Sudah 2 tahun lamanya virus Covid-19 menyebarluas di tengah masyakarat. Munculnya pandemi penyakit virus Corona (Covid) 19 dimulai di kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019 lalu menyebar ke beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Virus ini membuat segala aktivitas yang sering kita lakukan di luar ruangan harus mengalami penghambatan yang signifikan.Â
Semua kegiatan yang berlangsung offline (luar jaringan) atau tatap muka terpaksa harus dilakukan secara online (dalam jaringan) melalui virtual, salah satunya aktivitas di dalam bidang pendidikan.
Salah satu dampak dari pandemi Covid-19 di dunia pendidikan adalah terhambatnya proses belajar mengajar, semua institusi pendidikan khususnya perguruan tinggi harus menerapkan pembelajaran online.Â
Sistem pembelajaran online (dalam jaringan) adalah sistem pembelajaran tanpa kehadiran langsung antara dosen dan mahasiswa, tetapi berlangsung secara online melalui jaringan internet. Para dosen harus memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya meskipun mahasiswa berada di rumah.
Sistem pembelajaran dilaksanakan dengan komputer, laptop, atau HP yang terhubung dengan jaringan internet. Para dosen juga dapat melaksanakan belajar bersama sekaligus menggunakan grup di jejaring sosial seperti WhatsApp (WA), Telegram.Â
Pembelajaran tatap muka juga dapat dilaksanakan aplikasi Zoom atau media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan cara ini, dosen dapat melibatkan para masiswa dalam pembelajaran pada waktu yang sama, meskipun tengah berada di tempat yang berbeda.
Setelah sekian lamanya melaksanakan proses belajar mengajar secara daring (dalam jaringan) dan seiring dengan penurunan kasus penyebaran virus Covid-19 di Indonesia, sebagaimana telah diumumkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, akhirnya wacana pembelajaran luring (luar jaringan) atau tatap muka kembali menjadi pertimbangan. Bahkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah memperbolehkan masyarakat untuk melepas masker di ruangan yang terbuka pada 17 Mei 2022 lalu.
Beberapa universitas di Indonesia pun mengeluarkan pengumuman bagi para mahasiswanya untuk melaksanakan pembelajaran luring seperti sediakala. Hal ini menjadi dilema bagi para mahasiswa. Ada mahasiswa yang merasa senang akan wacana ini dan ada mahasiswa yang merasa tidak bersemangat untuk kembali melaksanakan pembelajaran secara luring.
Bagi mereka yang merasa senang akan pembelajaran luring, pembelajaran daring yang selama ini dilaksanakan sangat mengalami banyak kendala. Mulai dari kendala jaringan yang seringkali dialami bagi mereka yang tinggal di pedalaman yang tidak memiliki akses internet yang baik, kendala dalam menerima materi yang diajarkan karena tak jarang ada dosen yang hanya memberikan dokumen materi saja tanpa melakukan sesi tanya jawab, dan juga biaya yang dikeluarkan pastinya lebih besar untuk membeli kuota internet atau wifi agar dapat melaksanakan pembelajaran daring secara efektif.
Namun hal ini berbanding terbalik bagi mereka yang sudah terlanjur nyaman dengan pembelajaran daring. Mereka merasa pembelajaran daring membuat waktu yang mereka miliki lebih fleksibel karena tak sedikit mahasiswa yang melaksanakan kuliah sambil kerja atau aktivitas sampingan lainnya.Â
Pembelajaran daring juga dapat dilakukan dimana saja sehingga dinilai lebih simple dan efektif. Mahasiswa juga bisa mendapatkan wawasan yang lebih luas saat pembelajaran daring karena dapat mengakses internet sehingga dapat menambah materi-materi tambahan yang belum ada di buku acuan.