Seperti contoh di atas, kita bisa melempar pertanyaan apa saja pada teman duet siaran atau narasumber, kemudian saat mereka menjawab pertanyaan atau obrolan kita, saat itulah kita penyiar ada waktu untuk menelan air dengan waktu yang tak terbatas.
Namun yang kita bahas adalah saat penyiarnya single alias tidak ada lawan bicara secara langsung, lantas bagaimana?
Yap, tetap bisa.
Jadi yang dilakukan itu memberikan jeda waktu untuk kita menelan air liur dengan cara memberikan momen bercanda saat berinteraksi dengan pendengar radio lewat atensi. Seperti membacakan atensi request lagu dan salam-salam dari pendengar (medsos/whatsapp), itu saat membacakan pendengar yang satu dan lainnya dapat dipergunakan jeda yang tepat untuk menelan air liur.
Nah, poin ketiga ini juga erat kaitannya dengan poin pertama, yaitu mixing backsound musik yang juga harus tepat waktunya. Sehingga terdengar halus antara backsound (musik), jeda sapaan pendengar yang satu dengan lainnya, dan kebutuhan penyiar menelan air liur tersebut.
Namun tidak selalu saat penyiar mengudara ini harus menyapa pendengar, contohnya saat atensi pendengar sudah dibaca semua bagaimana? Atau juga menyampaikan informasi/berita bagaimana, kan tidak bisa bercanda?
Yah, jikalau ada momen dimana kita tidak bisa bercanda alias harus serius, sehingga yang dapat kita lakukan sebagai jeda menelan air liur adalah tanda titik alias pemberhentian paragraf yang satu ke paragraf lainnya, alias informasi yang satu ke informasi lainnya.
Pada intinya caranya sama antara dibuat bercanda atau serius, kebanyakan kita main di jeda titik dan koma dalam suatu paragraf yang satu dan paragraf lainnya untuk menelan air liur secara halus agar tetap cantik pengemasan siarannya.
***
Selengkapnya saya juga menjelaskan pada video di bawah ini: