Mohon tunggu...
Alfi Rahmadi
Alfi Rahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hobi saya bermain game dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Modus yang Meresahkan Masyarakat dalam Mencari Lowongan Pekerjaan Serta Penghasilan Tambahan

25 September 2024   20:21 Diperbarui: 25 September 2024   20:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

disaat banyaknya phk serta kurangnya penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari membuat banyak masyarakat berbondong-bondong mencari pekerjaan yang layak serta tambahan penghasilan, namun disaat seperti itu ada saja oknum yang memanfaatkan mereka demi keuntungan semata.
sangat ironis sekali disaat masyarakat yang harusnya mendapatkan bantuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak malah dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, inilah beberapa modus oknum dalam memperdaya para korbanya

1. Flexing pendapatan untuk tipu daya jualan kursus dan keanggotan


Di media sosial sudah tidak asing dengan orang-orang yang memamerkan pendapatan baik dari hasil media sosial maupun e-comerce namun dibalik itu semua banyak masyarakat tertarik untuk mencoba mengikutinya, hal ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk membuka kursus dan keanggotaan cara mendapatka uang di media sosial atau e-comerce dengan harga yang tidak murah.
 Memang hal ini bukan sesuatu hal yang salah, namun alangkah tidak etisnya terhadap orang-orang yang menginginkan penghasilan tambahan malah harus mengeluarkan uang.

2. Penipuan jobfair demi keuntungan dari uang pendaftaran.


Untuk para pencari lowongan pekerjaan sangat tidak asing dengan adanya event-event jobfair yang diselenggarakan beberapa pihak, melihat hal ini menjadi angin segar bagi para pencari lowongan pekerjaan namun ada beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab memenfaatkan moment tersebut dengan mengadakan job fair abal-abal mereka mencari peminat sebanyak-banyaknya dengan memasang iklan dimana-mana, menjanjikan perusahaan bonafit yang membuka lowongan disana serta jumlah lapangan pekerjaan yang sangat banyak, hal ini menjadikan daya tarik masyarakat yang sangat besar membuat orang-orang berbondong mengikuti event tersebut dan akhirnya harus mengeluarkan uang untuk biaya pendaftaranya. Memang biaya pendaftaranya tergolong kecil namun jumlah para pendaftarnya bisa ribuan bahkan puluhan ribu dikalikan saja dengan biaya pendaftaranya, oknum tersebut bisa meraih puluhan bahkan ratusan juta dalam sekali event job fair abal-abal.

3.Lowongan kerja penipuan


Modus ini marak terjadi di daerah pinggiran kota dengan memanfaatkan sebuah ruko kecil yang disulap jadi perusahaan abal-abal. oknum yang melakukan modus tersebut biasanya menawarkan lowonga pekerjaan dengan syarat yang mudah serta gajih yang tinggi, hal ini membuat banyak masyarkat banyak tertarik. Dengan banyaknya antusias masyarakat yang ingin melamar, para oknum biasanya meminta uang administrasi yang cukup besar serta mengancam para pelamar serta menahan mereke ketika tidak mau membayar uang administrasi tersebut. Setelah uang sudah dibayarkan biasanya dalam beberapa hari atau minggu perusahaan tersebut sudah tidak ada dan ruko yang mereka tempati sudah dikosongkan.

4. jual beli kontrak kerja palsu


di daerah kawasan industri sangat tidak asing dengan adanya proses jual beli kontrak kerja yang dilakukan oleh oknum nakal demi keuntungan semata, dengan uang jutaan hingga belasan juta rupiah bisa langsung masuk kerja dengan jangka waktu kontrak yang telah ditentukan. Namun ada oknum yang lebih nakal lagi mereka menjual kontrak kerja palsu mengimingi-imingi korbanya dengan sebuah pekerjaan yang tujuanya hanya untuk menipu semata.

5. Investasi bodong skema ponzi


Masyarakat yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan pasti menginginkan sekali aset-aset yang dimiliki nya menghasilkan, oleh karena itu ada beberapa oknum yang memanfaatkan momen tersebut. Mereka menjanjikan hasil yang sangat besar dan tidak masuk akal, hal ini membuat banyak masyarakat tertarik untuk menginvestasikan asetnya.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun