Mohon tunggu...
Alfi Syahri
Alfi Syahri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mampukah Indonesia Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0?

13 Mei 2019   22:43 Diperbarui: 13 Mei 2019   23:05 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Go-Jek dan Grab saat ini berkembang dengan pesat. Perusahaan fintech berkedok transportasi online ini sudah memiliki banyak pengguna dikarenakan layanannya yang sangat bermanfaat. Dengan data yang mereka miliki, perusahaan ini sanggup untuk memutuskan pemberian kredit pada seseorang dalam waktu hanya 15 detik," terang Kepala BPPT Hammam Riza dalam acara IAE ETALK INDUSTRI 4.0, Gedung II BPPT Jakarta, Selasa (27/03/2019). 

Hal tersebut merupakan salah satu ciri bahwa saat ini kita berada pada masa revolusi industri 4.0 dengan ciri perkembangan otomatisasi, internet of things, big data dan artificial intelligent. Tentunya akan ada banyak tantangan yang siap menghadang hingga bisa menghancurkan suatu negara, tetapi tentu dibalik tantangan akan ada peluang yang dapat dimanfaatkan hingga mampu memajukan negara. Indonesia duduk pada peringkat ke-4 di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. 

Ini adalah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk segera naik kelas," terang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara KADIN Entrepreneurship Forum di Hotel Shangri-La Jakarta pada Rabu, (27/02/2019). 

Peluang besar Indonesia yaitu pada tahun 2030-2040 akan mengalami bonus demografi yaitu penduduk usia produktif lebih banyak dibanding non-produktif. Oleh karenanya, kita sebagai calon penerus bangsa Indonesia perlu lebih mengetahui lebih lanjut tantangan-tantangan yang akan Indonesia hadapi dan bersiap memanfaatkan peluang untuk memajukan negara tercinta.

Revolusi industri adalah perubahan dalam skala besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Tercatat perubahan besar ini sudah terjadi tiga kali, dan saat ini sedang dalam masa revolusi industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan hadirnya kecerdasan buatan (artificial intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan inovasi. Kemajuan teknologi tersebut yang akan banyak menggantikan pekerjaan manusia yang ada saat ini.

Masyarakat masih banyak yang berpendapat bahwa Indonesia belum siap menghadapi revolusi ini. Tantangan terbesar dalam revolusi industri ini adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak dipungkiri bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih berkembang untuk menuju tahap yang lebih baik. Keberterimaan pendidikan yang tidak merata di setiap daerah menjadi salah satu penghambat untuk perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia. 

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkaitan dengan revolusi industri 4.0 ini perlu dipahami agar bisa dimanfaatkan bagi kemajuan Indonesia. Indonesia memiliki peluang yang besar dalam revolusi industri jika fokus pada ide kreatif dan inovatif. 

Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan revolusi industri ini. Pendidikan indonesia perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat menguasai teknologi yang akan datang. Segala bentuk penelitian dan usaha tentang revolusi industri ini perlu didukung agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Selain itu, sektor industri nasional perlu banyak diperbarui. 

Terutama dalam aspek penggunaan teknologi, karena hal itu menjadi kunci penentu daya saing. Teknologi utama yang harus dikuasai oleh Indonesia diantaranya adalah internet of things, artificial intelligence, teknologi robot dan sensor. Saat ini sedang gencar berkembang perusahaan start-up di Indonesia. Start-up dan usaha rakyat indonesia yang kreatif dan inovatif perlu mendapat dukungan dari pemerintahan agar Indonesia semakin maju.

Selain langkah strategis yang dibutuhkan. Pemerintah Indonesia harus mampu mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari revolusi industri 4.0. Salah satu contoh dampak negatifnya adalah disruptive technology. Hal tersebut akan berdampak pada hilangnya bisnis tradisional. Revolusi industri 4.0 juga mengancam berkurangnya lapangan pekerjaan karena tergantikan oleh teknologi. Oleh karena itu perlunya persiapan dalam pengambilan keputusan di pemerintah, tata kelola, dan manajemen resiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun