Mohon tunggu...
Alfi Syahrin
Alfi Syahrin Mohon Tunggu... Lainnya - English education '18 (Universitas Jambi)

Hanyalah seorang manusia yang menulis dan masih belajar dalam menuangkan ide ide didalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penjaga Zamrud Biru Khatulistiwa (One Eternal Patrol)

2 Mei 2021   16:36 Diperbarui: 10 Mei 2021   09:51 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar duka kembali menyelimuti Indonesia, dari sekian banyak rentetan kejadian pada awal 2021 sampai sekarang. Indonesia sekali lagi mendapat kabar duka yaitu tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 bersama dengan 53 orang anggota personel TNI AL. Kapal selam KRI Nanggala 402 tenggelam pada tanggal 24/04/2021 pada saat sedang mengikuti latihan penembakan senjata di perairan laut utara, Bali. Kabar mengejutkan tersebut menyelimuti suasana bulan Ramadhan pada tahun ini dengan kesedihan dari masyarakat, khususnya keluarga yang kehilangan. Banyak masyarakat yang berbela sungkawa dan merasakan kehilangan atas apa yang terjadi. Sebenarnya apa yang menyebabkan kapal selam KRI Nanggala 402 tenggelam? Bagaimana maintenance atau perawatan dari KRI Nanggala 402 serta sorotan dunia ?

Pendapat lain datang dari para ahli, salah satunya pakr kapal selam Wisnu Wardhana dari Institut Teknologi Sepuluh (ITS), yang mangatakan bahwa terdapat 3 faktor penyebab tenggelamnya KRI Nanggal 402 (CNN. Indonesia). Pertama, Tidak berfungsinya Air ballast kapal selam sebagai pengatur ketinggian penyelaman kapal. Ballast merupakan bagian kapal yang berfungsi sebagai penyimpanan air dan udara yang masuk dan keluar lewat katup udara. Fungsi dari air dan udara yang diisi kedalam ballast berguna untuk membuat kapal selam mengapung ataupun tenggelam di laut (Suzuki.com). Jika air ballast ini tidak berfungsi, maka air tidak keluar dari katup dan udara tidak disuntikkan kedalam tangki sehingga membuat kapal selam sulit untuk di atur ketinggiannya diatas permukaan laut dan tenggelam karena massa berat yang terisi oleh air. Kedua, tidak berfungsinya Hydroplane atau sayap di badan kapal. Hydroplane berfungi untuk mengatur arah penyelaman dan biasanya terletak di bagian buritan kapal selam (Koranpelita.com). Bagian ini menyulitkan awak kapal jika rusak, karena akan sulit mengarahkan arah penyelaman kapal ke laut yang tidak terlalu dalam.

Ketiga, Rusaknya pressure hull kapal selam sehingga membuat kapal selam hancur. pressure hull berfungsi untuk melindungi awak kapal dari tekanan hidrostatistik air laut yang besar dan suhu dingin kedalaman laut (Kompas.com). Dilansir dari CNN Indonesia, Wisnu Wardhana menyatakan jika KRI Nanggala 402 hancur karena pressure hull mengalami tekanan hidrostatistik 4 kali lebih besar dari kedalaman 200 M menjadi 800 M yang membuat pressure hull pecah. Karena Kapal selam KRI Nanggala 402 merupakan kapal selam  buatan jerman yang diproduksi pada tahun 1978 yang dipesan oleh Indonesia pada tahun 1979 dan diserahkan kepadada Indonesia pada oktober 1981 (Kompas.com). Dilihat dari tahun pembuatan, kapal selam ini cukup tua yang mana kapal ini didesain pertama kali untuk menyelam pada kedalaman 300 M, namun seiring berjalannya waktu kapal itu tidak lagi seoptimal dulu.

Maintenance dari kapal ini banyak ditanyakan oleh masyarakat kaena usianya yang terbilang sudah tua yaitu 42 tahun. Dapat dikatakan jika kapal ini memang memiliki kehebatan yang tak diragukan lagi, tetapi penggunaan kapal ini pun ada batasnya. Menurut Connie Rahakundini Bakrie, sebagai pengamat militer mengatakan jika normalnya kapal ini digunakan rata rata 25-30 tahun (vo.id). Dengan usia yang sudah cukup tua ini, perawatan yang dilakukan pada kapal tersebut harus diperhatikan dengan seksama. dilansir dari vo.id, KRI Nanggala 402 telah melakukan overhaul di korea selatan pada tahun 2012 yang lalu selama 24 bulan. Hal inilah yang diosoroti oleh dunia, yaitu media Korea selatan yang menuliskan jika KRI Nanggala 402 diservice selama 9 tahun. Media tersebut juga mengatakan seharusnya kapal sselam melakukan service setiap 6 tahun sekali, yang mana itu berarti KRI Nanggala 402 tidak melakukan perawatan sebelum mengadakan latihan (Tribunnews). Karena munculnnya berita ini juga banyak masyarakat yang berasumsi dan bertanya tanya dengan hal ini. pemerintah harusya lebih terbuka mengenai perkembangan dan bagaimana tenggelamnya KRI Nanggala 402 bisa terjadi kepada masyarakat agar tidak tersebarnya hoax mengenai kejadian ini. Walaupun media korea menulis hal tersebut, ada juga beberapa Negara yang ikut menawarkan untuk membantu Indonesia dalam mengevakuasi KRI Nanggala 402 yaitu Amerika sserikat, Malaysia, Singapura, Australia, Jerman, Turki, Perancis, India, dan Rusia.

Bagaimanapun kita sebagai masyarakat pasti ikut sedih mendengar kejadian ini. Kejadian yang begitu tiba tiba untuk Indonesia terutama keluarga yang ditinggalkan. Kita harus mendoakan dan memberi semangat pada keluarga yang ditinggalkan atas jasa TNI AL tersebut, karena 53 personel TNI AL tersebut tidak meninggal tetapi mereka berpatroli menjaga perairan Indonesia untuk selamanya. Pahlawan Indonesia untuk selamanya, One Eternal Patrol KRI Nanggala 402.

References

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun