Pada tanggal 26 April 1986, terjadi sebuah bencana nuklir terbesar dalam sejarah di PLTN Chernobyl, kota Pripyat, Ukraina. Bencana ini menewaskan sebanyak 31 orang, dan membutuhkan lebih dari 300.000 orang untuk membantu Chernobyl dalam upaya pemulihan.
Ditaksir kerugian yang mereka dapat adalah 3,5 triliun rupiah, dan efek jangka panjang yang membuat kota ini masih tidak bisa ditinggali karena efek radiasi yang masih mampu menghancurkan kekebalan tubuh dalam waktu yang singkat.
Memang korban tewas terhitung sedikit jika dari jumlah populasi penduduk Chernobyl saat itu, namun hampir seluruh penduduk asli Chernobyl yang menyaksikan bencana itu dengan mata kepalanya sendiri, mengalami gangguan mental karena trauma terhadap suatu hal yang mengubah kehidupan tenang mereka hanya dalam hitungan detik saja.
Mereka harus terus mendatangi psikolog maupun dokter untuk memeriksa perkembangan mental, yang seharusnya berubah dan lebih baik seiring berjalannya waktu.
Radiasi nuklir memberikan efek berkepanjangan, mereka yang selamat dari radiasi ini akan mengungsi ke daerah yang jauhnya lebih dari 30 kilometer dari pusat kejadian, meninggalkan seluruh barang berharga yang mungkin bisa membahayakan mereka karena sudah terkontaminasi. Namun seiring berjalannya waktu, satu persatu dari mereka meninggal, karena efek yang sangat kuat. Mereka terkena gangguan pernafasan, tumor, leukemia, dan sebagainya.
Kebanyakan keluarga yang sudah merasa tertekan dan kemudian ditinggalkan oleh orang yang dicintainya semakin terjerumus dalam keadaan buruk. Mentalnya sangat sulit membaik, hingga beberapa dari mereka memutuskan untuk pindah permanen dari pengungsian, dan mulai kehidupan baru dengan sikap individual.
Perubahan sosialisasi mereka yang sempurna sangat kentara, karena mereka menganggap orang-orang diluar sana tidak perduli dengan apa yang mereka alami, sehingga ia harus kehilangan salah satu anggota keluarganya seperti ini.
Di samping itu, efek radiasi nuklir memang adalah suatu hal yang sangat berbahaya, atau bahkan bisa disebut sebagai hal yang paling berbahaya di dunia ini. Mereka mampu mengubah tubuh manusia menjadi monster dengan pertumbuhan sel-sel tak beraturan, atau kulit yang berubah menjadi sangat sensitif, seperti selalu mengelupas ketika bersentuhan dengan air. Ruam-ruam merah yang memenuhi seluruh tubuh, membuat mereka tampak seperti bukan manusia dengan pikiran yang sedikit tak waras.
Efek radiasi nuklir Chernobyl ini yang paling parah adalah mereka dapat merusak sel reproduksi wanita dengan sangat cepat. Sangat banyak wanita-wanita yang harus menerima kenyataan jika mereka tidak akan bisa menghasilkan keturunan karena bencana terbesar dalam sejarah ini.
Tak sedikit yang akan merasa terkucilkan dan merasa jika dirinya berbeda dari orang luar, karena mengandung adalah hal yang mustahil bagi mereka. Ini berarti, keturunan asli dari mereka, pasti akan berhenti pada generasi tersebut.
Hidup sendiri adalah hal biasa bagi para korban nuklir Chernobyl yang telah ditinggalkan para anggota keluarganya. Tak terlalu peduli pada dunia luar, dan hidup dalam kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. Mereka hanya mengandalkan rumah-rumah kecil yang mereka terima dari pemerintah Ukraina maupun Rusia, menyembunyikan diri dari dunia luar yang sebenarnya bisa merangkul mereka agar tak bersikap individual seperti itu.
Kejadian ini juga sangat berdampak pada faktor ekonomi Ukraina dan Belarusia, karena dulunya Chernobyl merupakan kota yang sangat ramai, dan menjadi pusat perbelanjaan beberapa kota di sekitarnya. Chernobyl adalah kota yang memberikan keuntungan 2-3% untuk pendapatan Ukraina, sedangkan untuk Belarusia, Chernobyl meraih 22.3% dari pendapatan Belarusia.
Efek sosial yang paling kentara bagi setiap korban adalah berubahnya kepribadian hangat menjadi kepribadian dingin yang seolah tak mau tau tentang hal disekitarnya. Gangguan mental yang membuat beberapa orang juga semakin mengucilkan mereka. Perubahan ekonomi juga melemahkan kepercayaan diri mereka, selaku masyarakat yang dulunya dikenal maju dan kaya pada masanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H