Beruntung saya sudah menonton perdananya, kalau tidak ya nasibnya sama seperti yang lainnya kala itu, yaitu mereka-mereka yang baru nonton film bioskop ketika mendengar review yang bagus dari yang sudah menonton sebelumnya.
Sebenarnya kalau dari segi tema Horor, bagi saya ini film tidak terlalu horor. Hanya saja makna dari alur cerita yang bagus dan terbilang relate bagi para mahasiswa/i yang sedang atau akan menempuh KKN, membuat para mahasiswa/i seluruh Indonesia berbondong-bondong ke bioskop.
Membludaknya penonton untuk film ini juga faktor terinspirasi dari cerita nyata yang sedang viral sekitar tahun 2019 lalu di media sosial, hingga tahun 2020 pun cerita viral tersebut di filmkan, tapi sempat ditunda perilisannya di tahun 2020 faktor covid-19.
Kemudian rencananya film tersebut jadi ditayangkan di bioskop pada Februari 2022, ehh tapi ternyata diundur lagi sampai menunggu momen lebaran, yaitu di akhir bulan April 2022.
Film KKN di Desa Penari ini termasuk berkesan bagi saya di tahun 2022, tapi tidak termasuk yang versi perilisan akhir Desember dengan tambahan Luwih Dowo Luwih Medeni, yang bagi saya kurang menarik.
Kedua, Ngeri-ngeri Sedap
Sebuah film yang di luar dugaan, karena saya kira hanya film komedi ala-ala seperti lainnya. Tapi ternyata film Ngeri-ngeri Sedap ini yang saya tonton di bioskop pada 04 Juni 2022, mempunyai makna tentang keluarga yang sangat erat.
Tentang orang tua yang kesepian, tentang orang tua yang merindukan anak-anaknya, tentang anak-anak yang sibuk merantau, tentang diskriminasi anak pria dan wanita, dan lain-lain.
Film ini dikemas secara apik hingga makna dari film ini bukan hanya haha hihi saja, melainkan membuat kita yang menonton tersadar akan beberapa faktor yang perlu diperbaiki dalam keluarga, baik itu ke saudara maupun pada orang tua dan sebaliknya.
Ketiga, Ivanna
Masih satu frekuensi dengan film Danur, di tahun 2022 film Ivanna pun diluncurkan, dan saya menonton film ini pada tanggal 16 Juli 2022.
Sebuah film yang identik dengan hantu tanpa kepala, karena tidak banyak film horor Indonesia yang mengambil tema itu, hingga membuat para penikmat film selalu terbayang-bayang akan sosoknya tersebut.
Dikemas secara apik dengan tema zaman penjajahan di Indonesia antara Belanda dan Jepang, membuat film ini terasa relate untuk membawa penonton ke dalam alur cerita tersebut, antara korban dan balas dendam yang tak tersampaikan.