adi Utarini," tulis mantan istri Bill Gates itu dalam postingan Instagram.

"Dalam sebuah eksperimen terobosan, ia membuktikan bahwa menginokulasi nyamuk dengan bakteri yang disebut Wolbachia dapat membantu menurunkan tingkat demam berdarah yang mematikan dengan mencegah mereka menularkan penyakit tersebut," lanjutnya.

Dalam wawancara dengan detikNews, dikutip Kamis (23/11), Adi Utarini menjelaskan penelitiannya. Mereka melakukan inokulasi nyamuk dengan Wolbachia. Bakteri ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi mampu membuat nyamuk tidak menularkan demam berdarah dari gigitannya.

Teknologi Wolbachia ini telah melalui uji efikasi dan selesai pada Agustus 2020. Bersama timnya, Adi Utarini kemudian mengimplementasikan teknologi ini di Kabupaten Sleman melalui program Si Wolly Nyaman.

"Setelah hasil uji efikasi Wolbachia selesai di Agustus 2020, saat ini kami fokus dalam implementasi teknologi Wolbachia di Kabupaten Sleman melalui program Si Wolly Nyaman, Wolbachia-Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman. Dalam program ini kami bekerja sama dengan Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan Sleman," jelasnya.

Studi ini menjadi terobosan bagi organisasi yang ia bantu. Adi Utarini menjadi yang pertama membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyakit di lingkungan masyarakat. Bersama tim WMP Yogyakarta, Adi Utarini berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sebesar 77%.

Sebelumnya, Adi Utarini juga sempat didapuk Komunitas jurnal penelitian Nature Research sebagai 10 orang yang dianggap paling berpengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tahun 2020.

Peneliti utama riset nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta Profesor Adi Utarini menyebut, nyamuk ini memang bisa menurunkan gejala demam berdarah hingga menurunkan risiko terpapar.

Tapi di luar itu, ada juga efek lain yang bisa dialami manusia karena gigitan nyamuk Wolbachia.

1. Gatal

Selayaknya gigitan nyamuk pada umumnya, rasa gatal akan muncul saat Anda digigit nyamuk Wolbachia. Rasa gatal biasanya muncul di area bekas gigitan.

Namun, tak semua orang bakal merasa gatal setelah digigit nyamuk ini. Ada juga orang-orang yang tidak merasakan gatal sama sekali.

2. Bentol

Selain gatal, bentol di bekas gigitan juga bisa dialami. Namun, sama dengan efek gatal, bentol ini juga bisa saja tidak muncul.

Jika selama ini Anda tidak pernah mengalami efek apa pun saat digigit nyamuk, maka hal itu juga akan berlaku saat digigit nyamuk ber-Wolbachia.

3. Bintik kemerahan

Bintik kemerahan bisa muncul di area bekas gigitan nyamuk ber-Wolbachia. Tapi sama dengan gatal dan bentol, efek ini juga bisa saja tidak muncul sama sekali.

Namun yang pasti, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir akan gigitan nyamuk Wolbachia. Pasalnya, bakteri Wolbachia tak akan bisa tumbuh dan berkembang biak pada tubuh manusia.

(adn30)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun