Faktor dalam diri pendengar radio tersebut yang sering diutamakan dan diprioritaskan, membuat ia atau mereka terbiasa dengan hal itu dan akan menyebabkan tantrum, karena keinginanya tidak dapat terpenuhi atau sesuai dengan harapannya di radio.
Kedua, faktor penyiar lainnya di radio itu sendiri. Jadi selain faktor lingkungan keluarga juga jabatan alias siapa pendengar radio tersebut, hal lainnya yang menyebabkan mereka tantrum juga faktor penyiar lainnya dari perusahaan/radio itu sendiri.
Misalnya dari suatu radio itu ada sekitar lima penyiar. Kemudian dari penyiar A & B, ia sering diutamakan/diprioritaskan dengan alasan pribadi atau alasan tertentu dari penyiar tersebut. Sementara dari penyiar C, D, & E, ia tidak diutamakan/diprioritaskan dan membuat ia menjadi tantrum.
Hal tersebut disebabkan terbiasa diprioritaskan oleh penyiar A & B, tapi penyiar C, D & E tidak memprioritaskannya, sehingga tantrumnya hanya pada penyiar C, D & E, tapi kalau ke penyiar A & B, tidak.
Sebenarnya jika membahas alasan pendengar radio itu menjadi tantrum banyak macamnya, hanya yang saya sebutkan itu adalah dua faktor yang paling sering terjadi di radio selama 11 tahun saya menjadi seorang penyiar.
Nah, sesuai pengalaman sebagai penyiar radio selama 11 tahun terakhir, yang saya lakukan untuk menghadapi pendengar radio yang sedang tantrum itu dengan hanya satu cara, yaitu berikan ia waktu untuk berdamai dengan luka hatinya sendiri.
Karena kita sebagai penyiar adalah orang luar yang hanya bisa menyikapi dengan bijak atas pendengar radio yang sedang tantrum. Sementara pendengar radio yang sedang tantrum tersebut sedang berperang dengan rasa dalam dirinya sendiri. Sehingga yang dapat menyembuhkan luka hatinya itu adalah dirinya sendiri.
Kita sebagai penyiar tetaplah profesional dalam bekerja. Tidak perlu berubah dan keluar jalur/format radio hanya demi memuaskan segelintir pendengar radio yang sedang tantrum.
Walaupun pada prosesnya, kita sebagai penyiar pun juga akan sering diberikan kata-kata yang kasar, yang jorok, yang tidak pantas oleh pendengar yang sedang tantrum, bahkan terkadang sampai diteror berlebihan dan terasa tidak nyaman bagi penyiar tersebut.
Namun, sebagai pribadi yang dewasa, kita penyiar pun tidak perlu membalas dengan kata-kata yang tidak pantas kembali, karena hal tersebut juga akan memperpanjang masalah dan tidak baik untuk kelangsungan hidup di masa depan.
Percayalah, yang dapat menyembuhkan luka itu adalah waktu. Ketika luka tersebut sudah terobati oleh waktu, mereka pun yang sedang tantrum akan kembali seperti semula dan serasa tidak terjadi hal apapun di hari kemarin.