Mohon tunggu...
Alfirohma Laililafitri
Alfirohma Laililafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang -

Inspirator hebat saya adalah lukisan yang Maha Kuasa. Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang dan Fasilitator SEDOV Indonesia ..Gadis keren dari Wonosalam Jombang..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bukit Selo Ringgit dan Ceritanya [Part 1]

28 Oktober 2016   19:36 Diperbarui: 28 Oktober 2016   19:51 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung, pantai, danau, desa, kota atau spot foto yang menarik lainnya. Hal itu sangat fenomenal dikalangan anak muda, orang dewasa bahkan sampai anak – anak sekalipun. Terutama mendaki gunung, camping dan berfoto adalah topik yang menjadi tren pada tahun ini. Bagi mereka penghobi menjelajahi luasan hutan yang ada di negeri ini adalah hal paling mengasyikkan dan tidak ada duanya. 

Mencintai alam dengan perwujudan mendaki dan bermalam selama kurun waktu yang mereka perlukan adalah salah satu bukti mereka untuk menikmati keindahan ciptaan-Nya. Tujuan mereka menuju ketinggian itu pun beragam, ada yang hanya ingin berfoto, ada yang ingin berdoa, ada yang menjadi guide, bahkan ada yang hanya membersihkan sampah pendaki lain.

Namun hal itu, juga menjadi hobi Si Gadis Keren dari Universitas Widyagama Malang, Fakultas Pertanian asal Wonosalam – Jombang – JATIM. Meskipun dia masih memijakkan kaki di atas gunung yang hanya di Jawa Timur,itu pun tidak semua gunung.Tetapi kali ini berbeda, Si Gadis Keren ini memijakkan kakinya di bukit .... !!!. Yaahh Bukit Selo Ringgit namanya. Mungkin belum awam di berbagai daerah. Bukan hanya tempatnya tapi juga sahabat – sahabat barunya.

Awal mula rencana ini diberikan oleh sahabatnya dari SEDOV (Self Development and Motivation (Lembaga yang bekerja sama dengan Selo Ringgit Ecotourism)) yang biasa disapa dengan Mas Ali (orang dari Surabaya). Tanpa banyak tanya Si Gadis Keren ini meng-iyakan rencana itu. Tak disangka banyak orang yang tidak dikenal oleh Si Gadis Keren ini. Dengan percaya diri Si Gadis Keren ini merangkai acara nanjak tipis – tipis dan dibantu oleh sahabatnya Mas Ali.

Hari itu dimulai ! Sore hari mereka janjian tepat pukul 16.00 wib. Tiba – tiba sore itu diguyur hujan deras. Rasa kecewa itu mulai muncul, Si Gadis Keren ini bersama empat temannya berteduh di rumah warga di Dsn. Mendiro, Ds. Pangklungan, Kec. Wonosalam yang merupakan tempat tujuan acara nanjak tipis – tipis mereka. Kekecewaan dan lelah itu menyelimuti perasaan Si Gadis Keren ini, karena dia takut apabila rencananya gagal waktu itu.

Hari mulai malam menunjukkan pukul 21.00 wib. Si Gadis Keren ini masih tetap menunggu teman yang rencana ingin gabung dalam acaranya. Tetapi kali ini dia menunggu di lokasi Bukit Selo Ringgit (Camping Ground). Beberapa menit kemudian, Mas Ali dan teman – teman yang lain mulai berdatangan bergabung dengan Si Gadis Keren ini. Tidak ada lagi kecewa tapi canda yang menyelimuti perkenalan pada malam itu. Dan kami disana mulai cair dengan suasana teman baru. Saling berbagi pengalaman, pandangan pekerjaan, ilmu tali temali dan lain – lain.

Pada esok harinya, nanjak tipis – tipis itu dimulai pukul 05.00 wib tepat. Si Gadis Keren ini memulai dengan berdoa dan dibantu rekannya dari Selo Ringgit Ecotourism (pengelola lokasi ekowisata) yang menjelaskan tracking, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan selama penanjakan di Bukit Selo Ringgit. Penanjakkan itu perlangsung selama ± 1 jam. Sampai tiba di atas bukit mereka menyiapkan kompor portable, nasting dan air untuk membuat kopi panas. Berfoto, canda, tawa semua itu makin berbaur dengan indahnya di atas sana. 

Selain itu, Si Gadis Keren ini bercerita tentang apa yang ada Selo Ringgit dengan dibantu Mas Bondet (pengelola Selo Ringgit Ecotourism). Cerita itu tentang Watu Jaran, Selo Lumbung, Bukit Selo Ringgit, Coban Selo Lapis, Pegunungan Anjasmoro dan masih banyak destinasi Wonosalam yang dapat dilihat dari Bukit Selo Ringgit tersebut. 

Hingga tak terasa bercakapan mereka hampir 2 jam terlewati dan waktu itu menunjuk keharusan untuk segera turun. Sampainya di bawah mereka yang nanjak sudah di sambut dengan Nasi Bumbung yang dibakar beserta sahabat – sahabatnya nasi. Lelah pun tak terasa, karena rasa lapar terobati dengan kenikmatan makan besar dalam satu alas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah perut mereka dikenyangkan dalam acara kedua ini mereka menuju Coban Selo Lapis. Perjalanan yang membutuhkan waktu ± 30 menit ini menyegarkan tubuh mereka dengan guyuran air dari sumber mata air Pegunungan Anjasmoro. Pasang hammock dan berfoto lagi. Setelah serangkaian acara selesai mereka pulang dengan membawa pengalaman mereka masing – masing. 

Tidak hanya foto, perkenalan dan pengalaman. Sepulang dari acara nanjak tipis – tipis mereka mendapat tantangan bagaimana caranya setelah pulang dari Selo Ringgit, mereka harus tetap menjaga pertemanan yang dimulai dari Selo Ringgit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun