Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Permainan Masa Kecilku yang Berkesan, Mulai Boy-an, Bentengan, Boneka Barbie, hingga Lato-lato

18 Januari 2023   19:06 Diperbarui: 18 Januari 2023   19:10 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai permainan masa kecil memang suatu hal yang membuat hati terenyuh alias terharu, dimana ketika mengenang kenangan suatu masa yang telah kita lalui dan itu berkesan, pastinya kita akan merasa sedih, karena tidak dapat kembali ke masa itu.

Salah satu masa yang tak dapat terulang kembali, yaitu di masa kecil yang sangat menyenangkan tanpa tekanan dan beban hidup berarti. Kecuali ada mesin waktu ala telenovela anak-anak zaman 2000-an awal yaitu Amigos X Siempre, yang ada mesin wkatu untuk kita bisa kembali ke masa-masa tertentu dalam hidup kita.

Hai kamu anak-anak kecil era 2000-an awal, suka nonton Amigos X Siempre juga gak, atau masih ingat gak telenovelanya gimana?


Hmmm… melihat atau mendengarkan opening telenovelanya saja seperti di atas rasanya sudah dibawa terbang kembali ke masa itu ya, merinding rasanya jika mengenang masa kecil.

To the point saja ya, saya kelahiran tahun 1994, sehingga masa kecil saya ada di era 90-an akhir hingga 2000-an awal. Karena kalau 2000-an akhir saya sudah beranjak remaja dan bukan masa kecil lagi.

Pada masa-masa itu (kecil), hampir setiap hari sepulang sekolah langsung lempar seragam, lempar sepatu, lempar tas sembarangan. Belum sempat makan siang tapi langsung meluncur bebas ke rumah teman sebaya yang juga tetangga dekat rumah.

Sebagai seorang anak yang lahir dan tumbuh di pedesaan, saya dan teman-teman sebaya dulu suka memainkan banyak permainan, yaitu:

Bermain kelereng, engklek, petak umpet, boy-boyan, monopoli, ular tangga, lompat tali, tepuk kartu, senapan bambu, tamiya, layang-layang, ular naga, dakon, yo-yo, gasing, lilin lentur, bola bekel, egrang, ketapel, congklak, balap karung, brick games (gamebot), robot-robotan, bongkar pasang boneka kertas, boneka barbie, pasaran, balon bening tiup sedotan kuning, bentengan, dorong ban luar motor, ketapel, gelembung sabun, lato-lato, dan lain-lain.

Nah, dari banyaknya permainan yang telah saya lalui bersama teman-teman sebaya di masa kecil, ada beberapa permainan yang paling berkesan dan rasanya ingin mencoba mengulang kembali dewasa ini, yaitu:

Pertama, Boy-boyan

Boy-boyan (kebudayaanindonesia.net)
Boy-boyan (kebudayaanindonesia.net)

Saya memang menyukai permainan dengan kinerja tim, termasuk permainan Boy-boyan ini juga menggunakan kekuatan tim untuk bersatu dalam rangka menata batu yang kita lempar dengan bola kecil.

Di desa saya permainan ini Namanya Boy-boyan.

Cara mainnya, yaitu dibagi dua tim. Yang tim pertama (dikejar) menata batu atau semacam serpihan genteng (kereweng) yang dipersiapkan kurang lebih 10 buah, dan tim kedua (mengejar) bagian mengejar dan melempar bola ke tiap pemain tim pertama agar gugur dalam menata susunan batu tersebut.

Bola dalam hal ini terbuat dari kumpulan plastik-plastik bekas yang dijadikan satu hingga menjadi suatu bola kecil, sehingga ketika dilempar ke pemain tidak sakit.

Jadi ceritanya saat bola dilemparkan oleh tim satu, kemudian batu yang terkena bola tersebut jatuh ke tanah, disitulah mulai kejar-kejaran antara kedua tim.

Tim pertama yang melempar bola tadi harus dapat menata batu kembali seperti semula, tapi dengan diteror atau dikejar tim kedua.

Jika tim kedua yang mengejar kita dapat melempar bola ke arah pemain pertama, pemain pertama tersebut gugur. Dan yang berhak berjuang menata batu kembali adalah pemain tim pertama yang masih aktif atau belum terkena lemparan bola ke tubuhnya.

Jika tim pertama sudah terkena bola semuanya, berarti tim pertama sudah gugur, dan akhirnya permainan bergulir, yaitu tim kedua yang dikejar dan tim pertama yang mengejar.

Kedua, Bentengan

Bentengan (kissparry.com)
Bentengan (kissparry.com)

Bentengan, ini juga permainan yang masih dalam persatuan tim. Hampir sama seperti Boy-boyan tadi, kalau bentengan ini juga dibagi dua tim, hanya perbedaannya ada pada benda yang digunakan.

Kalau boy-boyan memakai benda batu/serpihan genteng juga memakai bola kreatif sendiri dari bahan plastik, sementara permainan bentengan menggunakan satu tempat yang dianggap menjadi rumah bagi masing-masing tim.

Sederhana saja, biasanya yang dipilih menjadi benteng pertahanan adalah sebuah pohon. Misalnya tim pertama bentengnya di pohon mangga, sementara tim kedua bentengnya ada di pohon jambu air.

Yang jelas, kedua pohon yang diambil menjadi benteng masing-masing ini jarak antara keduanya tidak berjauhan, melainkan berdekatan setidaknya kurang lebih 5-10 meter.

Masing-masing anggota harus berjuang untuk memegang atau menyentuh benteng lawan, karena ketika benteng lawan sudah dapat disentuh salah satu tim, anggota dari benteng yang sudah kecolongan tersebut artinya kalah.

Kemudian untuk metode pertahanan antara kedua tim, yaitu masing-masing sama-sama mengejar lawan yang keluar dari benteng, terlebih yang terlama keluar dari benteng itu lah yang dapat mati alias gugur ketika orang tersebut disentuh tim lawan yang baru keluar dari benteng.

Misalnya anggota tim satu keluar dari benteng untuk berusaha menyentuh alias membobol tim lawan, kemudian saat anggota tim pertama tersebut mendekat, tim kedua yang baru keluar benteng mengejar anggota tim pertama tersebut dan menyentuhnya, alhasil ia anggota tim pertama dinyatakan gugur.

Begitupun sebaliknya, ketika posisi sudah dalam permainan seperti ilustrasi yang disebutkan, kemudian tim kedua yang baru keluar dari benteng mengejar tim pertama, tapi anggota tim pertama lainnya juga ikut baru keluar dari benteng dan mengejar anggota dim kedua tersebut dan menyentuhnya, alhasil sebaliknya anggota tim kedua tersebut dinyatakan gugur.

Intinya kedua permainan ini yaitu Boy-boyan dan Bentengan, bagi saya adalah permainan yang asik, unik, dan menarik. Karena semua dalam tim sama-sama berjuang dan melatih kekompakan.

Beda cerita dengan permainan seperti contoh petak umpet. Permainan ini dilakukan banyak orang, hanya perjuangannya lebih berasa bagi satu yang menjadi pemeran utama mencari teman-temannya yang sedang bersembunyi.

Kemudian jika satu di antara beberapa teman lainnya ada yang dapat menyentuh benteng pertahanan awal dari si pencari petak umpet, si dia yang menjadi pencari teman-temannya pun juga dapat mengulang kembali untuk mencari teman-temannya lagi.

Jadi permainan yang demikian, menurut saya malah terkesan bullying daripada suka citanya. Karena keseruannya hanya berada pada mereka-mereka yang bersembunyi, tapi seseorang yang mencari kebingungan, gelisah, sengsara ketika harus dia lagi dan dia lagi yang bagian mencari teman-temanya sendirian.

Sehingga saya pribadi kurang suka permainan yang melibatkan satu orang menjadi pemeran utama, sebaliknya saya menyukai permainan yang jika personilnya banyak, seperti Boy-boyan atau juga Bentengan.

Ketiga, Boneka Barbie

Boneka Barbie (iStock)
Boneka Barbie (iStock)

Selain permainan grup, bukan berarti saya tidak menyukai permainan yang dimainkan individu. Semasa kecil sebagai wanita juga menyukai untuk bermain boneka barbie.

Terlebih permainan ini berkesan bagi saya, karena dengan permainan ini lah saya mempunyai cita-cita kalau besar nanti ingin menjadi seorang fashion designer . Karena saat saya kecil, saya suka membuat baju sendiri untuk boneka-boneka barbie saya.

Jika harus beli baju untuk boneka barbie, sebagai anak kecil tidak punya uang untuk itu. Minta uang buat beli baju boneka barbie saja masih harus diceramahi orang tua secara berulang.

Sehingga alternatif muncullah ide untuk membuat baju bagi boneka-boneka barbie saya sendiri. Dan malah terkadang ada teman sebaya yang menyukai desain baju boneka barbie saya, kemudian saya jual padanya, dan uangnya saya buat jajan. hehe

Baju Boneka Barbie (iStock)
Baju Boneka Barbie (iStock)

Jadi ceritanya, saya membuat baju sendiri untuk boneka-boneka barbie saya di masa kecil itu bahan atau kainnya saya ambil dari tukang jahit tetangga. Saya punya tetangga yang penjahit, dan ia sering menerima pesanan membuatkan baju bagi beberapa orang.

Nah, tiap dia menjahit baju baru, pastinya kan selalu ada sisa-sisa kain bekas yang dibuang. Dari berbagai macam kain bekas penjahit itu lah saya mengambilnya untuk saya desain ulang menjadi baju untuk boneka barbie saya.

Meskipun sisa kain-kain bekas itu tidak banyak atau cukup besar, tapi sangat cukup untuk membuat baju boneka barbie yang kecil dengan berbagai varian.

Mulai kecil memang saya suka menjahit, tapi saya tidak punya mesin jahit, termasuk menjalankan mesin jahit tetangga pun juga tidak bisa. Sehingga dulu saya menjahit baju-baju untuk boneka barbie saya, yaitu secara manual alias menjahit dengan tangan.

Namun, meskipun dari kecil saya ingin menjadi fashion designer , jalan hidup saya tidak semudah kebanyakan orang. Saya harus putus sekolah hanya sampai SMP, dan saya pun sudah harus bekerja dan membiayai pendidikan sendiri mulai SMA, S1, dan S2.

Dulu saya saat mau ke bangku perkuliahan juga sebenarnya ingin mengambil jurusan fashion designer  ini, tapi apalah daya kita yang kuliah sambil bekerja tidak punya banyak pilihan kampus yang dapat menyesuaikan dengan jam kuliah yang sambil bekerja.

Sehingga saya terpaksa memilih jurusan lain yang sekiranya jam perkuliahan dan kebijakan-kebijakan kampusnya masih dapat fleksibel dengan mahasiswi seperti saya yang kuliah sambil bekerja.

Maka dari itu, patutlah bersyukur untuk kalian yang sekolah atau kuliah masih dibiayai orang tua, atau dapat fokus dalam belajar tanpa harus sambil bekerja, bisa juga kuliah di kampus dan jurusan sesuai dengan kemauan dan keinginanmu. Tidak semua orang beruntung sepertimu, dan kamu patut bersyukur atas itu.

Dengan jalan kehidupan saya yang demikian, alhasil saya pun gagal menjadi seorang fashion designer  seperti cita-cita saya semasa kecil, dan sekarang saya malah menjadi seorang penyiar radio.

Tapi meskipun saya sekarang menjadi penyiar radio, saya tidak berkeluh kesah dengan profesi ini, melainkan saya tetap menikmatinya dan terus bersyukur atas nikmat Tuhan.

Yah, kita memang tidak bisa menebak jalan hidup seseorang ya. Tapi tetap jalani, minimalisir mengeluh, dan jangan bosan untuk terus bersyukur dengan apa yang kita punya dan dapatkan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Keempat, Lato-lato

Sebuah mainan saat saya masih kecil dulu era 2000-an awal, yaitu lato-lato. Rupanya sekarang sedang viral kembali mulai akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 ini.

Untuk permainan yang satu ini sih saya sebenarnya waktu masih kecil dulu pernah memiliki barangnya dan juga bisa memainkannya, karena saking viralnya, saya pun jadi penasaran untuk dapat memainkannya kembali di masa sekarang. Dan kebetulan ada keponakan (anaknya kakak) yang berusia delapan tahun ini sedang main ke rumah dan ia membawa lato-lato.

Wah, kesempatan nyobain lato-lato nih. Dan hasil saya memainkan lato-lato tersebut dapat dilihat pada video di bawah ini:


Gimana tanggapanmu? hehe

Salam, @Alfira_2808

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun