Mohon tunggu...
Alfi Syahrin
Alfi Syahrin Mohon Tunggu... Lainnya - English education '18 (Universitas Jambi)

Hanyalah seorang manusia yang menulis dan masih belajar dalam menuangkan ide ide didalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebebasan Perempuan dari Zaman ke Zaman (International Women's Day)

14 Maret 2021   12:16 Diperbarui: 14 Maret 2021   12:34 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: internationalwomensday.com

Pada hari senin lalu tepatnya pada tanggal 9 maret 2021 merupakan hari perempuan internasional (international women's day). Mungkin di indonesia hari tersebut tidak diketahui banyak orang, meskipun begitu ada juga orang yang memperingatinya.  Banyak perempuan yang memperingati hari tersebut dengan membuat quote tentang perempuan di social media seperti twitter, facebook, instagram, snapchat dan lainnya. Alasan hari internasional perempuan diperingati sebagai kesetaraan gender serta keadilan perempuan dan lain lain. Dimana dulu perempuan di anggap tidak bisa melakukan apa-apa, dan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Walaupun diperingatinya international woman's day, sebenarnya bagaimana kebebasan perempuan indonesia berkembang didalam tatanan masyarakat.

Jika kita mendengar cerita nenek kita pada zamn dulu, mereka pasti akan menceritakan bahwa masyarakat pada zaman dulu memiliki kepercayaan jika perempuan tempatnya dirumah tepatnya di dapur. Banyak perempuan pada zaman dulu yang bersekolah hanya sampai sd kemudian menikah dan mengurus rumah tangga. Mereka diberitahu bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena pada akhirnya pendidikan tinggi akan sia-sia juga, sehingga banyak perempuan pada zaman dulu itu tidak memiliki pendidikan yang memumpuni bahkan ada yang tidak memiliki pendidikan sama sekali. Berbeda dengan zaman sekarang dimana perempuan juga bisa mempunyai pendidikan yang tinggi dan dipandang dengan hormat di masyarakat. Presepsi masyarakat mulai berubah dari waktu ke waktu dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi perempuan karena sekolah pertama dari anak kita nanti adalah ibu sehhingga hal ini secara tidak langsung merubah presepsi pendidikan perempuan di tatanan masyarakat.

Masyarakat zaman dulu juga melarang perempuan untuk bekerja terutama yang sudah menikah. Perempuan yang sudah menikah pada waktu itu hanya diperbolehkan mengurus rumah dan anak, dan hanya laki-laki yang boleh bekerja untuk mencari nafkah. Jika ada perempuan yang sudah menikah bekerja maka dianggap mempermalukan suami karena tidak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga. Pada zaman sekarang, tanggapan masyarakat pada perempuan yang bekerja sah sah saja walaupun sudah menikah. Selain itu, perempuan yang bekerja di anggap sebagai perempuan mandiri dan di anggap hebat karena mau berusaha dengan keringat sendiri. Hal ini bahkan dianggap hal yang umum di mata masyarakat jika perempuan bekerja baik itu untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga ataupun membantu suami.

Di mata masyarakat zaman dulu, perempuan tidak bebas dalam memiliki ketertarikan yang mendalam di bidang laki-laki seperti otomotif atau olahraga yang berat. Hal tersebut dianggap tabu di mata masyarakat karena biasanya bidang itu hanya dilakukan atau diperuntukan oleh laki-laki begitu. Sebagai contoh, jika ada perempuan yang menjadi otomotif atau atlet angkat besi, masyarakat biasanya memiliki presfektif yang tabu tentangg hal itu, seperti "kamu kan perempuan kenapa mau jadi otomotif/ atlet angkat besi", "kamu gak takut ini/itu", atau "kan biasanya ini kerjaan laki laki". Selain itu, hal ini juga tabu di mata orang tua yang memiliki anak perempuan, mereka lebih mengarahkan anak perempuan mereka pada hal yang lebih feminim ataupun mudah dilakukan untuk perempuan. Bahkan para orang tua melarang dengan keras jika anak perempuan mereka melakukan hal yang dilakukan oleh laki laki dan pandangan masyarakat akan menili bahwa perempuan tidak pantas melakukan hal tersebut. Berbeda dengan zaman sekarang, masyarakat mulai membuka pikiran mereka tentang hal yang dilakukan oleh wanita di bidang laki-laki. Para orang tua mulai memikirkan passion ataupun hobi anak perempuan mereka dan mendukungnya. Sebagai contoh, zaman sekarang mulai banyak atlet wanita olahraga berat, seperti bela diri ataupun angkat beban dan juga otomotif perempuan. Masyarakat pada zaman sekarang mulai mempercayai bahwa perempuan juga bisa melakukan hal yang dilakukan oleh laki-laki.

Kebebasan perempuan dari waktu ke waktu selalu berkembang, hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi, perubahan zaman, dan lingkungan. Mungkin banyak perempuan pada zaman dulu tidak memilik hak yang sama dengan laki-laki, dan mereka tidak bisa berbuat apa apa akan hal itu. Tetapi hal tersebut telah berubah apalagi di zaman milenial ini, kita sebagai perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki sehingga tidak ada lagi bagi perempuan halangan untuk berkreatifitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun