Nama panggung (on air) penyiar radio itu rata-rata ada dua kata, karena kalau satu kata dianggap terlalu sedikit, dan jika lebih dari dua pun akan sulit, rumit, juga tidak mudah diingat pendengar radio. Sehingga rata-rata nama penyiar itu dua kata.
Contoh nama dengan dua kata itu seperti Fira Azzahra. Kata satu Fira (nama depan), kata dua Azzahra (nama belakang).
Nah, dari dua kata penyiar radio itu terbagi menjadi empat;
Pertama, ada yang menggunakan nama depan adalah nama asli, sementara nama belakang adalah samaran.
Kedua, ada yang menggunakan nama depan adalah nama samaran, sementara nama belakang adalah nama asli.
Ketiga, ada yang menggunakan nama depan dan nama belakang itu adalah nama asli.
Keempat, ada yang menggunakan nama depan dan nama belakang itu adalah nama samaran.
Dari keempat pilihan tersebut kita dapat membedakan bahwa tidak semua penyiar radio itu menggunakan nama lahir/asli atau samaran. Karena kadang nama panggung penyiar radio itu juga variasinya ada nama depan dan belakang yang biasanya menggunakan nama asli atau samaran.
Saya sendiri pun sebagai penyiar radio juga mengakui bahwa nama panggung yang saya pakai adalah bukan nama lahir/asli saya, alias saya menggunakan nama samaran saat siaran radio.
Alasan saya menggunakan nama samaran tersebut juga disebabkan tuntutan profesi alias faktor kebutuhan dari manajemen atau perusahaan, yang dulu sekitar tahun 2012 merekomendasikan saya untuk menggunakan nama samaran agar lebih mudah diingat dan lebih menjual.
Nama panggung saat saya siaran radio adalah Fira Azzahra. Sementara di media sosial Facebook, channel YouTube, juga di forum Kompasiana ini, saya menggunakan nama Alfira Fembriant.