Bahkan ketika kita memang sedang sakit pun, rasanya ingin segera sembuh untuk segera menyapa penggemar radio lagi.
Ketika kita sudah menunjukkan ketergantungan, maka job desc tersebut juga dapat diartikan sebagai hobi. Karena filosofi hobi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang tidak ingin dilewatkan tiap kesempatan di kesehariannya.
Jadi tidak salah juga bahwa kami memaknai profesi ini adalah sebagai hobi yang dibayar.
Kelima, menjadi penyiar radio adalah sebagian dari mendapatkan pahala Illahi.
Hal tersebut dapat dimaknai dengan kegiatan yang kita jalankan di kesehariannya, seperti memberikan semangat banyak orang, memberikan informasi yang positif, menghibur banyak orang dengan request lagu yang dimainkan, dan lain-lain.
Dengan rutinitas tersebut, sebagai penyiar radio merasa menjadi seseorang yang berguna dan bermanfaat bagi sesama, termasuk mengumpulkan pahala Illahi untuk selalu membuat banyak orang tersenyum di kesehariannya.
Duka Cita Menjadi Penyiar Radio
Pertama, menjadi penyiar radio harus bermain peran.
Misalnya seperti kita lagi sedih, putus cinta, kehilangan, atau bahkan sakit, dan semua yang membuat tubuh kita tak berdaya untuk beraktivitas.
Semua pekerjaan pastinya menuntut profesional karyawannya. Hanya profesi menjadi penyiar ini kan bekerjanya bukan pakai otot, melainkan otak dan strategi teknis siaran.
Sehingga untuk mempertahankan kualitas suara dan semangat dari penyiar itu lah yang sulit ditutupi ketika waktu-waktu sedang down tersebut.
Sebelum microphone menyala, kita sedang menangis tersedu-sedu misalnya. Dan saat microphone menyala, kita langsung berganti 360 derajat menjadi seseorang yang ceria dan seperti tanpa beban hidup.